Dirjen Bimas Katolik: Moderasi Beragama Menjadi Pemikiran Baru

Orientasi pelopor penguatan moderasi beragama diikuti oleh 50 wartawan dan pimpinan penerbit Katolik seluruh Indonesia.

0 157

Katolikana.comWartawan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi dan kabar baik kepada semua orang diminta untuk menulis berita yang menyejukkan.

Gereja dan pemerintah berusaha membangun praktik beragama yang sejuk dan mengayomi bangsa Indonesia yang majemuk. Terlebih media memiliki peranan penting, sehingga para pewarta katolik dapat menyaring berita yang benar dan kredibel.

Mantan menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin dan kontributor Katolikana Andreas Daris Awalistyo. Foto: Istimewa

Hal ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Suparman pada sambutan yang dibacakan oleh Direktur Urusan Agama Katolik Dirjen Bimas Katolik Aloma Sarumaha pada acara orientasi pelopor penguatan moderasi beragama yang diikuti oleh wartawan Katolik dan pimpinan penerbit Katolik seluruh Indonesia di Hotel Borobudur Jalan Lapangan Banteng Selatan Jakarta, Selasa-Jumat (5-8/12/2023).

Acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur urusan Agama Katolik Dirjen Bimas Katolik Kementerian RI Aloma Sarumaha dan diikuti 50 wartawan dan pimpinan penerbit Katolik seluruh Indonesia, termasuk awak Katolikana.

Materi selama orientasi disampaikan oleh Dirjen Bimas Katolik Suparman, Direktur Agama Katolik Aloma Sarumaha, mantan menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin dan Tim Pokja Moderasi Beragama Kementrerian Agama Republik Indonesia.

Membumikan Moderasi Agama

Moderasi Beragama terus dibumikan di Nusantara. Salah satu upaya dari Kementerian Agama melalui Pusat Kerukunan Umat Beragama dengan menggelar Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama.

Kementerian Agama saat ini berupaya hadir lebih dalam guna menginternalisasikan nilai-nilai moderasi beragama, dalam upaya menjaga dan memperkuat kerukunan umat beragama yang diharapkan akan memperkuat komitmen kebangsaan yaitu menerima Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, dan NKRI sebagai pilihan bentuk negara Indonesia.

Suparman mengajak wartawan dan pimpinan penerbit Katolik untuk bersama menjaga stabilitas kerukunan hidup umat beragama dalam menghadapi tahun politik.

“Moderasi beragama menjadi sebuah pemikiran baru yang dilahirkan oleh Kementerian Agama yang merupakan bagian dari tujuh program prioritas untuk menjaga, merawat negara kesatuan Indonesia untuk tetap moderat, tetap toleran, tetap damai, rukun dan berdaulat sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan baik,” ujar Suparman.

Menurut Suparman, ada sembilan konsep kunci moderasi beragama di antaranya: Adil, Berimbang, Menjunjung tinggi nilai luhur kemanusiaan, Menjaga kemaslahatan dan ketertiban umum, Menaati kesepakatan Bersama dan taat konstitusi, Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.

“Ketika menilai seseorang memang tidak terlepas dari nilai-nilai subjektivitas. Namun ketika kita sudah berbicara untuk kebersamaan maka kita harus mengkomunikasikan antarsubjek, sehingga muncullah sebuah kesepakatan bersama,” ujar Suparman.

“Kesepakatan bersama ini yang kita jadikan sebagai dasar dari kerukunan diantara umat beragama. Mungkin agamanya berbeda, tapi sama-sama bangsa Indonesia,” tambahnya.

Dirjen Bimas Katolik yang dilantik pada 4 Desember 2023 berharap melalui kegiatan ini peserta mampu untuk menjadi pelopor dalam penguatan Moderasi Beragama, sehingga makin banyak masyarakat yang semakin paham dalam bersikap, berperilaku, dan beragama tanpa mengesampingkan perbedaan yang ada. (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang

Leave A Reply

Your email address will not be published.