Maria Anita, Delegasi Mahasiswa Indonesia, Bicara ke Paus Frasiskus: Nikah Beda Agama Hingga Kesehatan Mental

Maria Anita, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, wakil Indonesia dalam pertemuan mahasiswa Asia-Pasifik dengan Paus Fransiskus.

0 133

Katolikana.com – Maria Anita, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, wakil Indonesia dalam pertemuan mahasiswa Asia-Pasifik dengan Paus Fransiskus secara online pada Kamis (20/6/2024), menyampaikan berbagai tantangan orang muda Katolik di Indonesia.

Acara yang digelar secara live diselenggarakan oleh Loyola College University dan Pontifical Commission for Latin America itu dihadiri delegasi mahasiswa dari negara Asia Pasifik, dari Timor Leste, Papua New Guinea, Australia, Singapore, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Jepang. Pertemuan kali ini membahas topik “Building Bridges Across Asia Pacific”.

Negara Indonesia diwakili oleh Maria Anita, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Pada awal pertemuan tersebut, Maria menyatakan bahwa sangat senang sekali bisa bertemu dengan Paus Fransiskus.

Anita mengungkapkan kebahagiaannya bisa tinggal di Indonesia, karena di Indonesia berkumpul beberapa macam suku dan juga agama.  Menurutnya di Indonesia terkumpul beberapa keberagaman, sehingga membuat Indonesia menjadi satu seperti saat ini.

Namun, menurutnya, ada hal beberapa tantangan dalam keberagaman saat ini, yakni banyaknya anak muda yang menikah beda agama. Inilah yang menjadi tantangan gereja Katolik, untuk bisa membawa anak muda kembali ke Gereja.

Maria juga mengharapkan bahwa Gereja Katolik bisa membuat sebuah gerakan, yang bisa membangkitkan iman Katolik anak muda. Dengan cara tersebut anak muda tidak akan meninggalkan Gereja Katolik, dan tetap berpegang teguh dengan ajaran iman Katolik.

Tidak hanya menggaungkan meningkatkan iman Katolik, Maria Anita juga menyatakan bahwa kesehatan mental juga sangat penting. Anak anak muda rentan pada kesehatan mentalnya, sehingga diharapkan Gereja bisa membantu anak muda yang memiliki masalah kesehatan mental.

Pertemuan kali ini sangat bermakna untuk anak muda, karena mereka bisa menyampaikan keluh kesah mereka secara langsung kepada Paus Fransiskus. (*)

 

Editor: Ageng Yudhapratama

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.