Kanonisasi Martir Damaskus Beri Harapan Perdamaian bagi Daerah Konflik

Sebelas orang tewas sebagai martir akibat penolakan iman Kristiani di Damaskus, Suriah pada tahun 1860.

0 97

Katolikana.com — Pada Senin (1/7/2024), Paus Fransiskus secara resmi menyetujui kanonisasi kepada Beato Carlo Acutis. Selain kanonisasi kepada Carlo Acutis, Paus Fransiskus juga memberikan lampu hijau kanonisasi kepada “Martir Damaskus”.

“Martir Damaskus” adalah istilah untuk merujuk sebelas orang yang tewas sebagai martir akibat penolakan iman Kristiani di daerah Suriah pada 9-10 Juli tahun 1860.

Mereka adalah Manuel Ruiz, Carmelo Bolta, Nicanor Ascanio, Nicolás M. Alberca y Torres, Pedro Soler, Engelbert Kolland, Francisco Pinazo Peñalver, Juan S. Fernández. Mereka bertujuh adalah para biarawan Fransiskan yang tewas sebagai “Martir Damaskus”.

Namun selain para biarawan Fransiskan, ada juga tiga umat awam yang tewas sebagai Martir Damaskus dalam tragedi di abad 19 tersebut. Mereka adalah Francis, Abdel Mohti, dan Raphaël Massabki.

 

Sejak 100 Tahun Lalu

Proses kanonisasi kepada “Martir Damaskus” bahkan sudah dimulai pada tahun 1926, atau sekitar 100 tahun yang lalu. Namun, kanonisasi kepada para 11 martir ini akhirnya baru benar-benar dituntaskan oleh Paus Fransiskus.

Luthfi, saudara Penjaga Tanah Suci, mengatakan bahwa kemartiran “Martir Damaskus” adalah bentuk penyerahan diri kepada Tuhan, Gereja, dan juga sesama.

“Kanonisasi yang dimulai lebih dari 160 tahun yang lalu dengan kemartiran mereka, dengan penyerahan diri dalam pelayanan kepada Tuhan, Gereja, dan saudara-saudara yang menderita, telah selesai. Kekudusan merupakan kehidupan setiap orang yang dibaptis dan merupakan puncak dari kehidupan yang dihabiskan untuk orang lain,” ujar Luthfi.

 

Harapkan Kedamaian dan Jadi Inspirasi Kekudusan

Daerah Timur Tengah khususnya daerah Suriah, kini telah menghadapi konflik yang cukup panjang. Konflik tersebut tidak kunjung usai sampai saat ini, dan telah menelan beberapa jiwa yang ada di daerah tersebut.

Dengan adanya kanonisasi tersebut, diharapkan menjadi inspirasi untuk perdamaian, khususnya di daerah Suriah yang tengah berkonflik. Selain itu, juga bisa menjadi contoh kekudusan bagi para umat, yang mana mereka tetap mempertahankan iman walaupun ditengah konflik.

Tentunya umat Katolik semakin bersyukur, karena banyak orang orang kudus yang menjadi inspirasi di zaman modern seperti ini.

 

Editor: Ageng Yudhapratama

Penulis freelance. Menyelesaikan studi jurnalistik di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Suka menuangkan ide-ide dalam sebuah tulisan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.