Piala Eropa 2024 dan Spiritualitas Iman Kekristenan Pesepakbola Mudanya

Beberapa pemain muda yang berlaga menunjukkan ekspresi iman Kekristenan

0 205

Oleh: Pran Mario Simanjuntak, Penulis, Kontributor Katolikana.com

Katolikana.com – Pesta Bola Eropa atau Piala Eropa 2024 kali ini telah memasuki babak final. Final kali ini mempertemukan Inggris melawan Spanyol. Sebelumnya, kedua negara tersebut telah mengalahkan dua negara adidaya sepakbola lainnya di semifinal, yaitu Belanda dan Prancis.

Salah satu hal menarik dari babak semifinal kemarin adalah keempat negara tersebut selain memiliki tradisi sepakbola yang kuat, juga memiliki tradisi kekristenan yang dalam di masa lampau. Meskipun saat ini, di negara-negara Eropa Barat, representasi kekristenan semakin redup jika dibandingkan dengan semangat sekulerisme.

Representasi dan semangat sekulerisme ini, tentu telah menjadi identitas baru kepada keempat negara Eropa Barat tersebut. Gerakan LBTQ+ dan turunnya jumlah umat beragama di negara-negara tersebut adalah konsekuensi dari sekulerisme. Namun, di pesta bola Eropa kali ini, benih-benih spiritualitas justru menjadi salah satu hal yang menarik untuk dibahas.

Beberapa pemain muda dari tim-tim adidaya sepakbola ini, tidak segan mengekspresikan imannya di media dan berdoa bersama sebelum memulai pertandingan. Bahkan, bukan saja pemain muda, tetapi salah satu pelatih tim negara adidaya tersebut juga mengafirmasi ekspresi iman di media-media. Sesuatu yang perlu mendapat perhatian lebih di tengah gempuran sekulerisme dan penurunan umat yang percaya pada agama.

Pembicaraan dan ekspresi spiritualitas iman para pemain muda ini sudah dimulai dari sebelum pesta bola Eropa belum berjalan.

Jika dirunut satu persatu, mungkin yang memulai adalah tim nasional Belanda. Momen menariknya dimulai ketika beberapa pemain Belanda dikumpulkan untuk melakukan wawancara satu per satu.

Salah satu pertanyaan ditanyakan dalam sebuah wawancara kepada Denzel Dumfries (bek sayap Belanda), apakah dia religius atau tidak? Denzel menjawab “Saya beragama Kristen. Para pemain beragama berkumpul sebelum pertandingan dan kami berdoa bersama. Kami menghitung berkat-berkat kami dan kami menjadi sadar betapa kami diberkati untuk berada di tempat kami sekarang.”

Mungkin ini adalah hal normal jika disampaikan orang Indonesia. Namun, ini menjadi fenomenal ketika disampaikan oleh pemain sepakbola, di mana sepakbola adalah olahraga paling populer di Eropa, dan di atas ketenarannya, Denzel jusru merepresentasikan iman kekristenan dibanding representasi sekulerisme negaranya.

Ditambah, Denzel mengatakan kalau ada banyak yang seperti dia di timnas Belanda dan berdoa bersama sebelum bertanding. Itu menunjukkan bahwa pertumbuhan iman dan spiritualitas masih terus ada di Belanda dan bahkan direpresentasikan oleh tim olahraga paling populer di negara tersebut.

Tidak berhenti di situ saja, pasca Belanda lolos ke Perempat Final waktu itu, akun resmi Tim Nasional Belanda @onsoranje membuat sebuah postingan berisi ucapan selebrasi pemain-pemain mereka. Salah dua di antaranya, adalah ungkapan ayat Alkitab dari dua pemain muda Belanda, yaitu Donyell Malen (Penyerang Belanda) dan Cody Gakpo (Penyerang).

Cody Gakpo yang juga adalah seorang Katolik, cukup sering mengekspresikan imannya di media sosial dan di pertandingan. Donyell Malen, bahkan terekam sedang membaca Alkitab di saat perjalanan tim nasional Belanda.

Penelusuran ekspresi spiritual iman tidak hanya di Belanda saja, tapi juga ada di negara Eropa Barat lainnya, seperti Inggris dan Spanyol.

Bukayo Saka, pemain muda Arsenal dan Tim Nasional Inggris sudah sering mengungkapkan imannya dan kebiasaannya dalam beragama. Saka sering mengungkapkan di media bahwa dia selalu membaca alkitab sebelum tidur. Ia mengakui (pertumbuhan) imannya membantu dia banyak dalam karir.

Bukayo Saka/Reuters

Di pertandingan melawan Swiss di perempat final, gol Saka  menjadi penyelamat inggris dari kekalahan dan membawa Inggris pada akhirnya lolos ke semifinal. Saka ketika ditanya wartawan, ‘apa yang membuat dia yakin dan tidak menyerah untuk menang?’Jawabnya adalah imannya kepada Tuhan yang membuatnya terus bahagia.

Luis De La Fuente, pelatih Tim Nasional Spanyol yang sedang hangat diperbincangkan, juga melakukan hal yang sama pada saat wawancara di Pesta Bola Eropa tahun ini. Ketika timnya digadang-gadang menjadi juara tahun ini dan bagaimana dia disorot karena cara bermain yang berkualitas, De La Fuente mengungkapkan isi doa-doanya dan imannya kepada Tuhan di media.

Tumbuhnya spiritualitas iman di kalangan pesepakbola muda, membuat kita masih punya harapan bahwa Kekristenan akan selalu bertumbuh dan terus bertumbuh.

Pemain muda yang bersinar dan masih mempunyai karir yang panjang, memiliki peranan penting dalam gerakan mengekspresikan iman. Alih-alih Jerman yang dua tahun lalu sibuk merepresentasikan LBTQ+ di Piala Dunia, sekelompok pemain Eropa saat ini justru sedang asik-asiknya menyampaikan kebenaran dan apa yang mereka punya soal iman.

Sepakbola dengan segala kemegahannya, menyisakan ruang afirmasi iman, kebenaran, dan spiritualisme melalui pemain-pemain mudanya.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Leave A Reply

Your email address will not be published.