Survei: Sepertiga Umat Katolik di Jerman Berpikir untuk Meninggalkan Gereja

Penanganan Kasus pelecehan Seksual oleh Klerus Menjadi Salah Satu Faktor

Katolikana.com—INSA Consulere, lembaga penelitian opini yang berbasis di Erfurt, Jerman, Kamis (11/3/2021) lalu merilis hasil survei yang menemukan ‘sepertiga umat Katolik Jerman sedang mempertimbangkan untuk meninggalkan Gereja’.

Survei ini dilakukan atas nama surat kabar mingguan Katolik Die Tagespost dan kantor berita Protestan Idea.

Temuan ini menegaskan temuan survei sebelumnya yang menunjukkan angka serupa.

Dari para responden umat Katolik di Jerman,  mereka menyatakan penanganan kasus pelecehan seksual oleh klerus menjadi pertimbagan mereka untuk meninggalkan gereja.

Hasil Survei  

1. 33% Mempertimbangkan untuk meninggalkan gereja karena skandal yang sedang berlangsung terkait penanganan kasus pelecehan seksual klerus.
2. 44% Menyatakan tidak akan berpaling dari Gereja.
3. 14% Menyatakan mereka ‘tidak tahu’.
4. 9% Tidak menjawab secara spesifik.

CNA Deutsch melaporkan, survei terbaru juga menemukan satu dari empat anggota gereja regional Protestan di Jerman mengatakan mereka mungkin akan “segera meninggalkan gereja.”

Pada 2019, total 272.771 umat Katolik Jerman secara resmi meninggalkan Gereja—lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Sementara data tahun 2020 belum dipublikasikan.

Kasus Pelecehan Bukan Satu-satunya Alasan

CNA Deutsch juga melaporkan studi yang dilakukan oleh Keuskupan Osnabrück di Jerman Utara mengungkap, umat Katolik dari generasi tua mengatakan kasus pelecehan oleh klerus sebagai alasan khusus meninggalkan Gereja.

Orang muda Katolik lebih cenderung membatalkan pendaftaran sebagai orang Katolik untuk menghindari membayar pajak yang wajib bagi gereja.

Tahun 2019, Gereja di Jerman menerima lebih banyak uang dalam bentuk pajak gereja daripada sebelumnya.

Pada Juli 2020, Gereja Jerman menerima 6,76 miliar euro (US$ 7,75 miliar) pada 2019, meningkat lebih dari 100 juta euro ($ 115 juta) dibandingkan 2018 di mana Gereja memperoleh 6,64 miliar euro dari pajak. Kenaikan tersebut diyakini karena pertumbuhan ekonomi Jerman pada 2019.

Jika seseorang terdaftar sebagai umat Katolik di Jerman, maka 8-9% dari pajak penghasilan mereka disumbangkan untuk Gereja.

Satu-satunya cara agar mereka dapat berhenti membayar pajak adalah dengan membuat pernyataan resmi yang membatalkan keanggotaan mereka. Mereka tidak lagi diizinkan untuk menerima sakramen atau penguburan secara Katolik.

CNA Deutsch melaporkan, kebijakan tentang sistem pajak ini menuai banyak kecaman. Beberapa uskup bahkan mengatakan perlu direformasi.

Pada awal 2016, Uskup Agung Georg Gänswein, sekretaris pribadi Benediktus XVI, mengkritik proses tersebut. Ia mengatakan penanganannya terhadap orang-orang yang tersisih dari sistem kontroversial sebagai ‘masalah serius’.

Jumlah Penganut Kristen Diprediksi Turun pada 2060

Riset yang dilakukan oleh tim dari University of Freiburg pada 2019, jumlah orang Kristen yang membayar pajak gereja di Jerman diproyeksikan berkurang setengahnya pada 2060.

Para peneliti mengatakan penurunan ini dapat diprediksi berdasarkan tiga hal.

  1. Jumlah baptisan yang menyusut di Jerman.
  2. Jumlah orang Jerman yang telah meninggalkan pendaftaran agama formal.
  3. Penurunan populasi Jerman secara keseluruhan, yang diperkirakan akan turun sebesar 21% pada 2060.

Tahun 2020, para uskup Jerman mengumumkan rencana dua tahun Sinode, mempertemukan umat awam dan uskup untuk membahas empat topik utama: cara kekuasaan dijalankan di Gereja; moralitas seksual; imamat; dan peran wanita.

Mereka mengatakan proses tersebut akan diakhiri dengan serangkaian suara yang ‘mengikat’ – menimbulkan kekhawatiran di Vatikan bahwa resolusi tersebut mungkin menantang pengajaran dan disiplin Gereja.

Sikap Paus Fransiskus

Pada Juni 2019, Paus Fransiskus mengirim surat 28 halaman kepada umat Katolik Jerman yang mendesak mereka untuk fokus pada evangelisasi dalam menghadapi “erosi yang berkembang dan kemerosotan iman.”

“Setiap kali komunitas gerejawi mencoba keluar dari masalahnya sendirian, dengan hanya mengandalkan kekuatan, metode, dan kecerdasannya sendiri, komunitas itu akhirnya memperbanyak dan memelihara kejahatan yang ingin diatasi,” tuli Paus Fransiskus.

Dalam pidatonya kepada para uskup Jerman pada tahun 2015, Paus mengatakan, “seseorang dapat benar-benar berbicara tentang erosi iman Katolik di Jerman,” mendesak mereka untuk “mengatasi pengunduran diri yang melumpuhkan.” []

Kontributor: Frans Sales SCJ.

Sumber: catholicnewsagency.com

Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); delegatus Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Palembang; pengelola Tabloid Komunio dan Majalah Fiat milik Keuskupan Agung Palembang.

JermanPaus Fransiskus
Comments (0)
Add Comment