Katolikana.com—Maria Angelita Widna atau Angel, awalnya sama sekali tidak berpikiran untuk pergi ke Jerman untuk studi. Sejak SMP, ia hanya bercita-cita untuk bisa pergi ke luar negeri saja.
Berawal dari iseng mengikuti kelas Bahasa Jerman bersama lima temannya di Pusat Studi Bahasa Jerman Universitas Gadjah Mada (UGM), membuat Angel tertarik belajar mendalami Bahasa Jerman.
Proses belajar Bahasa Jerman sempat terhenti karena Angel merasa kewalahan harus membagi waktu antara sekolah dan les.
Proses belajar lalu dilanjutkan satu tahun kemudian yaitu Lembaga Bahasa Jerman, Jalan Prawirotaman Yogyakarta. Angel belajar kembali dari level B1 hingga naik ke lebel B2.
Ketika belajar Bahasa Jerman, Angel juga merasakan kesulitan seperti menemukan pelafalan yang sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia, Grammar yang rumit, dan kesulitan mempraktekkan apa yang dipelajari.
“Aku tidak mungkin ngomong sama orang tuaku dalam Bahasa Jerman. Jadi susah prakteknya,” ucap Angel.
Tertarik Belajar Musik di Jerman
Ketertarikan pada Bahasa Jerman ini menuntun Angel makin yakin belajar musik di Jerman. Angel bercerita proses administrasi belajar di Jerman cukup memakan waktu lama.
Bulan Desember 2018, Angel mengikuti ujian Bahasa Jerman di Kedutaan Jerman, lalu mengurus Visa pada 16 April 2019.
Di tengah-tengah persiapan Angel kembali melanjutkan studinya di Jerman, kejadian pahit harus dialami Angel karena Bapaknya meninggal dunia.
Saat itu Angel harus menunda proses persiapannya hingga semuanya kembali kondusif. Penundaan ini berlangsung hingga September 2019.
Angel tidak berhenti sampai di situ, Angel melanjutkan kembali proses persiapan untuk berangkat ke Jerman. Angel menerjemahkan rapor SMA dari semester 5 dalam Bahasa Jerman.
Proses penerjemahan ini tidak sembarangan. Kedutaan Jerman di Jakarta sudah mendatangkan penerjemah legal untuk mencek dokumen Angel.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Angel juga harus menyiapkan uang yang akan digunakan untuk hidup di Jerman.
Salah satu syarat untuk bisa sekolah di Jerman harus ada uang yang dibekukan sebagai tabungan untuk hidup di Jerman.
Perjalanan belum selesai. Angel memiliki mimpi untuk sekolah di universitas musik terbaik di Jerman yaitu, Universitas Detmold.
Target: Universitas Detmold
Angel sangat terinspirasi oleh salah satu seniornya Amadeus Biga yang belajar di Universitas Detmold. Angel sebenarnya memilih masuk ke Universitas Detmold karena perpustakaannya yang besar.
“Aku itu suka banget baca buku, suka menghabiskan waktu di perpustakaan,” tambahnya.
Universitas Detmold yang berada jauh dari kota Berlin membuat Angel senang akan lingkungan dan suasananya.
Namun ketika tiba di sana, Angel kesulitan mencari apartemen. Beruntung, Angel mendapatkan informasi dari seorang teman bahwa ada keluarga Indonesia yang menyewakan kamar mereka. Tante Rini banyak membantu Angel ketika di Jerman.
Perjuangan pun Dimulai
Tiba di sana, Angel harus mengikuti banyak audisi universitas. Angel sudah berkali-kali ikut audisi namun hasilnya nihil.
Sekitar 15 kali Angel ditolak saat audisi. Hal yang dirasakan Angel saat itu adalah pikiran untuk menyerah.
Angel sangat bersikeras untuk masuk ke Universitas Detmold. Sempat diterima di salah satu Akademi Musik, Angel tetap mencoba kesempatan terakhirnya di Universitas Detmold.
Tak disangka, pemberitahuan melalui e-mail pun datang. Angel terkejut menemui tulisan bahwa diterima di universitas tersebut.
Angel yang berkelana di Jerman untuk mengejar mimpinya menjadi pedagog. Memilih jurusan atau program studi musik pedagogik ini tentunya terdapat sebuah alasan.
Angel sama sekali tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi solois yang tampil di sebuah panggung.
Setiap kali hendak ke panggung, Angel akan merasa mual dan sering ke toilet. Angel tidak menemukan jiwanya untuk tampil di atas panggung.
Musik pedagogik menjadi salah satu impiannya karena Angel senang mengajar orang, senang bermain dengan anak kecil, senang belajar teori-teori musik.
Elementary Music Pedagogic khusus anak-anak adalah fokus yang ia tempuh sekarang. Kesukaannya pada anak kecil mendorong dia mendalami bidang itu.
Dia ingin mengupayakan anak-anak dapat menyukai musik klasik sejak kecil dan membuat mereka fokus bermain musik sehingga dapat menjadi pemusik profesional.
Dukungan Keluarga
Hasil yang diterima Angel tidak lepas dari dukungan keluarganya. Sebelum berangkat ke Jerman, dia berjanji untuk tidak mengecewakan keluarga, teman-teman yang selama ini sudah mendukungnya.
Sedari awal Angel memilih Jerman menjadi negara tempat belajar adalah musik klasik itu sendiri. Pusat musik klasik ada di Jerman dan Angel tidak ingin melewatkan kesempatan sedikit pun.
“Jatuh satu kali, bangkit seribu kali,” tutur Angel.
Moto ini bermaksud untuk ketika jatuh, bukan langsung menyerah. Tetaplah mencoba, mencoba, dan mencoba.
Pada akhirnya semua yang terjadi harus disyukuri. Hal yang tak lupa Angel lakukan adalah meminta restu dari orang tua.
“Doa orang tua itu ampuh,” ucap Angel.
Tahun 2021 ini, Angel akhirnya mengambil program Bachelor dengan waktu 8 semester. Biaya kuliah per semester sebesar 4 juta rupiah.
Program studinya tidak menyediakan beasiswa. Tetapi, Angel sempat mengajar anak-anak di sana les privat biola. Hitung-hitung menambah uang saku.
Di akhir becerita, Angel melihat kembali perjalanan memperjuangkan mimpinya dan selalu percaya bahwa kalau ada kemauan sekecil apa pun jalannya, pasti akan ada jalan. *
Kontributor: Maria Fransiska Ayu Diva Yulita, Maria Friday Letisia, Maria Aufrida Ardhieawati,
Nicholas Feby Kurniawan (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.