Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas, Mendampingi Anak Hingga ke Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan

Suster Agnes Marni SJMJ: Panti Asuhan Bunda Serayu tidak memiliki program adopsi karena tujuan dari anak-anak tersebut adalah kembali kepada keluarga.

Katolikana.com—Panti Asuhan Bunda Serayu adalah karya Gereja Keuskupan Purwokerto yang berdiri pada 2011 di bawah Yayasan Sosial Wahyobawono. Pengelolaannya diserahkan pada Kongregasi Suster-suster Jesus Maria Joseph (SJMJ).

Kisah dan memori anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu serta curahan hati para suster dan pengasuh terekam dalam buku berjudul ‘Di Tepi Serayu Aku Merindu’. Buku ini ditulis secara kolaborasi oleh tujuh wartawan di Purwokerto.

Jurnalis Purwokerto, Alfiatin dan Ari Nugroho (kiri) menyerahkan buku Di Tepi Serayu Aku Merindu kepada biarawati Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas. Foto: Portal Purwokerto

Yayasan Wahyobawono diambil dari nama romo pertama di Keuskupan Purwokerto. Yayasan ini membawahi Panti Wreda Catur Nugraha dan Panti Asuhan Bunda Serayu.

Panti Asuhan Bunda Serayu memiliki visi: Kasih Allah dialami dan dirasakan oleh semua orang yang mendambakan-Nya, terutama yang miskin, lemah dan tersingkirkan.

Misi Panti Asuhan Bunda Serayu, yaitu:

  1. Mengangkat harkat dan martabat manusia sebagai citra Allah.
  2. Membangun hidup beriman dan berkualitas serta menjamin pembinaan mental dan spiritual dengan menanamkan nilai-nilai iman, kasih, kedisiplinan, kejujuran, kreatif, tanggung jawab, ramah dan memiliki rasa hormat terhadap martabat sesama.
  3. Menampung dan mengasuh anak serta mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan masanya dan bakat kemampuannya.
  4. Mendampingi anak secara menyeluruh dan terpadu dalam segala situasinya dengan menjalin hubungan persaudaraan yang harmonis sebagai satu keluarga di Panti Asuhan Bunda Serayu.
Suster Agnes Marni SJMJ

Suster Agnes Marni SJMJ (65) adalah penanggung jawab sekaligus pengasuh di Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas. Ia dibantu delapan orang ibu pengasuh atau staf awam dan dua orang suster.

“Nama Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas, karena panti kami terletak tidak jauh dari Sungai Serayu di Banyumas,” ungkap Suster Agnes ketika dihubungi Katolikana, Selasa (22/9/2021).

Ia menjelaskan, anak-anak yang masuk ke panti biasanya diantar oleh orang tua, keluarga atau lembaga lain, seperti gereja, panti asuhan lain, pemerhati, atau pemerintahan setempat.

“Pihak yang menitipkan diminta menanda tangani surat. Begitu pun saat mengambil anak dari panti, orang tua membawa dan menandatangani surat-surat yang dibawa waktu masuk,” ungkapnya.

Panti Asuhan Bunda membantu anak-anak yang memiliki masalah sosial seperti lahir di luar pernikahan, anak terlantar, KDRT dan lain-lain.

Panti tidak memiliki program adopsi karena tujuan dari anak-anak tersebut adalah kembali kepada keluarga.

“Syukur jika mereka diambil sewaktu masih kecil. Tapi jika tidak, sampai mereka mandiri. Intinya mereka akan keluar panti sampai mereka bisa mandiri,” jelasnya.

Beragam suku, ras, dan agama ada di Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas, dari Sumatera hingga Papua. Untuk agama, pihak Panti Asuhan tidak membatasi. Namun mereka tetap diajari dengan ajaran agama Katolik.

“Karena ini yayasan Katolik, maka kami akan mendidik dengan tata cara Katolik, tapi tanpa mengkatolikkan mereka,” katanya.

Suster Agnes mengungkapkan pihak panti berusaha menyekolahkan mereka hingga ke jenjang yang tinggi.

Beberapa anak Asuhan Bunda Serayu Banyumas. Foto: Istimewa

“Mereka diminta masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), untuk jurusan mereka yang memilih. Kami menyekolahkan ke SMK supaya mereka punya keterampilan dasar dan menjadi lebih mandiri,” ungkapnya.

“Kami mengurus anak mulai bayi hingga kelas 3 SD. Beranjak kelas 4 SD, mereka kami ajari untuk mandiri yaitu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mengepel, cuci baju, dan lain-lain,” imbuhnya.

Anak-anak di Panti Asuhan Bunda Serayu sedang persiapan belajar daring. Foto: Istimewa

Suster Agnes menjelaskan, dana untuk memenuhi kebutuhan panti, khususnya di masa pandemi, didapatkan dari bantuan donatur dan pemerintah setempat.

Selama pandemi anak-anak berdoa rosario untuk mereka yang terpapar, meninggal, terkena dampaknya dan untuk para donatur, pemerintah, gereja dan para pemimpin.

Anak-anak wajib menggunakan masker dan tidak keluar rumah. Setiap sore diberikan minuman empon-empon,  yaitu jahe, temulawak, kunyit, sereh dan gula merah, serta minum vitamin dan madu setiap pagi.

“Tamu atau donatur yang datang dibatasi kontaknya dengan anak-anak. Kami menyediakan tempat cuci tangan di depan pintu masuk panti. Anak dan pengunjung wajib menggunakan masker, dan tidak sedang sakit,” pungkasnya.**

Nomor Rekening Pembangunan PA Bunda Serayu:

BCA: 3583-747474 a.n. Yayasan Wahyobawono

Mandiri: 180-00-2222370-7 a.n. Yayasan Wahyobawono

Kontak Person Panitia:

  • 0811-281-976: Ketua Panitia
  • 0812-1286-7167: Sekretaris
  • 0811-261-250: Bendahara
  • 0813-2765-5757: Koordinator Penggalangan Dana

 

Pribadi yang terus belajar dan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Mahasiswa asal Pandaan, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Panti Asuhan
Comments (0)
Add Comment