Ketua BEM STFT Widya Sasana Malang Frater Benediktus Hasan Pr: Belajar Ilmu yang Berurusan dengan Tuhan dan Sesama

STFT Widya Sasana Malang adalah lembaga pendidikan bagi para calon imam dan bruder Katolik di Indonesia.

Katolikana.com—Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang menghidupi semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebagai perguruan tinggi formal, STFT Widya Sasana harus menyesuaikan kurikulum pendidikan di Indonesia.

”Karena itu kegiatan STFT Widya Sasana Malang termasuk POSMA, berada dalam pengawasan Ditjen DIKTI,” jelas Ketua BEM STFT Widya Sasana Malang Frater Benediktus Hasan Pr.

Pekan Orientasi Mahasiswa Baru (POSMA) STFT Widya Sasana Malang tahun 2021 memilih tema Merdeka Belajar Mahasiswa “Berintegritas”. Hal ini sesuai dengan tema yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI).

Frater Benediktus Hasan Pr

Posma Secara Daring

Pandemi yang masih menerpa Indonesia membuat kegiatan POSMA tahun ini perlu menyesuaikan situasi dan kondisi.

Dalam rapat persiapan POSMA 2021 Fr. Beni, Pr sebagai Ketua BEM mengusulkan untuk melakukan kegiatan POSMA secara blended.

Ia mengusulkan selama enam hari POSMA, terdapat empat hari di mana 25 persen mahasiswa melakukan kegiatan di kampus dengan protokol kesehatan ketat.

“Berangkat dari kejadian pada POSMA tahun lalu, ada mahasiswa yang tidak tahu bagaimana bentuk gedung kampus STFT, bahkan tidak tahu jalan menuju kampus. Hal ini menjadi keprihatinan kami,” ujar Frater Beni.

Ia mengusulkan kepada Pembantu Ketua (Puket) 3 agar mengizinkan kegiatan POSMA dilakukan secara blended. Namun, Romo Puket 3 tidak setuju, dengan pertimbangan kondisi di sekitar Kampus Tidar belum aman.

Pekan Orientasi Mahasiswa Baru 2021 akhirnya dilakukan secara full daring menggunakan aplikasi zoom.

Berintegritas

Frater Beni menjelaskan bahwa mahasiswa yang berintegritas adalah manusia yang memiliki bobot.

“Pengetahuan bukan hanya pada akal budi saja akan tetapi mencakup spiritualitas, emosional, dan iman sehingga lembaga perguruan tinggi menjadi tempat pendidikan yang total bagi mahasiswa,” ujarnya.

POSMA 2021 diikuti oleh 105 orang mahasiswa baru dan satu orang mahasiswa pendengar. “Mahasiswa pendengar ini tidak wajib mengikuti POSMA dan bebas memilih mata kuliah yang ingin dipelajari,” tambahnya.

Di antara 105 orang mahasiswa ini terdapat dua orang suster dari Kongregasi Putri Reinha Rosari (PRR).

Bertumbuh dan Berkembang

Frater yang berasal dari Keuskupan Sintang ini berharap mahasiswa baru dapat mengambil nilai-nilai yang ditanamkan dalam setiap kegiatan.

Ia juga berpesan bagi mahasiswa yang merupakan calon imam, bruder, dan suster agar tetap setia pada pilihan yang sudah mereka tentukan.

“Apa yang sudah kamu pilih jalankan dengan baik dan belajar untuk setia,” kata Frater Beni.

“Saat ini kebutuhan Gereja sangat kompleks.  Tidak cukup hanya mengetahui Filsafat dan Teologi saja, para calon imam atau bruder juga harus peka terhadap disiplin-disiplin ilmu lainnya seperti humaniora,” tambahnya.

Sebagai seorang calon imam yang nantinya hidup di tengah masyarakat, proses menempa diri di dalam lembaga pendidikan formal menjadi keharusan.

“Tak hanya belajar ilmu-ilmu yang berurusan antara saya dengan Tuhan, namun perlu mempelajari ilmu antara saya dengan sesama,” tutup Frater Beni.

Para Frater (mahasiswa) Mengikuti kegiatan POSMA 2021. Foto: Fr. Beni, Pr

Pro Ecclesia et Patria

STFT Widya Sasana Malang merupakan perguruan tinggi yang bertujuan mendidik calon-calon imam yang dijalankan secara formal dan mengikuti standarisasi perguruan tinggi di Indonesia.

STFT Widya Sasana Malang terbentuk dari keprihatinan dan perhatian beberapa imam terhadap pendidikan calon imam di Indonesia. Beberapa tarekat kemudian berkonsolidasi membentuk lembaga perguruan tinggi bagi para frater atau calon imam mereka (tarekat).

Para calon imam ini diharapkan dapat menerima ilmu dan dididik secara lebih baik untuk kemajuan Gereja. Saat awal dibentuknya perguruan tinggi ini, STFT Widya Sasana Malang hanya menerima mahasiswa yang merupakan calon imam atau bruder.

Gedung Kampus STFT Widya Sasana Malang. Foto: Katoliknews.com

Seiring berjalannya waktu STFT Widya Sasana Malang tidak lagi eksklusif bagi mereka yang ingin menjadi imam atau bruder saja, melainkan terbuka dan menjadi suatu lembaga pendidikan yang inklusif dengan menerima mahasiswa awam.

“Karena STFT merupakan perguruan tinggi Katolik dan berada dalam teritorial negara, maka secara khusus menjunjung tinggi Pro Ecclesia et Patria, artinya untuk Gereja dan Tanah Air atau sebaliknya,” ungkap Frater Beni.

“Mahasiswa yang menempuh pendidikan di STFT Widya Sasana Malang memiliki tujuan untuk berkarya bagi Gereja Indonesia maupun Gereja universal,” ujar Frater Beni.**

Kontributor: Gladiyo, Putri Lomo, Yulicia, Maria Da Costa, Shania RF Situmorang,  I Ketut Agus Arta Diva  (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

STFT Widya Sasana
Comments (0)
Add Comment