Katolikana.com—Sejak masa pandemi muncul di Indonesia, masyarakat harus bisa membiasakan diri untuk mampu beradaptasi pada lingkungan.
Arahan pemerintah untuk jaga jarak dan mengurangi aktivitas di luar rumah, membuat warga harus merasakan perubahan terutama perekonomian.
Permasalahan ini juga dialami oleh teman-teman disabilitas. Dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka harus berjuang keras untuk bisa melangsungkan hidupnya.
LiveTalkshow Berbagi Harapan yang ditayangkan melalui kanal Youtube Katolikana dan Radio Katolikana, Senin (20/9/2021) menghadirkan narasumber pendiri Creative Table Project di Pekanbaru Santi Setyaningsih, Designer Arsitek & Interior di Surabaya Albert Wey, dan Pimpinan LKP Abidah di Kota Kediri, Maskurun.
Terus Berkarya
Sebagai seorang disabilitas, Santi Setyaningsih selalu berusaha menunjukkan bahwa ia mampu dan berkompeten.
Santi Setyaningsih menjadi pendiri Creative Table Project dan aktif mengikuti berbagai pameran. Ia berbisnis dengan menjual berbagai macam kerajinan tangan berbentuk tas yang dilukis.
“Saya membuat kerajinan lukisan karena orang-orang merasa tertarik dengan lukisan tangan karena berbeda. Teman tuli pun belum ada yang membuka jenis seperti itu. Bersama kawan saya, kami mendirikan Creative Table Project,” ucap Santi.
Motivasi Santi untuk terus berkarya adalah ia ingin memperjuangkan hak teman-teman disabilitas serta menghapus stigma yang diterima oleh kaum disabilitas.
Ia percaya usaha yang dilakukannya akan berbuah baik. “Sekarang situasinya masih pandemi. Jadi, mau tak mau kita harus tetap semangat karena pada masa Covid ini semua pasti merasa kesulitan,” jelas Santi.
Santi percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya yang mau berusaha walaupun teman-teman mengejek.
Pantang Menyerah
Albert Wey merupakan seorang arsitek dan desainer interior. Albert Wey telah menekuni bidang ini selama enam tahun. Motivasi ia terjun dan menekuni bidang ini untuk mengasah kemampuan menggambar.
Albert Wey merupakan Ketua Paguyuban Petrus di Surabaya. Paguyuban Petrus ini merupakan persekutuan ekaristi untuk para teman-teman tunarungu.
Sama seperti Santi, Albert juga ikut merasakan dampak yang signifikan akibat adanya pandemi Covid19.
Sebelum pandemi, Albert bisa mendapatkan 3-4 permintaan dalam kurun waktu tertentu. Namun, sejak pandemi turun menjadi 1-2 orang saja.
“Saya merasakan dampak pandemi. Sebelum pandemi, saya bisa mendapat 3-4 permintaan. Namun, sejak pandemi hanya berkisar 1-2 orang,” tutur Albert.
Albert merasa kesulitan jika bertemu client secara online, hasil gambar yang dihasilkan tidak maksimal.
Albert berpesan untuk teman-teman disabilitas yang terdampak pandemi dan sedang mengalami kesulitan harus bisa semangat dan terus berusaha.
“Untuk teman-teman tuli, terus berusaha, bekerja keras meski terdapat kesulitan saat pandemi ini,” tutur Albert Wey.
Mental Kuat
Maskurun atau Yuyun merupakan pendiri Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Abidah yang terletak di kota Kediri.
LKP Abidah merupakan LKP satu-satunya di Indonesia yang dijalankan oleh teman-teman disabilitas.
LKP Abidah berdiri sejak tahun 1998. LKP ini bermula dari adanya orang yang ingin belajar menjahit dengan Yuyun.
Meskipun terdapat keraguan, namun Yuyun berhasil dan membawa LKP Abidah berdiri hingga kini.
LKP Abidah juga mendapatkan penghargaan sebagai LKP terbaik yang ada di Indonesia. Sejak adanya pandemi Covid19, Yuyun mendirikan rumah Qur’an sahabat tuli.
Yuyun mengajak para disabilitas untuk bisa terus semangat dan harus memiliki mental yang kuat. Jangan merasa rendah diri meski berbeda semua bisa bekerja menjadi apa pun.
“Situasi Covid masih belum berakhir. Untuk teman-teman tuli, ayo terus semangat, maju terus harus terus memiliki mental yang kuat serta niat yang baik. Jangan rendah diri dan terus memiliki ide kreatif, kita bisa bekerja menjadi apapun. Jangan menyerah,” tutur Yuyun.
Pengalaman Santi, Albert, dan Yuyun menjadi bukti tidak ada yang tidak mungkin selama kita berusaha.
Meski keterbatasan hadir sebagai hambatan, usaha untuk tetap percaya membuat mereka tangguh dan bisa bertahan di masa sekarang.**
Kontributor: Atanasius Alvyn, Cindy Saputri, Elisabet Yunita, Hosea Richard, Shania Hendra (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.