Katolikana.com—Marvelin Ang, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta berhasil meraih mimpinya untuk kuliah di universitas luar negeri melalui program Transfer Kredit Internasional (International Credit Transfer 2021). Tahun ini, ia menjalani perkuliahan di Saint Louis University, The Philippines.
Ínternational Credit Transfer (ICT) 2021 adalah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini bertujuan memfasilitasi mahasiswa mendapatkan ilmu dan menambah kompetensi melalui studi di perguruan tinggi luar negeri secara daring.
Melalui program ini, mahasiswa Indonesia bisa memilih universitas dan mata kuliah yang sesuai sehingga bisa dikonversikan dengan mata kuliah yang sedang ia jalani.
“Aku mengambil enam mata kuliah yang nanti akan dikonversikan di UAJY. Pertama, Development Communication, Communication Culture and Society, Communication Management, Integrated Marketing Communication, Risk Disaster and Humanitarian Communication, dan Social Media Principles and Practices,” ujar Marvelin kepada Katolikana, Kamis (9/9/2021).
Informasi tentang Program ICT 2021 ternyata cukup mudah untuk diketahui mahasiswa Atma Jogja.
Marvelin mendapatkan informasi dari salah satu dosen UAJY dan Kantor Kerjasama dan Promosi UAJY yang membantu mahasiswa untuk bisa kuliah di luar negeri.
Proses seleksi untuk ICT 2021 terdiri dari pendaftaran dan pengumpulan berkas.
Berikut adalah dokumen-dokumen yang perlu disiapkan:
- Sertifikasi Bahasa Inggris (Skor TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal 5)
- Transkrip nilai dari Universitas
- Letter of Acceptance (LOA) dari perguruan tinggi
- Curriculum Vitae (CV)
Menurut Marvelin sistem pembelajaran di sana kurang lebih sama dengan di UAJY.
“Jatuhnya seperti kuliah di Atma Jogja tetapi beda bahasa saja. Di sana menggunakan Bahasa Inggris,” jelas Marvelin.
Durasi kuliah dilakukan selama satu jam untuk setiap mata kuliah. Durasi kuliah daring seperti ini lebih efektif karena mahasiswa dapat lebih fokus saat belajar dalam waktu yang singkat.
Pengumuman Marvelin diterima di Program ICT 2021.
Sistem Perkuliahan
Sistem kuliah di Saint Louis University terdiri dari dua program, yaitu program satu semester dan program batch. Batch artinya suatu mata kuliah akan dimulai pada periode tertentu saja.
“Batch itu dimulai tidak mengikuti program semester dari Agustus sampai Desember. Contohnya, ada Batch 2 yang dimulai dari 1 Oktober sampai pertengahan November, hanya enam minggu. Ini yang membuat aku ragu untuk mengambil mata kuliah di Atma Jogja. Takutnya, jadwalnya akan tabrakan,” jelasnya.
Platform komunikasi yang digunakan di Saint Louis University adalah Google Classroom dan Facebook. Hal ini berbeda dengan platform yang biasa digunakan di Atma Jogja yaitu Microsoft 365 dan Whatsapp.
Student Exchange di UAJY
Wakil Dekan 3 FISIP UAJY Sherly Hindra Negoro mengatakan, pemerintah telah menurunkan dua program hibah yaitu International Credit Transfer (ICT) dan Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) pada 2021.
UAJY melalui Kantor Kerjasama dan Promosi (KKP) menawarkan program tersebut di masing-masing fakultas.
Sesuai kebijakan universitas, jumlah peserta program yang akan diajukan oleh universitas dibatasi sebanyak 10 orang.
Program student exchange menjadi program wajib di beberapa fakultas, salah satunya di Fakultas Bisnis dan Ekonomika.
Tahun 2021, UAJY berhasil meloloskan enam orang mahasiswa dalam program student exchange ICT 2021, yakni empat mahasiswa dari Program Studi Manajemen dan dua mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi.
Proses Mengikuti ICT
Dalam program student exchange, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) secara intens menjalin hubungan dan bertukar informasi dengan perguruan tinggi mitra. Hal tersebut dimaksudkan agar program berjalan lancar dan maksimal sesuai dengan kebijakan masing-masing universitas
Tahun ini, FISIP UAJY memilih Saint Louis University (SLU) di Filipina sebagai universitas tujuan.
Sebelumnya pihak universitas sempat mencoba beberapa perguruan tinggi mitra lain, salah satunya Handong Global University di Korea Selatan. Tetapi, karena kendala dalam penyelenggaraan perkuliahan, maka kerjasama tersebut diurungkan.
Setelah mendapatkan Memorandum of Understanding (MoU), pihak UAJY dan SLU sepakat menjalankan program student exchange.
Sebagai bentuk dukungan, UAJY memberikan bantuan kepada mahasiswa yang lolos berupa subsidi sebesar satu juta rupiah.
“Kampus memberikan apresiasi dan dukungan untuk teman-teman yang lolos karena ini tidak mudah,” jelas Sherly kepada Katolikana, Rabu (15/9/2021).
Melalui program student exchange, mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga dan menjadi peluang bagi mahasiswa mempelajari nilai-nilai penting dari kebudayaan negara lain.
Mahasiswa diharapkan menjadi pribadi mandiri dan proaktif serta dapat menyumbangkan hal positif kepada masyarakat.
Sherly berpesan bagi mahasiswa UAJY yang ingin melakukan pertukaran pelajar di luar negeri agar berani.
“Hal ini karena banyak mahasiswa yang tidak berani. Jika memang sudah punya orientasi ke sana, dipersiapkan khususnya tes bahasa,” jelas Sherly.
Sherly juga berharap agar mahasiswa proaktif dan mencari informasi tentang student exchange baik dari fakultas atau pun Kantor Kerjasama Promosi (KKP) UAJY.**
Kontributor: Immanuella Devina Florentina Sihaloho, Fiona Troyandi, Verryn Priscilla Limbert, Charles Durand, Devina Meliani (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.