Katolikana.com—Mie Bakso Gunung Pereng terletak di Jalan Veteran, No. 17, Yudanagara, Cilembang, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mie bakso ini memiliki ciri khas yang menjadi alasan mereka eksis hingga kini.
Berdiri sejak 1959, pemiliknya bernama Acin. Karena itu Mie Bakso Gunung Pereng sering disebut Mie Baso Acin.
Acin tak bekerja sendiri. Ia dibantu adiknya Asen yang kini bersia 76 tahun.
Mie Dibuat Sendiri
Salah satu yang khas dari mie bakso ini adalah mie dibuat sendiri menggunakan alat tradisional dengan cara digenjot. Prosesnya ditekan-tekan dengan kayu panjang.
“Mie dibuat dengan cara digenjot dan kayunya diduduki,” ujar Ajun, pegawai di Mie Bakso Gunung Pereng, Rabu (27/10/2021).
Mie yang diproduksi sangat tipis, sedikit lebar, dan memiliki tekstur sangat kenyal.
Proses Memasak
Mie Bakso Gunung Pereng sudah sejak dulu menggunakan arang untuk memasak. Aroma dari arang tercium ketika pengunjung datang dan makan di tempat.
“Dari dulu selalu pakai arang tidak pernah ganti,” ujar Acin.
Ciri khas lain adalah bungkus makanan menggunakan daun pisang. Mie dan sambal dibungkus dengan daun pisang, tanpa menggunakan plastik.
Bungkus daun pisang ini membuat mie memiliki aroma daun pisang. Hal ini jarang sekali ditemukan di Tasikmalaya terutama di kedai mie bakso.
Bungkus plastik hanya digunakan membungkus pangsit goreng dan untuk membawa seluruh makanan.
Khusus Menjual Mie
Mie Bakso Gunung Pereng ini khusus berjualan mie. Mereka tak menjual menu makanan lain.
“Kami hanya menjual mie bakso saja, bisa tambah babat dan pangsit,” ujar Acin.
Selain mie bakso polos, ada mie bakso babat dan mie bakso pangsit. Pangsit goreng dijual terpisah dengan harga Rp5.000,- /pcs.
Pelanggan bisa menikmati satu porsi mie bakso seharga Rp35.000,-
Mie Bakso Gunung Pereng menggunakan toping dan racikan mie.
Mayoritas pelanggan adalah keturunan Tionghoa yang tahu kekhasan mie ini.
“Saya dari dulu sering membeli mie di sini. Selalu enak dan tidak pernah ada yang berubah. Rasanya sama dan kekhasannya cukup kerasa,” ujar Tan Kim Lian seorang pelanggan.
“Mie ini memang legendaris banget di Tasik. Orang Tasik yang tua-tua pasti tahu Mie Bakso Gunung Pereng,” tambah Tan Kim Lian.
Beberapa waktu terakhir sejumlah tempat makan mengalami penurunan pengunjung. Hal ini juga terjadi pada Mie Bakso Gunung Pereng.
“Sekarang sudah sepi, beda banget dengan dulu. “Setiap hari penjualan mie bakso tidak menentu,” ujar Asen. Hal ini membuat mereka tutup lebih cepat.
Mie Bakso Gunung Pereng biasa buka pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. Selama pandemi, buka pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Mie Bakso Gunung Pereng ini memiliki cabang di Jalan Nagarawangi No.10, Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang buka pukul 10.00 hingga 21.00 WIB.**
Kontributor : Alexander Daiva, Blanka Rahel Maretha, Barnesy Bakker, Joshephine Maretta, Petra Carmelita (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.