Harapan Bangkitnya Perekonomian di Kuta Bali

Dibukanya jalur penerbangan internasional bisa menjadi langkah baik bagi perekonomian Bali.

Katolikana.comBali dikenal sebagai destinasi wisata Indonesia dan dunia.  Namun, pulau seribu pura ini terdampak setelah ada pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari berkurangnya kunjungan wisata secara drastis di berbagai tempat wisata di Bali.

Berkurangnya kunjungan wisata ini berakibat pada perekonomian Bali yang sebagian besar bergantung pada sektor pariwisata.

Roy Fernando, pelatih dan penyewa papan surfing di Pantai Kuta, Bali. Foto: Jennifer

Salah satu destinasi wisata yang ikut terdampak pandemi yaitu Pantai Kuta, Bali. Pantai Kuta terkenal sebagai pantai bagi para pelancong untuk menikmati sunset atau matahari terbenam dan melakukan surfing.

Karena itu, para penyewa papan surfing sebagai pelaku ekonomi pun ikut merasakan dampak pandemi ini.

“Dulu mencari orang yang mau surfing tidak sesulit ini. Sekarang seperti kota mati, tidak ada yang dating,” ujar Roy Fernando, pelatih dan penyewa papan surfing saat ditemui Katolikana, media Oktober 2021.

Dampak Pandemi

Menurut Roy, pandemi memengaruhi banyak sektor kehidupan terutama pariwisata di Bali.

Sebelum pandemi, sehari ia bisa menyewakan sekitar 8 papan surfing. Satu papan disewakan senilai Rp 50.000 hingga Rp 300.000.

Selain itu, masih ada tambahan biaya melatih surfing bagi pemula yang disesuaikan kemampuan pengunjung.

Akibat pandemi, dalam sehari belum tentu ada pengunjung menyewa papan surfing.

“Kadang jumlah pengunjung Pantai Kuta dapat dihitung jari karena warga lokal tidak bisa ke lokasi saat itu akibat PPKM,” kata Roy.

Penerbangan Internasional Dibuka

Kabar baiknya, pada 14 Oktober 2021, pemerintah Bali mengeluarkan peraturan bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai sudah dibuka kembali.

Hal ini mengakibatkan turis internasional sudah diperbolehkan datang berkunjung ke Bali.

Kedatangan turis harus memperhatikan berbagai persyaratan yang tertera dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan No.85/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Internasional Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Covid-19 (SE 85) seperti sertifikat vaksinasi, tes PCR, dan lain-lain.

Namun, peraturan ini tidak langsung membangkitkan perekonomian di Bali.

“Belum banyak turis datang. Persyaratan dan aturan masuk ke Bali juga harus diperhatikan. Jadi belum banyak turis sebenarnya,” ungkap Roy tentang situasi di Pantai Kuta setelah penerbangan internasional dibuka.

Menurut Roy, belum banyak pengunjung yang datang ke Pantai Kuta dan menyewa papan surfing yang dia pajang, meski penerbangan internasional sudah dibuka.

 Bangkitnya Perekonomian

Menurut Roy, meskipun demikian, ada hal baik yang patut disyukuri dengan ditetapkannya peraturan pemerintah terkait pembukaan Bandara Internasional Ngurah Rai.

Baginya, dibukanya jalur penerbangan internasional bisa menjadi langkah baik bagi perekonomian Bali. Namun, pelaksanaan di lapangan memerlukan waktu untuk memulihkan kembali ekonomi di sektor pariwisata Bali.

“Harus disyukuri karena dengan adanya peraturan ini bisa menambah pengunjung yang dateng ke sini,” ujar Roy optimis.

Masih Ada Harapan

“Makin ke sini makin banyak pengunjung datang, dibanding sebelumnya. Warga lokal mulai datang lagi, meskipun memang belum banyak turis,” ungkap Roy.

Meski pariwisata Bali sempat mengalami masa kelam dan mati total, namun harapan untuk bangkit masih tetap ada.

Roy sebagai pelaku ekonomi yang menggantungkan pendapatan dari sektor pariwisata merasakan dampak langsung dari pandemi Covid-19.

Ia yakin pariwisata Bali akan pulih kembali dengan adanya peraturan yang akan terus diperbarui oleh pemerintah.

Kontributor: Jennifer, Daniel Kalis Jati Mukti, Alicia Yolanda, Marsha Bremanda, Given Erly Nice Leiwakabessy (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

BaliPantai Kuta
Comments (0)
Add Comment