Katolikana.com—Joko Budi Wiryono adalah pengusaha di balik gula cair tebu. Direktur PT Gula Energi Nusantara (Gulanas) yang berdomisili di Semarang ini kiprahnya luar biasa. Ia mampu menciptakan inovasi baru gula tebu yang aman bagi penderita diabetes melitus.
Joko memerlukan riset selama 10 tahun untuk mengembangkan usaha lagi di kampung halamannya di Desa Malangjiwan, Kebonarum, Pluneng, Klaten.
Joko mengaku, sebagai lulusan Teknik Mesin UNS, ia merasa cukup tertantang dengan industri gula nasional.
Dulu Eksportir, Kini Importir Gula
Menurut Joko, dulu pada zaman Hindia-Belanda tahun 1930, Indonesia merupakan negara eksportir gula terbesar di dunia.
“Setelah saya melihat datanya, kira-kira 80 dan 90 tahun hingga sekarang tren produktivitasnya menurun kemudian, sementara tren konsumsi nasional terus naik,” ujar Joko.
“Hari ini di tahun 2022 Indonesia itu pengimpor gula terbesar di dunia. Atas dasar itu kemudian kami tertantang,” ungkap Joko saat ditemui di kediamannya, Minggu (3/4/2022).
Karena merasa tertantang dan gelisah terhadap impor gula di Indonesia, Joko lalu membangun usaha pabrik gula.
Ia mengatakan jika trend ini diteruskan, Indonesia tidak akan mampu berswasembada gula karena kesalahannya dalam memproduksi gula.
“Hanya ada satu yang bisa diambil dari tebu yaitu sukrosanya dan diproduksi menjadi gula kristal,” tambah Joko.
Gula Cair
Jika pabrik gula biasanya memproduksi gula kristal, Gulanas memproduksi tebu menjadi gula cair.
Menurut Joko, gula cair ini rendah glikemik indeks dan memiliki banyak manfaat.
Joko berharap, masyarakat Indonesia mengonsumsi produk gulanas sebagai salah satu UMKM termasuk produk Honey Lemon, Protec Gen, dan lainnya.
Joko mengaku pabrik gula yang dikelolanya masih skala kecil. “Untuk ukuran pabrik gula dalam sehari kami hanya bisa memproduksi maksimum 50 ton tebu,” ucap Joko
Pemasaran produk Gulanas telah menjangkau ke seluruh Indonesia, melalui kerjasama dengan Alfamart dan Alfamidi. Gulanas juga sudah melakukan ekspor ke Malaysia.
Hambatan dan Tantangan
Joko mengatakan dalam tebu ada tiga unsur gula yaitu glukosa, sukrosa dan fruktosa. Sementara yang dapat menjadi gula kristal hanyalah sukrosa.
“Glukosa dan fruktosa tidak bisa menjadi gula kristal. Pada pabrik gula zaman konvensional, dua unsur itu menjadi side product bernama molasis. Sedangkan di pabrik kami, tebu menjadi gula cair itu diambil dari totally sugar,” papar Joko.
“Hambatannya tentu banyak. Misalnya, biaya risetnya cukup tinggi untuk ukuran kami. Waktu riset juga cukup lama. Pemasarannya juga memakan waktu karena ini mengubah habit masyarakat dari gula kristal ke gula cair,” ujarnya
Joko menambahkan dilihat dari sejarah, kampung halamannya, Desa Malangjiwan, merupakan salah satu pusat kebun tebu di Kota Klaten.
Kontributor : Alicia Yolanda Bawuna (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.