Meylinda Rosari: Pemazmur Adalah Petugas Pelayan di Gereja Katolik

Sebagai anak rantau di Yogyakarta, Memes tetap ingin terlibat menjadi pelayan gereja.

Katolikana.com—Kenapa mau jadi pemazmur padahal banyak kegiatan lain? “Kenapa enggak?” ujar Meylinda Rosari (20), seorang pemazmur muda kepada Katolikana, Rabu (13/4/2022).

Meylinda Rosari, akrab disapa Memes, merupakan mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Atma Jaya Yogyakarta asal Palu, Sulawesi Tengah.

Ia pertama kali membawakan mazmur kelas 3 SMP tahun 2017. Berbekal kepiawaiannya dalam menyanyi, Memes memberanikan diri untuk bertugas sebagai pemazmur.

“Pada dasarnya pemazmur itu adalah petugas pelayan di Gereja Katolik. Ketika ada perayaan Ekaristi, pemazmur ini akan menjadi pewarta Sabda Allah dalam bentuk nyanyian,” terang Memes.

Anak Rantau

Meylinda Rosari. Foto: Instagram

Sebagai anak rantau di Yogyakarta, Memes tetap ingin terlibat menjadi pelayan gereja sebagai pemazmur. Ia memberanikan diri melanjutkan pelayananan di Gereja Katolik Maria Asumpta, Babarsari, Yogyakarta.

“Di Jogja, sebagai mahasiswa ternyata aku masih ingin menjadi pemazmur,” kata Memes.

Bagi Memes hal terpenting adalah memiliki niat baik terlebih dahulu. “Apabila sudah memiliki niat, apapun halangan timbul seperti jauhnya tempat pelayanan, tidak akan menyurutkan semangat kita untuk berkembang,” ujarnya.

Tantangan

Menjalani tugas dan kewajiban menjadi pemazmur tidaklah mudah.  Tantangan dari pengalaman pribadinya menjadi refleksi sebagai pemazmur.

“Sebagai pelayan yang melayani Tuhan dan menjadi pewarta Sabda Allah, kita harus menghayati Sabda Allah lebih dulu, kemudian menyanyikannya dengan baik. Bagaimana kita menyampaikan pesan kepada umat jika kita sendiri sebagai pewarta, belum menghayatinya dengan sebaik mungkin?” papar Memes.

Bagi Memes, ada keharusan bagi petugas liturgi untuk bisa mendalami dan menghayati Sabda Allah terlebih dahulu, baru kemudian menyampaikannya kepada umat di gereja.

“Mungkin tidak bisa seratus persen sempurna. Tapi itu jadi tantangan tersendiri,” tambahnya.

“Tantangan ketiga berkaitan dengan sifatnya sebagai manusia. ‘Kayaknya bisa deh aku off dulu dari kegiatan gereja. Atau, ‘kuliah aja kayaknya cukup, masih bisa main’. Hal-hal itu yang jadi tantangan terbesar,” paparnya lagi.

Meylinda Rosari saat bertugas sebagai pemazmur di Hari Minggu Palma. Foto: KOMPARI

Time Management

Menyikapi tantangan tersebut, Memes merasa beruntung karena dikelilingi oleh lingkungan yang mendukung niatnya sebagai pemazmur.

“Pastor di gereja banyak mendukung dan mengingatkan manfaat dari pelayanan. Apalagi selama jadi pemazmur, banyak pelajaran yang datang dari orang-orang yang jauh lebih berpengalaman dan jadi motivasi buat aku,” ujarnya.

Baginya, meskipun tidak sempurna atau di awal tidak mengetahui apapun mengenai tugas sebagai pemazmur, tidak masalah. “Pada akhirnya kita akan diajarkan dan diarahkan untuk menjadi lebih baik lagi,” tukasnya.

Sebagai mahasiswa, ia memiliki time management. Ia membuat timeline jadwal kuliah serta tugas-tugas yang harus ia kerjakan. Setelah itu ia akan berkoordinasi dengan tim pemazmur di gereja mengenai jadwalnya yang senggang untuk latihan.

Minggu Palma

“Mazmur yang aku bawakan di Minggu Palma, penghayatannya belum pernah aku pelajari sebelumnya. Refren mazmur tanggapannya sungguh dalam karena Tuhan Yesus sendiri yang saat itu mendaraskan,” ucap Memes.

Saat latihan, ia diajari kakak senior mengenai penghayatan dan melodi dalam ayat-ayatnya. Apalagi sekarang mazmur yang dibawakan terhitung baru.

“Pertama kali latihan, terpeleset-peleset semua. Akhirnya sekitar H-2, sudah mulai lancar dan makin baik dalam penghayatan. Kalau teknisnya bisa diatasi,” tambahnya.

Pengalaman menjadi pemazmur tidak langsung membuat Memes lepas dari rasa takut. Setiap kali bertugas, ia mendapatkan tantangan yang berbeda dari segi penghayatan. Ia berusaha latihan maksimal supaya bisa membawakan dengan baik.

“Saat Minggu Palma kemarin ada pasio. Penghayatan kita—khususnya pemazmur—lebih tertantang untuk menghayati Minggu Palma ini maknanya seperti apa,” kata Memes.

Harapan

“Sebagai pemazmur, aku berharap semoga aku bisa menerima prosesku menjadi pemazmur yang lebih baik lagi. Dari ketulusan hati, pikiran, perbuatanku semoga makin menggambarkan bagaimana seharusnya seorang pelayan melayani kemuliaan nama Tuhan,” harap Memes.

“Bagi orang muda Katolik, bentuk pelayanan pada Tuhan bisa beda-beda, bahkan tidak hanya di gereja. Saranku pertama, coba kenali diri terlebih dahulu. Apa talenta yang diberikan Tuhan pada kita. Kemudian kembangkan untuk pelayanan di gereja. Kedua, ikut berbagai kegiatan pendalaman iman. Kita akan banyak dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa,” pungkasnya.

Kontributor: Jennifer (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

MazmurMeylinda RosariPemazmur
Comments (0)
Add Comment