Katolikana.com—Seorang kolektor asal Yogyakarta bernama Ivan Hermanto Immanuel atau dikenal Well telah menekuni hobinya pascagempa bumi di Yogyakarta. Sejak itu, Well menetapkan hobinya sebagai kolektor menjadi mata pencaharian.
“Ini menjadi mata pencaharian saya sejak 2006, ketika gempa di Jogja dan menjadi segalanya ikut berubah. Dari situ saya mendapat banyak relasi dan pengalaman bersama sekitar,” tutur Well.
Pilihan Well lantaran pengalaman dan relasi yang didapat bersama para korban dan keluarga korban bencana gempa bumi pada 2006.
Banyak rumah dan barang-barang dari korban bencana gempa bumi yang tidak lagi dimiliki dan dibiarkan begitu saja. Namun, Well melihat barang-barang tersebut sebagai sebuah jejak budaya dan waktu yang berubah.
Penghubung Waktu
Selaras dengan motivasi yang dijelaskan Well bahwa barang lama bukan hanya barang usang tanpa nilai. Di balik koleksi Well, nilai lain dari barang lama adalah sebagai penghubung dari waktu yang terus berlanjut tanpa jeda.
“Kalau motivasi saya, karena barang lama itu sebuah jejak budaya dari waktu ke waktu. Idealnya juga ketika orang lain melihat barang lama punya respon berbeda,” jelas Well lagi.
Di samping motivasi mengoleksi barang lama, barang yang dikoleksi juga dijual, dipamerkan, dan disewakan. Kolektor bukan hanya sebatas mengoleksi, tetapi juga menjadi bisnis bagi Well.
Sebagai kolektor Well merasa beruntung dan bangga apabila barang lama miliknya diketahui masyarakat sehingga barang lama yang unik dan langka itu bermanfaat.
“Barang tua yang unik dan langka bagi orang lain dapat menjadi penunjuk sesuatu hal di waktu sebelumnya. Jadi, kadang saya juga bangga kalau barang dengan nilai tinggi itu saya miliki,” kata Well di gerai miliknya.
‘Well Lawasan’
‘Well Lawasan’ ikut berkontribusi pada Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2022 memamerkan barang lama dengan keunikan masing-masing.
Barang koleksi Well dikelompokan dan siap untuk dijual. Mulai dari buku cerita, koran, dan majalah yang terbit di tahun 1980-an hingga piringan kaca hitam, radio, dan alat pengambil gambar pada awal tahun 1990-an.
Selain pada pameran FKY 2022, barang koleksi Well dapat ditemukan melalui tempat tinggalnya di Prawirotaman dalam kartu nama yang ia sebarkan secara langsung.
Di balik proses mengoleksi barang lama yang langka, Well memiliki kesulitan tersendiri pada tahap pemaknaan antara barang dengan pemilik.
Tahap pemaknaan yang dimaksud Well berkaitan dengan nilai suatu barang yang hanya bisa dirasakan oleh pemilik berdasar pengalaman dan minat dalam diri pemilik.
“Kesulitan dalam mengoleksi barang lama ketika jumlahnya sedikit dan harganya mahal. Terkadang, muncul emosi tersendiri yang saya rasakan itu hasil dari saya memaknai suatu barang. Maka ada beberapa barang yang tetap ingin saya miliki walaupun barang itu bisa dikatakan ketinggalan jaman karena ikatan yang muncul,” jelas Well.
Jadi Sasaran
Barang koleksi ‘Well Lawasan’ sering menjadi sasaran produser film, kelompok riset, dan komunitas seni dalam pameran.
Salah satunya, kacamata hitam dan bulat tanpa gagang ala Ki Ahmad Dahlan. Menurut cerita Well, ia sempat didatangi oleh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan film “Ki Ahmad Dahlan”. Namun, Well memutuskan untuk menyewakan dan tidak menjual kacamata hitam tersebut.
“Dulu pernah ada orang pembuat film Ki Ahmad Dahlan datang ingin memakai kacamata itu. Namun, karena secara emosi pada kacamata itu sudah kuat karena keunikan dan kelangkaannya, kacamata tanpa gagang itu saya sewakan,” cerita Well.
Barang lain yang dipamerkan adalah kancing baju. Menurut Well, kancing baju tahun 1970-1980 termasuk barang ramah lingkungan sehingga dicari penjahit dan fashion designer.
Kancing baju koleksi Well terbuat dari kayu, tulang hewan dan cangkang kerang. Menurut Well, kancing ramah lingkungan dapat membantu mengurangi sampah.
“Kancing baju dari kayu, tulang, dan cangkang kerang. Banyak penjahit dan orang ahli fashion mencari ini karena ramah lingkungan. Kalau kancing ini terbuang dapat diolah kembali,” ujar Well. (*)
Kontributor: Bernadetha Christy Herdantia, Dessy Franly, Albertus Handy Widodo, Cokorda Agung Istri Wedawati.
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.