Katolikana.com—Bertepatan dengan Minggu Palma Gereja Katolik St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta meluncurkan Gerakan Kolekte Sampah (GKS), Minggu (2/4/2023).
Sampah yang dimaksud adalah barang-barang anorganik bekas dari rumah tangga yang masih didaur ulang.
Gerakan Kolekte Sampah diinisasi oleh Tim Keadilan Perdamaian keutuhan Ciptaan (KPKC) Paroki Jetis bekerja sama dengan aplikasi pengelolaan sampah rapel.id serta didukung oleh Kevikepan DIY.
Kian Genting
Gerakan ini dilatarbelakangi keprihatinan persoalan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang kian genting sehingga menuntut perhatian banyak pihak, salah satunya gereja dan umat.
Sebagaimana diketahui tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan akan ditutup pada 2023, menyusul tidak mencukupinya lahan yang digunakan untuk tumpukan sampah di tempat tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, TPST Piyungan di wilayah Kecamatan Piyungan, setiap harinya menampung 300 ton sampah yang dihasilkan dari masyarakat di Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.
Pilih-Pilah-Pulih (3P)
Saat ini Dinas pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY sedang membangun dua TPST transisi jika TPST Piyungan ditutup.
Namun, seberapa besar lahan TPST yang disediakan tidak akan pernah cukup jika masyarakat tidak mau menekan produksi volume sampah. Oleh karena itu, kegiatan Pilih-Pilah-Pulih (3P) yang diawali dari keluarga sangat diperlukan.
Masyarakat diimbau sejak awal memiliki kesadaran untuk memilih barang-barang konsumsi yang seminimal mungkin menghasilkan sampah dan juga ramah lingkungan.
Tak berhenti di situ, sebelum dibuang hendaknya masyarakat juga memilah sampah berdasarkan jenisnya, agar ke depan dampak negatif dari sampah bisa ditekan, dan lingkungan menjadi pulih.
Antusias
Pada acara peluncuran GKS, antusias umat yang berasal dari 20 lingkungan di wilayah Paroki Jetis cukup tinggi.
Selama dua jam berlangsunganya kegiatan, terkumpul belasan kilogram barang bekas.
Barang-barang bekas yang dapat didaur ulang tersebut akan diuangkan melalui rapel.id untuk disumbangkan ke gereja sebagai kolekte. Sementara sebanyak 25 persen dikembalikan ke umat melaui lingkungan.
Koordinator GKS Paroki Jetis Paulus Bambang Sunarto mengatakan kegiatan ini sebagai bagian dari upaya gereja terlibat dalam menjaga kelestarian alam.
“Tim pelayanan ini tidak ingin menambah masalah sampah di gereja. Setelah sampah-sampah disetor lalu ditimbang dan diangkut, kami pastikan kondisi di sini akan kembali bersih,” terang Bambang.
Romo Paroki Jetis Vincentius Suparman Pr, mengapresiasi upaya yang dilakukan tim KPKC Paroki Jetis dan mengharapkan dukungan seluruh umat.
“Kita menyadari bahwa untuk keberlanjutan bumi ini perlu dukungan kita semua. Maka baik jika kita semua mau terlibat dalam upaya yang dilakukan melalui KPKC ini”, tandas romo Parman.
Kontributor: Wempi Gunarto, Komsos paroki Jetis Yogyakarta
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.