Paskah dan Pesan Perdamaian

Yesus mengingatkan kita untuk tidak gelisah dan gentar.

Oleh: Andreas Nanda Kurnia, S.Pd, Katekis Paroki St. Marinus Yohanes Surabaya

Katolikana.com—Paskah menjadi momentum yang memiliki makna mendalam bagi banyak orang, terlebih bagi bangsa Israel dan penganut iman Kristiani.

Begitu besarnya arti dan makna paskah, sehingga ada tradisi dan cara untuk merayakan Paskah yang diturunkan dari para leluhur.

Paskah berasal dari kata Ibrani Pesah, kemudian Kitab Suci menghubungkan kata tersebut dengan akar kata psh, yang artinya melangkahi atau melewati.

Hal itu dikaitkan dengan tulah terakhir kepada bangsa Mesir di mana Allah melangkahi atau melewati rumah-rumah bangsa Israel, sehingga yang sulung dari anak manusia maupun hewan ternak tidak ada yang mati.

Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, Paskah dimaknai sebagai hari raya bagi Tuhan dan peringatan bagi bangsa Israel akan pembebasan dari kemusnahan ketika Allah menghukum di tanah Mesir (Kel 12:14).

Kitab Keluaran 12:1-28 menerangkan mengenai perayaan Paskah bangsa Israel dan cara mereka merayakan Paskah bagi Tuhan di tanah Mesir.

Perayaan Paskah bagi bangsa Israel juga dikaitkan atau dihubungkan dengan peristiwa pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah yang dijanjikan Tuhan.

Dengan demikian, Paskah bangsa Israel menjadi peringatan pembebasan dari kematian anak sulung manusia maupun hewan dan pembebasan Israel dari perbudakan tanah Mesir menuju tanah terjanji.

Kebangkitan Kristus dari alam maut telah memberikan kedamaian dan sukacita bagi para murid-Nya. Foto: Istimewa

Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, Paskah disempurnakan makna dan cara merayakannya. Dahulu ketika bangsa Israel merayakan Paskah mereka harus mengorbankan anak domba yang tidak bercacat.

Namun, setelah kehadiran Yesus Kristus di dunia, kurban Paskahnya ialah Yesus Kristus, sekali untuk selama-lamanya.

Paskah dalam Perjanjian Baru bukan sekadar membebaskan manusia dari kematian di dunia, namun juga membebaskan manusia dari kematian kekal.

Kebangkitan Kristus menjadi tonggak penyelamatan manusia dari kematian kekal menuju kehidupan abadi bersama Allah dan menjadi tebusan bagi dosa manusia.

Kebangkitan Kristus dari alam maut telah memberikan kedamaian dan sukacita bagi para murid-Nya.

Ketika para murid memperoleh penampakan Yesus yang sudah bangkit, berkatalah Yesus kepada para murid: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh 14:26-27)

Yesus mau menegaskan mengenai kebangkitan diri-Nya menjadi damai sejati bagi semua orang, terlebih bagi yang percaya pada-Nya. Selain itu pula, Ia mengingatkan kita untuk tidak gelisah dan gentar.

Membagikan Damai dan Sukacita

Kebangkitan Kristus melalui Paskah telah meninggalkan damai dan sukacita sejati. Sebagai murid dan orang yang percaya pada-Nya, kita perlu memberikan serta membagikannya kepada sesama.

Dengan membagikan damai dan sukacita Paskah berarti telah menjadi saksi atas kebangkitan Kristus.

Pewartaan damai dan sukacita Paskah perlu dilakukan dengan tindakan serta perkataan sehari-hari di tengah keluarga, komunitas, masyarakat dan gereja.

Agen Perdamaian

Sebagai murid Kristus yang hidup di tengah masyarakat pluralis dengan beraneka agama, melalui perayaan Paskah diajak untuk menjadi agen-agen perdamaian yang membawa sukacita bagi banyak orang.

Tindakan yang disertai sikap menghargai perbedaan, serta upaya merangkul dengan kasih menjadi upaya dalam mewartakaan damai dan sukacita bagi banyak orang.

Dengan demikian, Paskah menjadi kebangkitan yang memberikan kedamaian dan sukacita bagi hidup bersama ditengah situasi zaman ini. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

PaskahPesan Paskah
Comments (0)
Add Comment