Katolikana.com—Cho Yong-gi atau Paul atau David Cho adalah pendiri sekaligus pendeta Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea Selatan.
Dilansir dari Korea Times, acara HUT ke-65 Yoido Full Gospel Church bertujuan untuk menciptakan gereja yang penuh dengan rahmat dan kebenaran untuk bersama-sama melayani dunia dengan cinta dan kebaikan yang tulus serta bergerak maju menuju kebangkitan baru.
Cho Yong-gi lahir pada 1936 di mana Cho Yong-gi melalui hidupnya dengan peristiwa Perang Korea. Tahun kedua sekolah menengah, Cho Yong-gi didiagnosis menderita tuberkulosis paru-paru dan hidup Cho Yong-gi tidak akan bertahan lama.
Namun, keajaiban datang kepada Cho Yong-gi di mana dirinya mengalami kesembuhan.
Kesembuhan yang Cho Yong-gi dapatkan ini mendorong dia untuk mendaftar di Full Gospel Theological Seminary sekaligus mendirikan Yoido Full Gospel Church setelah lulus.
Cho Yong-gi menjadi sosok sangat berpengaruh dan berprestasi. Cho Yong-gi mendirikan surat kabar Kristen, mendirikan LSM kemanusiaan, dan menulis beberapa novel.
Akhir Hidup
Cho Yong-gi pernah menjadi simbol pertumbuhan agama Kristen pasca perang di Korea Selatan sekaligus sosok paling dikagumi. Cho Yong-gi sangat berperan aktif dalam memberikan Injil kepada jemaat yang merasa putus asa setelah Perang Korea.
Kehidupan Cho Yong-gi berakhir di usia 85 tahun. Cho Yong-gi meninggal di rumah sakit di Seoul karena adanya pendarahan otak pada Juni 2020.
Skandal
Di balik sosoknya yang dikagumi banyak orang, Cho Yong Gi pernah terjerat beberapa skandal yang membuat dirinya mendapatkan beberapa hukuman. Hal ini dialami beberapa tahun sebelum Cho Yong-gi meninggal dunia.
Pada 2013, keluarga Cho Yong-gi dianggap pernah mendominasi posisi kunci di Yoido Full Gospel Church dan gereja-gereja lain. Skandal ini diungkapkan oleh seorang politisi wanita yang mengajukan gugatan paternitas terhadap putranya.
Pada 2014, Cho Yong-gi dinyatakan bersalah karena telah menggelapkan $14 juta sumbangan jemaat untuk membeli saham milik putranya.
Pada 2017, Cho Yong-gi mendapatkan hukuman penjara karena melanggar kepercayaan dan menyebabkan kerugian finansial bagi Yoido Full Gospel Church. Namun, Cho Yong-gi menghindari hukuman penjara tersebut.
Sejarah Yoido Full Gospel Church
Di Korea, kekristenan berkembang cukup pesat setelah Perang Korea berakhir. Hal inilah menjadikan Yoido Full Gospel Church menjadi gereja Korea yang paling terkenal di dunia.
Yoido Full Gospel Church didirikan pada 18 Mei 1958 yang diawali dengan kebaktian pengukuhan di rumah misionaris Choi Ja-sil yang terletak di Daejo-dong, Seoul.
Yoido Full Gospel Church menjadi salah satu gereja Kristen Protestan terbesar di Korea Selatan.
Pada awal didirikannya, Yoido Full Gospel Church hanya beranggotakan enam orang. Mereka terdiri dari Cho Yong-gi sebagai pengkhotbah, ibu mertua Cho Yong-gi sebagai misionaris Choi Ja-sil, ketiga anak Cho Yong-gi, dan seorang wanita tua.
Seiring dengan berjalannya waktu, Yoido Full Gospel Church berhasil menjadi gereja terbesar di dunia dengan lebih dari 830.000 jemaat. Yoido Full Gospel Church memiliki 400 pendeta dari Korea Selatan dan 500 misionaris dari luar negeri.
Yoido Full Gospel Church didirikan ketika Korea Selatan sedang dalam masa-masa perjuangan untuk membangun kembali negaranya dari abu Perang Korea yang terjadi pada 1950-1953.
Di bawah kepemimpinan Cho Yong-gi, Yoido Full Gospel Church berhasil mencapai pertumbuhan luar biasa.
Yoido Full Gospel Church sekaligus menjadi simbol pertumbuhan agama Kristen di Korea Selatan yang tergolong sangat cepat di mana Korea Selatan dulunya merupakan negara yang sangat konfusianisme. (*)
Kontributor: Nathania Angela Hartono, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
Terima kasih banget udah nulis artikel ini! Terjawab smua pertanyaanku tentang siapa sih Cho Yong-gi ><
Informatif sekalii!!!
shalom gereja faithfull gospel punngur slh satu cabang dari yoido
Cho Yong gi adalah seorang pendeta yang takut tuhan.jadi beliau selama hidup hanya melayani Tuhan dan tidak pernah terpleset seperti artikel ini, terbukti beliau tidak pernah berurusan dengan polisi