Katolikana.com—Komisi Kepemudaan KWI mempresentasikan hasil Survei Militansi Iman OMK Indonesia pada acara Indonesia Youth Day (IYD) III di Jakabaring Sport City Palembang, Selasa (27/6/2023).
Survei Militansi Iman OMK Indonesia dilakukan untuk mengetahui gambaran militansi iman OMK Indonesia melalui tiga aspek yaitu pengetahuan iman, keterlibatan dalam peribadatan, dan implementasi iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari.
Responden dari survei ini adalah 5.659 orang OMK di seluruh Indonesia.
Presentasi ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan pastoral dan membuka akses kepada OMK Indonesia untuk menyuarakan opini dan mengetahui metode pendampingan OMK Indonesia yang dapat dilakukan oleh Gereja Katolik.
Tim Survei
Tim survei terdiri dari RD Kristi Adi (Komkep KWI), RD Yustinus Slamet (Unika St Thomas Sumatera Utara), Lisa Esti Puji Hartanti (Unika Atma Jaya Jakarta), Latius Hermawan (UKMC), Y Rudi Kriswanto (UKMC) dan Regina Giovani (UKMC). Responden berasal dari seluruh Keuskupan di Indonesia.
Lisa Esti Puji Hartanti dari Unika Atma Jaya Jakarta pada pemaparan hasil survei memberikan pengertian tentang arti militansi iman.
Ia mengatakan, militansi iman berarti bersemangat tinggi dan penuh gairah untuk percaya kepada Tuhan dan praktek implementasi iman dalam cara hidup.
Menurutnya, ada tiga bentuk militansi iman. Pertama, pengetahuan iman yang berkaitan dengan konsep sakral. Kedua, keterlibatan dalam peribadatan; pengalaman keagamaan dalam tindakan nyata. Ketiga, cara hidup yang dituangkan dalam solidaritas.
Latius Hermawan dari Unika Musi Charitas Palembang, menambahkan kalau pengetahuan iman mempunyai indeks lebih tinggi dibandingkan aspek peribadatan dan praktek kehidupan.
Pengetahuan iman ini meliputi nama pastor paroki dan terbuka untuk bekerja sama dengan siapa saja yang berkehendak baik.
Hal ini membuktikan bahwa OMK perlu meningkatkan keterlibatan dalam peribadatan dan perwujudan iman, sehingga tidak terhenti pada pengetahuan iman.
Rudi Kriswanto melanjutkan, sebagian kecil OMK pernah mengikuti ibadah di gereja lain selain gereja Katolik.
Alasan mereka mengikuti ibadat di gereja lain selain Gereja Katolik adalah diajak teman, rasa ingin tahu, diundang kerabat atau tetangga, dan tugas sekolah.
Terdapat enam topik penelitian yang menjadi diteliti oleh Komkep KWI, yaitu:
- Perayaan Iman
- Pengalaman Gereja
- Pengalaman Misioner
- Penegasan Panggilan
- Pengalaman Berziarah
- Pengalaman Persaudaraan Insani Universal
Dari keenam topik penelitian juga mencakup tiga karakteristik militansi iman: pengetahuan, peribadatan, dan cara hidup.
Hasil survei yang dilaksanakan membuahkan hasil yang terbagi menjadi lima hal: profil responden, indeks tiga dimensi militansi iman, indeks perdimensi militansi iman, karakteristik militansi iman, dan pendampingan yang dibutuhkan OMK Indonesia.
Dalam hal peribadatan, terbukti bahwa OMK rajin mengikuti ekaristi. Sayangnya, pengalaman peziarahan (berziarah ke tempat suci Katolik) di luar bulan perayaan masih menjadi yang terendah.
Bagian cara hidup, persaudaraan insani memiliki nilai tertinggi: terlibat ketika ada keluarga, saudara, teman, tetangga yang berdukacita walau beda agama, suku, dan status sosial.
Sedangkan nilai terendah yakni pengalaman misioner (membantu orang lain sesuai talenta di luar komunitas Gereja Katolik).
Survei tersebut menyimpulkan:
- Tingkat militansi iman OMK Indonesia secara keseluruhan berada di level sedang.
- OMK yang pernah mengikuti ibadah di gereja atau tempat ibadah lain berjumlah 61%.
- Peran orangtua (75,1%) memengaruhi pertumbuhan iman OMK.
- Harapannya selanjutnya adalah pendampingan untuk memperdalam iman Katolik melalui retret, rekoleksi, workshop, seminar (15,6 %).
- Perlu adanya pendampingan guna memperdalam iman Katolik dalam aktivitas rohani yang diikuti (10,2 %).
Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang