Katolikana.com—Salah satu hal menarik ketika kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta adalah proyek mata kuliah di mana mahasiswa bisa membangun agensi kreatif.
Menjadi mahasiswa sekaligus anak agensi menjadi pengalaman seru. Pengalaman industri dan jaringan profesional dapat membantu mereka sebagai bantu loncatan dalam mengembangkan karir.
Lalu, apa tantangan yang mereka hadapi sebagai mahasiswa dalam mengelola agensi kreatif?
Strategic planner agensi Think Plus Bryan Zefanya dan strategic planner agensi Bejana Creative Angel Umboh mengungkapkan, agensi mereka bermula dari mata kuliah Kampanye yang mengharuskan membuat agensi kreatif.
“Sebenarnya kita terbentuk karena mata kuliah Kampanye Komunikasi Kreatif. Jadi masih dibilang kami masih belajar soal dunia per-agensi-an ini,” ujar Angel.
“Think Plus agensi ini berangkat dari tugas mata kuliah. Kami ditugaskan untuk bekerja sama dengan perusahaan riil secara langsung dan secara profesional dengan klien,” ujar Bryan.
Meski dibentuk karena tugas mata kuliah, agensi Think Plus dan Bejana Creative memiliki visi misi dan ikatan kerja sama dengan perusahaan yang berbeda.
“Think Plus, visinya adalah untuk berpikir lebih luas, kreatif, dan lebih besar. Misinya untuk menyejahterakan perusahaan. Think Plus ini sudah sudah bekerja sama dengan perusahaan Danone di Jakarta,” jelas Bryan.
“Bejana Creative memiliki visi menjadi wadah yang mampu mengakomodasi masalah klien dan memberikan solusi dalam bentuk visual dan verbal,” ujar Angel.
“Misi kami adalah mampu memberikan strategi solutif dan optimal bagi mitra dalam mengatasi berbagai permasalahan di industri kreatif serta mengutamakan profesionalisme kerja dengan kemampuan tim dan individu untuk menghasilkan sebuah produk unggulan. Kami bekerja sama dengan Hikmatyar Aziz Architect,” jelas Angel.
Proyek Kreatif
Sebuah agensi kreatif tidak terlepas dari sebuah proyek kreatif karena proyek kreatif menjadi sarana penting dalam mengungkapkan imajinasi dan inovasi dalam mendorong kreativitas serta mempromosikan kolaborasi.
Proyek kreatif ini dilaksanakan sebagai bentuk kolaborasi agensi kreatif dengan perusahaan. Agensi harus bisa menciptakan produk yang memuaskan perusahaan maupun audiens.
Angel menjelaskan, Bejana Creative Agency berkolaborasi dengan HAA. Proyek yang dilakukan yakni aktivasi sosial media, kampanye iklan, desain grafis, produksi konten dalam bentuk audio maupun visual.
Mereka juga mendapat kesempatan untuk handle proyek dari klien eksternal yaitu Kota Coffee x Nasi Bungkus dari Solo, yakni content consultant untuk campaign Ramadhan. Mereka memberi saran konten seperti apa yang harus dibuat selama rangkaian bulan Ramadhan.
“Baru-baru ini Bejana Creative mengikuti lomba Lumens dalam rangka Comminfest, yaitu membuat video dengan tema ‘digitalisasi UMKM dan mendapat juara pertama untuk lomba tersebut,” ujar Angel.
Think Plus agency mengerjakan proyek Danone IRI (Inklusif Recycling Indonesia) bersama Danone. Proyek ini berangkat dari isu pemulung.
“Kami membuat kampanye untuk mengangkat isu pemulung dan isu lingkungan,” ujar Bryan.
Proyek berikutnya akan dilaksanakan bersama ibu-ibu dan anak muda di Yogyakarta tentang meningkatkan awareness pemilihan sampah.
“Selanjutnya kami akan membuat event besar di kampus. Nantinya akan ada seminar, talkshow, dan pameran, ” ujar Bryan.
Tantangan
Meskipun seru, tantangan dalam mengatur waktu perkuliahan dan mengurusi agensi tetap ada.
“Yang paling penting harus bisa mengatur waktu. Kalau bisa bikin jadwal di luar jam kuliah kapan ketemu untuk breakdown proyek-proyek yang akan datang. Kami sudah membuat content plan, juga jadi tinggal eksekusi pembuatan konten,” ujar Angel.
“Kesulitannya yaitu berusaha bersikap profesional dengan perusahaan seperti ketika berkomunikasi, sesi brainstroming, kita harus profesional. Kami juga harus menemukan ide-ide besar agar mencapai target,” ungkap Bryan.
Bisa melihat skala prioritas antara tugas dan proyek memang tidak mudah. Namun, hal ini bisa dilihat dari hal yang lebih urgent untuk dikerjakan.
“Harus bisa pintar manage waktu. Kalau bisa buat jadwal kapan mengerjakan tugas kuliah, tugas organisasi, dan proyek agensi. Kalau sampai tabrakan, harus bisa melihat skala prioritas. Dari tugas, mungkin bisa lihat mana yang lebih urgent untuk dikerjakan,” jelas Angel.
Menurut Angel, menjalani peran ganda memang tak mudah. Namun hal ini bisa membuka pintu untuk menemukan hal-hal baru serta menikmati keseruan eksplorasi dunia agensi kreatif dan pendidikan secara bersamaan. (*)
Kotributor: Nisa Nursiyah, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.