Katolikana.com—OMK harus bangga menjadi orang Katolik. Pasalnya, perasaan itu merupakan ungkapan syukur atas misi penebusan yang telah dijalankan oleh Yesus Kristus, sang Juru Selamat.
Jika rasa bangga itu telah tumbuh dalam diri para anggota OMK, maka keterlibatan dan keaktifan orang muda dalam pelayanan, baik yang bersifat liturgis dan kegiatan-kegiatan pelayanan lainnya akan tumbuh tanpa diminta.
Hal ini disampaikan oleh Pastor Kepala Paroki Eudema RP. Stefanus Tri Supriationo, MSC dalam rekoleksi dengan tema ‘Kasih Allah Menggerakkan Evangelisasi Diri OMK’ yang diselenggarakan oleh Orang Muda Katolik Paroki St. Eugenius de Mazenod (OMK Eudema), Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Minggu (10/9/2023) di Aula Chevalier Paroki Eudema.
Berjalan Bersama
Dalam upaya menumbuhkan rasa bangga itu, Romo Tri membawa para peserta untuk kembali merenungkan awal kisah penciptaan.
Dijelaskannya, kisah penciptaan merupakan cikal bakal perjalanan panjang kisah penebusan. Dalam misi itu, cinta Allah pada manusia berpuncak pada pengorbanan Yesus di kayu salib.
Berangkat dari kebanggaan akan Allah yang begitu mengasihi manusia, OMK diharapkan selalu berjalan dalam semangat yang sama.
Semangat itu terejawantah dalam rasa saling mengasihi dan berbela rasa, baik dalam hidup menggereja maupun dalam hidup bermasyarakat.
“Allah kita adalah Allah yang penuh kasih. Allah yang begitu dekat dengan kita. Sekarang tinggal bagaimana kita bersyukur dan memaknai kasih Allah itu dalam keterlibatan kita sebagai anak muda dalam pelayanan menggereja dan bermasyarakat,” terangnya.
Belajar dari Santo Petrus
Lebih jauh, Romo Tri juga mengajak para peserta untuk merefleksikan kembali sosok St Petrus.
Menurutnya, Petrus merupakan pribadi yang begitu kontroversial. Namun, Yesus memberikan kepercayaan penuh kepada Petrus untuk mendirikan Gereja Allah. Pasalnya, Ia telah berani bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias (bdk. Mat. 16:16; Mrk. 8:29; Luk. 9:20).
Keberanian iman Petrus itu, diharapkan tumbuh juga dalam hati dan pikiran OMK. Keberanian itu pun tidak hanya sekadar berani mengungkapkannya melalui kata-kata. Tetapi sebaliknya, mesti dinyatakan dalam sikap dan perilaku hidup sehari-hari.
Membangun Mentalitas Rohani
Ketua Panitia Rekoleksi Elton Wada mengatakan kegiatan tersebut bertujuan membangun mentalitas rohani orang muda dan merupakan bagian dari upaya OMK membangun konsolidasi dan menjaring anggota baru. Puncaknya, agar semakin banyak yang terlibat dan berkontribusi dalam kehidupan menggereja.
Menurut Elton, ini merupakan salah satu upaya membangun kehidupan rohani para anggota. Namun, lebih jauh rekoleksi ini juga menjadi batu loncatan untuk kegiatan-kegiatan lain ke depan.
“Saat ini, kami berupaya untuk mengajak orang muda di paroki ini, terutama yang belum aktif dan terlibat selama ini untuk bisa masuk dalam tubuh OMK,” terangnya.
Lebih jauh dari itu, tambah Elton, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya OMK untuk berekspresi dan menyatakan diri.
Konkretnya, hal itu ditunjukkan melalui berbagai kegiatan yang tidak hanya bersifat rohaniah, tetapi juga jasmaniah. Atau dengan kata lain, memadukan sekaligus kegiatan yang bersifat reflektif dan refreshing.
Menurut Elton, OMK adalah wadah kita sebagai generasi muda Katolik untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan segala potensi yang dimiliki.
“Saya kira rekoleksi merupakan salah satu medan aktualisasi diri ini. Tapi kita tidak hanya murni rekoleksi. Ada kegiatan pendukung lain yang juga turut diselipkan untuk mengurangi kejenuhan spiritual,” imbuhnya.
Salah satu anggota OMK, Paskalius mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti itu bisa terus berlanjut.
“Kami senang dengan kegiatan ini. Kami bisa lebih saling mengenal lagi antaranggota OMK. Kalau bisa pengurus sering-sering buat kegiatan seperti ini,” bebernya sambil berseloroh.
Untuk diketahui, sekitar 55 orang muda hadir dalam kegiatan rekoleksi yang juga diisi kegiatan lain, seperti gerak dan lagu (GL), tanya jawab dan sharing bersama Pastor Kepala Paroki, misa bersama umat, makan malam bersama, evaluasi, dan sebagainya.
Terlihat peserta yang hadir sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Hal itu dapat dilihat dari keaktifan dan keterlibatan mereka saat sesi tanya jawab, terlibat dalam sharing, permainan yang disiapkan, dan sebagainya. (*)
Komsos Keuskupan Tanjung Selor