Katolikana.com—Sebanyak 25 orang anak di SDI Lindi, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur NTT, akan menerima Komuni Suci Pertama di Kapela Stasi St. Theodorus-Tanggo, Paroki St. Gregorius, Kevikepan Borong, Keuskupan Ruteng, Kamis (28/9/2023).
Menjelang hari berahmat tersebut, orang tua dan anak-anak penerima Komuni Suci Pertama mengikut rekoleksi, Ibadat tobat, dan pengakuan dosa di Kapela St. Theodorus Tanggo, Rabu (27/9/2023).
Rekoleksi dan ibadat tobat yang dipimpin frater Frttz, berlangsung hikmat. Frater Frutz membawakan materi dengan topik Sakramen Ekaristi dengan tema “Melihat Kristus yang hadir dalam roti dan anggur.”
Sakramen dalam Gereja Katolik
Gereja Katolik memiliki 7 Sakramen yakni Sakramen Baptis, Ekaristi, Penguatan (Krisma), Tobat, Perkawinan, Imamat, Pengurapan Orang Sakit.
Tujuh sakramen ini mencakup seluruh kehidupan rohani, yang berhubungan erat dengan kehidupan jasmani yang terdiri dari tujuh tahapan.
Melalui sakramen, kita mengimani kehadiran Yesus Kristus. Misalnya melalui pembaptisan, Yesus membaptis kita melalui tangan para imam.
Dalam Ekaristi, Yesus hadir melalui para imam yang memimpin Ekaristi dan dalam sakramen Tobat atau pengampunan dosa, Yesus mengampuni dosa-dosa kita melalui imam.
Frater Fritz menegaskan, Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristian. Ekaristi memiliki hubungan yang erat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam tugas dan pelayanan gerejani.
“Ekaristi disebut sebagai tugas sebagai misa, pemecahan roti, perjamuan Tuhan, kurban Kudus, kurban persembahan. Ekaristi berarti puji syukur, memuji Allah,” katanya.
Kata syukur digunakan pada malam perjamuan terakhir Yesus bersama-murid-muridanya.
Frater Fritz menjelaskan tiga makna Ekaristi yaitu (1) Ekaristi sebagai kenangan dan karya keselamatan Allah, (2) Ekaristi sebagai wujud kesatuan dengan Kristus dan (3) Ekaristi sebagai wujud kesatuan dengan gereja yang melambangkan kebersamaan sebagai satu tubuh.
“Sakramen Ekaristi meyatukan kita dengan Kristus. Dia yang memakan tubuhku, tinggal dalam aku dan aku dalam dia,” ungkapnya.
Frater Fritz menerangkan, secara jasmani roti dan anggur tersusun zat alami, namun yang perlu ditekankan ialah substansi roti dan anggur yang berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.
“Pemaknaan terhadap roti dan anggur yang diubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Roti dan anggur bukan lagi benda biasa melainkan perwujudan Allah,” terangnya.
Ia melanjutkan, melalui Ekaristi, umat mengalami persatuan dengan Allah. “Kita dipanggil untuk menjadi roti, dipecah-pecah dibagikan, dan memberi kehidupan bagi yang menerimanya,” ucapnya.
Menurutnya, makna Ekaristi berati berakar dalam Kristus, bertumbuh dalam persaudaraan dan berbuah dalam pelayanan.
Ia menjelaskan, anak-anak menerima komuni suci memilik pengertian dan memaknai misteri Kristus dan menerima dengan iman.
Anak-anak melalui pendidikan Agama memamahi tentang sakramen Ekaristi. Melalui rekoleksi, anak-anak memahami Tuhan Yesus melalui sakramen Ekaristi.
“Anak-anak memiliki kerinduan untuk menerima komuni Kudus dan menghormati sakreman maha Kudus,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dasar hukum Gereja tentang anak-anak menerima Komuni Suci Pertama yaitu, Kan. 913 §1.
“Agar Ekaristi mahakudus dapat diterimakan kepada anak-anak, dituntut bahwa mereka memiliki pemahaman cukup dan telah dipersiapkan dengan seksama,sehingga dapat memahami misteri Kristus sesuai dengan daya-tangkap mereka dan mampu menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat.”
Ditegaskannya, sebelum menerima komuni suci pertama, anak-anak mengimani kehadiran Tuhan dalam sakramen ekaristi.
Selanjutnya, meyambut komuni Kudus dan berpartisipasi aktif dalam ekaristi dengan menjadi misdinar, Lektor, lektris dan pemazmur.
“Sebelum menerima komuni anak-anak harus mempersiapkan diri dengan sakramen tobat atau pengakuan dosa, mengerti dosa, memahami Allah maha rahim dan secara konkrit mengetahu cara pengakuan dosa,” ucapnya.
Dukungan Orang Tua
Setelah menerima komuni suci pertama, orang tua bertugas mendampingi anak-anak dengan memberi motivasi, serta memupuk semangat anak untuk mengambil bagian dalam pelayanan gereja seperti misdinar, lektor/lektris, dan pemazmur.
“Orang tua memiliki peran penting dalam mengembangkan iman anak. Orang tua membangun iman melalui doa bersama di rumah, mengikuti doa rosario dan kegiatan rohani lainnya,” kata Frater Fritz.
Pengakuan Dosa
Romo Marsel Jehanat, Pr yang memberikan sakreman tobat bagi peserta penerima Komuni Suci Pertama menegaskan bahwa pengakuan dosa sangat penting dalam menumbuh kembangkan iman anak.
“Sebelum menerima komuni suci, anak-anak harus memahami apa itu dosa, mengenal Allah yang maha rahim dan maha pengampun,” ujar Romo Marsel.
Romo Marsel menjelaskan, sakramen tobat memberi, kesempatan orang yang berdosa untuk bertobat dan memperoleh kembali rahmat dari Allah.
“Pengakuan dosa membantu membentuk hati nurani, melawan kecenderungan jahat dan mengikuti tuntuh Roh Kudus agar hidup sesuai ajaran Yesus Kristus,” tambahnya.
Romo mengimbau semua keluarga peserta komuni pertama agar menjaga situasi keamanan sekitar lokasi syukuran sambut baru.
“Ingat, buka musik pelan-pelan, ingat juga tetangga, mungkin ada yang sakit. Karena itu syukuran Komuni harus membawa kebahagian, perdamaian dan sukacita bagi sesama,” tegasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut para guru SD Lindi dan panitia Komuni Suci Pertama. (*)
Kontributor: Yos Syukur, dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.