UGM Kini Punya Rumah Ibadah Enam Agama

Katolikana.com—Universitas Gadjah Mada (UGM) kini menjadi salah satu universitas yang memiliki pusat peribadatan enam agama di dalam lingkungan kampus. Bertepatan dengan peringatan Dies Natalis UGM yang ke-74, Kompleks Fasilitas Kerohanian UGM telah diresmikan Rektor UGM dan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM pada Selasa (19/12). 

Kompleks yang beralamat di Jl. Podocarpus I itu memiliki lima rumah ibadah. Di dalamnya terdapat dua bangunan gereja, yang diperuntukkan bagi sivitas akademika yang beragama Katolik dan Kristen Protestan. Selain itu, ada pula wihara bagi umat beragama Buddha, kelenteng yang ditujukan untuk pemeluk agama Konghucu, serta pura untuk mendukung peribadatan agama Hindu.

Fasilitas kerohanian tersebut berdiri pada lahan seluas 5.994 ㎡, dengan memanfaatkan sebagian area kompleks perumahan dosen UGM di kawasan Sekip. Masing-masing rumah ibadah dirancang dengan menonjolkan ciri khas dari setiap agama, tetapi berpadu menjadi satu kesatuan yang serasi.

Seluruh kompleks fasilitas kerohanian ini usai dibangun dalam waktu 11 bulan. Pembiayaan pembangunan fasilitas tersebut menggunakan dana masyarakat sejumlah Rp25 miliar.

Selain bangunan rumah ibadah, di dalam kompleks tersebut juga terdapat area terbuka hijau, plaza, serta area parkir.

Adapun kapasitas dari tiap-tiap rumah ibadah tersebut bervariasi. Kedua gereja masing-masing mampu menampung hingga 100 orang di dalamnya. Pura dapat menampung 50 orang untuk bersembahyang. Sedangkan wihara dan kelenteng masing-masing bisa menampung sekitar 40 orang untuk beribadah bersama.

Kelima rumah ibadah tersebut membuat fasilitas kerohanian di UGM saat ini menjadi lengkap. Sebelumnya, UGM telah memiliki dua masjid universitas untuk memfasilitasi peribadatan sivitas akademika beragama Islam, yakni Masjid Kampus UGM dan Mardliyyah Islamic Center (Masjid Mardliyyah).

Masjid Kampus UGM sudah rampung dibangun lebih dulu pada tahun 1999. Bahkan, Mardliyyah Islamic Center telah berdiri sejak 1968, dan baru saja selesai direvitalisasi besar-besaran pada 2021.

Suasana peresmian Kompleks Fasilitas Kerohanian UGM. (Sumber: ugm.ac.id)

 

Mendorong Kebhinnekaan

Tujuan utama fasilitas kerohanian ini dibangun adalah untuk mewadahi kegiatan-kegiatan kerohanian bagi seluruh sivitas akademika UGM yang terdiri dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, tanpa terkecuali.

“Di UGM sendiri salah satu karakter yang kita bangun adalah inklusivitas. Kita memang heterogen, sehingga itu harus diwadahi termasuk dalam hal keberagamaan,” tutur Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.

“Ini akan menjadi tempat bagi sivitas (akademika) untuk berdiskusi dan mempraktikkan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing,” imbuh Ova lagi.

Sementara itu, Ketua MWA UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., menerangkan makna penting fasilitas ini, yang sejalan dengan jati diri dan semangat UGM.

“Terima kasih atas kerja kerasnya sehingga ini bisa terwujud, sebuah kebanggaan yang luar biasa. Sejak awal mahasiswa masuk ke sini sudah terekspos dengan keberagaman, ini akan menjadi modal besar bagi Indonesia ke depan,” tutur Pratikno.

Pratikno berharap, komunitas keagamaan di lingkup UGM dapat menghidupkan fasilitas ini dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna. Ia juga berharap inisiatif ini dapat menginspirasi institusi pendidikan lainnya untuk ikut mewadahi para sivitas akademika dalam menekuni kegiatan keagamaan sekaligus merayakan keberagaman.

“Kita bisa mendorong kebhinekaan dari UGM. Harapannya ini terus diperluas di universitas lain. Sehingga ada kesadaran akan perbedaan, tetapi tetap bersatu menguat di antara anak muda kita,” tambahnya.

 

Sumber: UGM

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Comments (0)
Add Comment