Katolikana.com, Deli Serdang — Sekitar 100 orang petani, pemerhati pertanian, serta pengurus pastoral Paroki, Pengurus Rayon, dan Stasi di wilayah Paroki St. Yosep Delitua berkumpul di Rumah Produksi Pupuk Organik Super (Pos) Ecosophy di Dusun I Cinta Damai, Desa Lantasan Baru, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (25/4/2024).
Rumah Produksi Pupuk Organik Super (Pos) Ecosophy dikembangkan oleh Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki St. Yosep Delitua sejak 19 April 2020.
Pada HUT ke-4 Ecosopy kali ini, Sekretaris Ecosophy Kenal Ginting mengungkapkan harapannya agar pertemuan tersebut dapat memberikan manfaat bagi perkembangan Ecosophy, dengan tujuan agar para petani dapat memperoleh manfaat yang nyata dari keberadaan Ecosophy.
Pada peringatan ulang tahun pertama Ecosophy, Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap., menyoroti fakta bahwa sebagian besar umat Katolik di Keuskupan Agung Medan adalah petani, namun masih banyak yang belum tersentuh.
Terinspirasi Laudato Si
Ketua Pelaksana Ecosophy Ramli Elias Tarigan menjelaskan bahwa Ecosophy terinspirasi dari Ensiklik Laudato si yang dikeluarkan Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015. Ensiklik ini menggambarkan kerusakan lingkungan akibat ulah manusia dan kekhawatiran akan pemanasan global. Dia menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik dalam mendukung pertanian yang berkelanjutan.
Menurut Ramli, menggunakan pupuk organik dalam pertanian tidak hanya membantu menurunkan pemanasan global, tetapi juga berkontribusi pada upaya menjaga kelestarian alam.
Dia berpendapat bahwa dengan menggunakan pupuk Ecosophy, penggunaan pupuk kimia dapat berkurang secara bertahap. Awalnya, pupuk kimia bisa dikurangi setengahnya saat menggunakan pupuk organik ini. Dengan sering menggunakan pupuk Ecosophy, penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir seiring waktu.
Lebih lanjut, Ramli menegaskan bahwa penggunaan pupuk organik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi hasil pertanian. Dengan menggunakan pupuk organik, kita bisa meningkatkan produktivitas pertanian dan mendapatkan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih murah.
Sosialisasi
Pihak Ecosophy telah melakukan sosialisasi ke berbagai Paroki di Keuskupan Agung Medan dan berencana untuk memperluas layanan ke wilayah-wilayah lain. Meskipun demikian, masih ada tantangan dalam mengenalkan Ecosophy kepada umat Paroki St. Yosep Delitua sendiri.
Dalam diskusi tersebut, Adil Barus yang bertanggung jawab terhadap quality control menyampaikan bahwa pupuk organik, termasuk Ecosophy, memiliki peran penting dalam merestorasi tanah dan mengurangi dampak negatif pupuk kimia terhadap lingkungan. Namun, dia juga menekankan bahwa pemakaian pupuk organik membutuhkan kesabaran karena hasilnya tidak secepat pupuk kimia.
Tuahta Ginting menambahkan bahwa penggunaan Ecosophy juga merupakan tanggung jawab moral umat Katolik dalam menjaga lingkungan. Dia menyatakan bahwa pengelolaan Ecosophy harus terus ditingkatkan agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
RP Frans Radiaman Purba, OFMConv., menekankan pentingnya menggunakan Ecosophy jika ada keluhan terkait pertumbuhan tanaman.
“Pupuk Ecosophy adalah milik bersama kita sebagai umat di Paroki ini. Kesuksesan dan manfaat yang didapat dari penggunaan pupuk ini sangat penting dalam membangun ekonomi umat,” ujar RP Frans Radiaman Purba, OFMConv.
Pembelian Mesin
Parochus Paroki St. Yosep Delitua RP Paskalis Pedoritma Surbakti, OFMConv. mengakui bahwa awalnya perhatiannya terhadap Ecosophy kurang karena ada masalah mendesak lain yang harus diselesaikan di Paroki.
Awalnya, Rumah Produksi Pupuk Ecosophy hanya menggunakan sebagian lahan, namun seiring waktu, pada usia keempatnya, perkembangannya luar biasa. Saat ini, bahkan telah dibangun Gua Maria dan sedang dikerjakan Patung Santo Fransiskus Asisi.
Paskalis menyayangkan bahwa hanya sebagian kecil umat Paroki Delitua yang menggunakan Ecosophy, sementara orang lain lebih banyak yang menikmatinya. Hal ini merupakan tantangan, namun bukan berarti mereka menyerah. Mereka tetap bertekad untuk melanjutkan pembinaan dan menjadikan sosialisasi tentang Ecosophy sebagai program paroki.
Dia menekankan pentingnya kebersamaan dan penguatan manajemen di Paroki tersebut. Meskipun pupuk yang diproduksi bagus, namun jika manajemennya tidak baik, semuanya akan hancur.
Paskalis juga mengungkapkan rencana untuk membeli mesin yang dapat mengolah pupuk kasar menjadi halus. Dia menyarankan agar selalu bekerja sama dan kompak demi kebaikan bersama, terutama di Paroki tersebut. Uskup Agung Medan sangat berharap agar Ecosophy dapat berkembang dan melayani lebih banyak orang.
Dia menegaskan bahwa kualitas pupuk Ecosophy akan terus ditingkatkan. Tujuan pupuk ini tidak hanya untuk memulihkan tanah yang rusak, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Semakin murah dan bagus kualitas Ecosophy, semakin kecil pengeluaran petani karena pupuk kimia yang sangat mahal.
Harga Terjangkau
Ketua Dewan Pastoral Stasi Hati Kudus Yesus Cinta Damai Iwan Adi Putra Sembiring menyatakan dukungan yang kuat dari umat di Stasi terhadap keberadaan Rumah Produksi Pupuk Ecosophy yang sangat bermanfaat. Selain harganya yang terjangkau, hasil dan kualitas tanaman dengan menggunakan pupuk ini juga cukup memuaskan.
Sebanyak 75 kepala keluarga di Stasi Cinta Damai telah menggunakan pupuk Ecosophy, bahkan umat lain di Desa Lantasan Baru juga turut memanfaatkannya.
Iwan menekankan bahwa pupuk ini juga dapat digunakan untuk perikanan. Dia berharap agar kualitas pupuk tetap dipertahankan sesuai dengan harapan umat di Stasi.
Pada penutupan acara, pengurus Ecosophy memberikan penghargaan kepada Frater Konventual (OFMConv.) dengan memberikan sumbangan sebesar Rp 12 juta.
Sumbangan ini diterima secara langsung oleh Sekretaris Propinsi Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv.), RP Rufinus Ero Jenska Perangin-angin, OFMConv. (*)
Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.