Katolikana.com, Surakarta — Pada hari Senin (21/10/2024), Yayasan Kanisius cabang Surakarta merayakan 106 Tahun Yayasan Kanisius. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Grha Sabha Buana, Surakarta dengan diikuti 2.000 siswa, guru, karyawan, serta tamu undangan dan komite sekolah.
Peringatan ini diisi dengan perayaan ekaristi, pemberian hadiah kepada guru-karyawan, serta penampilan hiburan. Tema yang diangkat pada peringatan 106 tahun Yayasan Kanisius yakni “Melangkah untuk Kanisius Maju“.
Peringatan ulang tahun dibuka dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh lima orang pastor secara konselebrasi. Bertindak sebagai selebran utama adalah Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro, Pr, Vikaris Episkopal (Vikep) Surakarta.
Lalu empat konselebran lainnya adalah, Romo Joseph M.M.T. Situmorang, SJ, Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta; Romo Walterus Teguh Santosa, SJ, Kepala Paroki Santo Antonius Padua Purbayan, Surakarta; Romo Yosef Supriyanto, Pr, Kepala Paroki Santa Maria Purbowardayan, Surakarta; dan Romo Aloysius Kriswinarto, MSF, Kepala Paroki Santo Paulus Kleco, Surakarta.
Belajar Hidup Bersama
Romo Joseph Situmorang selaku Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta mengungkapkan bahwa selama ini Yayasan Kanisius berusaha setia untuk mengabdikan diri dalam karya pendidikan. Karena itu, ia mengucapkan syukur kepada Tuhan karena Kanisius mampu mengemban tanggung jawab pelayanan itu selama 106 tahun.
“Rasa syukur atas rahmat Tuhan pantas dihunjukkan pada perayaan 106 tahun, karena Yayasan Kanisius dipercaya melayani untuk tumbuh dan berkembang anak didik sesuai kehendak Tuhan. Bertumbuh bersama, mendidik peserta didik agar memiliki karakter yang luhur,” tutur Romo Joseph Situmorang.
Sementara itu, dalam homilinya, Vikep Surakarta, Romo Herman, mengajak para siswa memiliki ketekunan belajar di Kanisius. Ia mengajak para siswa bukan hanya belajar menimba ilmu, tetapi juga belajar untuk hidup bersama dan membangun persaudaraan bersama.
“Melangkah bersama membangun kedisiplinan, ketekunan, kesetiaan dan komitmen untuk Kanisius maju merupakan wujud rasa syukur memaknai 106 tahun keberadaan Yayasan Kanisius. Itu bisa terwujud jika seluruh bapak ibu guru dan karyawan serta semua pihak bergerak maju melangkah melakukan kerja sama,” kata Romo Herman.
Setelah ekaristi selesai, hadirin dihibur dengan penampilan hiburan dari anak-anak sekolah Kanisius Surakarta. Perayaan pun dilanjutkan dengan pemberian pengharaan bagi guru dan karyawan yang telah berkarya lebih dari 25 tahun di Kanisius. Sebanyak 49 orang guru dan karyawan menerima penghargaan ini berupa cincin sebagai tanda kesetiaan bekerja di Kanisius.
Peringatan ini juga dimeriahkan dengan pembagian hadiah bagi para juara aneka macam lomba yang sudah dilangsungkan sebelum puncak acara 106 tahun. Pada 18-19 Oktober, 2024, panitia telah menggelar lomba mewarnai untuk siswa-siswi TK, lomba dance, lomba bercerita kisah Alkitab, lomba menyanyi mazmur, dan lomba futsal untuk siswa-siswi SD. Selain itu, masih ada juga perlombaan non-kategorial, yakni lomba got talent. Bagi guru dan karyawan, panitia menggelar lomba fashion show busana nusantara. Sementara itu, komite sekolah dipersilakan untuk mengikuti lomba membuat flyer.
Pedagogi Ignatian
Sejak awal mula kelahirannya, Yayasan Kanisius berkomitmen untuk menciptakan generasi yang unggul, berkarakter, dan berintegritas, melalui pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai yang diwarisi dari Santo Petrus Kanisius.
Yayasan Kanisius berdiri pada tanggal 21 Oktober 1918, dengan kantor pusat berkedudukan di Kota Semarang. Yayasan ini mempunyai empat kantor cabang/perwakilan, yakni cabang Semarang, cabang Yogyakarta, cabang Magelang, dan cabang Surakarta. Hingga kini, Yayasan Kanisius telah mengelola 148 sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Sebagai lembaga pendidikan yang dikelola oleh Serikat Yesus, Yayasan Kanisius menerapkan pedagogi Ignatian atau pedagogi reflektif dalam proses pembelajaran dan pendampingan siswa.
Pendidikan dengan paradigma reflektif mengajak peserta didik mengolah pengalaman sebagai konteks belajar. Lalu pengalaman tersebut direfleksikan dan digunakan untuk membentuk aksi, serta dievaluasi untuk mengalami pengalaman baru yang bermakna dalam hidup.
Namun selain menggunakan pedagogi reflektif Yayasan Kanisius juga berusaha mendasarkan pendidikannya dengan sistem pendidikan yang integral dan holistik. Dalam bahasa Direktur Yayasan Kanisius, Romo J. Heru Hendarto, SJ, harus ada keseimbangan. Sehingga, Kanisius harus mengembangkan seluruh dimensi manusia.
“Pedagogi reflektif secara fisik membimbing anak-anak supaya bugar. Sehingga ada keseimbangan. Tidak hanya masalah pikir dan hati. Tetapi menyeluruh: fisik, pikiran, dan hati,” tutur Romo Heru.
“Rasa syukur memaknai 106 tahun Kanisius dengan berbagai kegiatan merupakan bentuk perayaan yang melibatkan semua anak. Dan ini menunjukkan keluarga besar dengan beraneka ragam kegiatan, termasuk misa syukur. Selanjutnya itu ditingkatkan dengan program perlindungan anak,” katanya lagi.
Dalam bingkai pendidikan reflektif, integral, dan holistik itulah, perayaan HUT ke-106 Yayasan Kanisius lantas dikemas dengan berbagai macam lomba serta melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah, komite sekolah, dan pemerhati pendidikan. Sebelum akhirnya, seluruh perayaan tersebut dipungkasi dengan misa ekaristi di puncak acaranya. (*)
Penulis: FX Juli Pramana, katekis Paroki Kleco, Surakarta
Editor: Ageng Yudhapratama
Katekis di Paroki Kleco, Surakarta