Uskup Terpilih Keuskupan Timika, Mgr. Bernardus Baru, OSA, Kunjungi “Mama” Fajar Timur

Pelayan yang Melayani itu Sakramental

Jayapura, Katolikana.com – Uskup terpilih Keuskupan Timika, Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, mengunjungi Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Jayapura, pada Rabu (12/3/2025).

Kunjungan ini menjadi momen istimewa bagi Uskup Bernardus untuk mengucapkan terima kasih kepada para dosen, karyawan, dan mahasiswa yang telah menjadi bagian dari perjalanan akademik serta pembinaan imamatnya.

Sejak 2022, Mgr. Bernardus menjabat sebagai Ketua STFT Fajar Timur. Kini, setelah ditunjuk sebagai Uskup Keuskupan Timika, ia kembali ke almamaternya untuk berpamitan sekaligus memberikan motivasi bagi civitas akademika. Ia tiba di kampus pada pukul 10.43 WIT dan langsung disambut dengan penuh sukacita oleh para dosen serta mahasiswa.

Suasana haru terasa saat ia menyalami satu per satu rekan-rekan pengajar serta mahasiswa yang hadir. Acara pertemuan ini diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh salah seorang mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan lagu “Tanah Papua” yang menggema sebagai simbol identitas budaya dan kebanggaan.

Uskup Timika berpose dengan mahasiswa STT Fajar TImur.

Bagian dari Misi Allah
Dalam pertemuan ini, berbagai sambutan disampaikan oleh perwakilan dari Keuskupan Timika, mahasiswa, serta dosen. Siorus Degei, yang mewakili Keuskupan Timika, mengungkapkan rasa syukur atas terpilihnya Mgr. Bernardus sebagai pemimpin baru Gereja di Timika.

Ia menekankan bahwa pemilihan ini adalah bagian dari misi Allah untuk membawa pembebasan dan pelayanan bagi umat di Papua. Sebagai simbol penghormatan dan dukungan, Siorus mengalungkan Noken Budaya khas suku Mee kepada Uskup terpilih, sebuah tradisi yang melambangkan harapan dan keselamatan.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STFT Fajar Timur, Paskalis Hilapok, turut menyampaikan harapannya agar Mgr. Bernardus tetap mengingat kampus yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Ia menegaskan bahwa kehadiran Uskup terpilih merupakan kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa dan civitas akademika.

“Sekarang kami punya seorang ayah yang akan selalu hadir bagi kami. Kami memohon agar sesekali Bapak Uskup kembali mengunjungi kami di sini,” ungkapnya dengan penuh harap.

Panggilan untuk Melayani

Perwakilan dosen, Dr. Albertus Heriyanto, menyampaikan bahwa terpilihnya Mgr. Bernardus sebagai Uskup merupakan anugerah besar, tetapi juga menjadi kehilangan bagi kampus. Ia menekankan bahwa kepemimpinan dalam Gereja adalah sebuah panggilan untuk melayani, bukan sekadar jabatan.

Ia berharap bahwa dalam perannya sebagai Uskup, Mgr. Bernardus tetap menunjukkan sikap rendah hati dan pelayanan yang tulus. Albertus juga mengungkapkan keprihatinannya terkait kekurangan tenaga pengajar di STFT Fajar Timur.

“Meskipun telah diangkat menjadi Uskup, tetap memberikan perhatian pada perkembangan kampus, terutama dalam mencetak calon imam dan teolog bagi Gereja Papua,” tandasnya.

Pelayan yang Melayani itu Sakramental

Dalam sambutannya, Mgr. Bernardus Baru, OSA, mengawali dengan salam khas STFT Fajar Timur: “Waa Waa Waa”, yang langsung disambut meriah oleh para hadirin. Dengan penuh keharuan, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh civitas akademika atas dukungan dan kebersamaan selama ini.

Ia juga meminta maaf jika selama masa pelayanannya terdapat kesalahan atau kekurangan. Ia menekankan bahwa jabatan Uskup bukanlah tentang kekuasaan, melainkan tentang pelayanan yang lahir dari kasih dan pengabdian. “Pelayan yang melayani itu sakramental, bukan kekuasaan. Maka, komunikasi, kerja sama, dan dialog dalam tanggung jawab masing-masing adalah hal yang perlu terus diwujudkan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak benar-benar meninggalkan STFT Fajar Timur. Secara administratif, ia tetap terdaftar sebagai dosen dan akan terus mendukung pengembangan akademik serta formasi di kampus tersebut.

Ia menekankan pentingnya membangun pendidikan teologi yang khas Papua, dengan menyesuaikan pendekatan dan metode pembelajaran yang lebih kontekstual bagi masyarakat setempat.

“Sudah saatnya STFT Fajar Timur mengembangkan model pendidikan yang lebih dialogis, agar roh atau spirit dalam mewujudkan misi Allah bisa semakin nyata,” tambahnya.

Uskup Timika dan Zebedeus Mote (Kontributor)

Penuh Makna

Acara ditutup dengan doa oleh salah seorang mahasiswa, Mario, sebelum dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Momen perpisahan ini terasa begitu emosional ketika Uskup terpilih bersalaman dengan dosen, karyawan, dan mahasiswa yang hadir. Setiap angkatan mahasiswa pun turut berfoto bersama sebagai kenangan atas kunjungan ini.

Kunjungan ini menjadi bukti bahwa meskipun Mgr. Bernardus telah diangkat sebagai Uskup, keterikatannya dengan STFT Fajar Timur tetap kuat. Ia kembali bukan hanya sebagai seorang pemimpin baru Gereja di Timika, tetapi juga sebagai seorang saudara dan sahabat bagi komunitas akademik yang telah membentuknya.

Civitas akademika STFT Fajar Timur berharap bahwa hubungan ini akan terus berlanjut, membawa dampak positif bagi perkembangan Gereja dan pendidikan teologi di Papua.

Kontributor: Zebedeus Mote (Mahasiswa Pascasarjana STFT Fajar Timur, asal Keuskupan Timika)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

STT Fajar TimurUskup Timika
Comments (0)
Add Comment