Paroki Kleco Solo Adakan Pelatihan Perawatan Jenazah Secara Katolik

Romo Aloysius Kriswinarto, MSF: Pelayan perawatan jenasah merupakan pelayan yang mulia.

Solo, Katolikana.com—Tim Pelayanan Pranguktilaya Gereja St. Paulus  Paroki Kleco bekerjasama dengan RS Brayat Minulya Surakarta mengadakan Pelatihan Perawatan Jenazah Secara Katolik pada hari Minggu (6/4/2025).

Sebanyak 90 orang lebih hadir mengikuti pelatihan yang terdiri dari Tim Pelayanan Pangruktilaya dari 51 lingkungan.

Pelatihan bertujuan memberikan pedoman tata laksana perawatan jenazah secara Katolik dan memanusiakan saudara yang telah meninggal secara pantas untuk menghadap Tuhan.

Kepala Paroki Kleco Romo Aloysius Kriswinarto, MSF dalam kata sambutan pelatihan menyampaikan bahwa pelayan perawatan jenasah merupakan pelayan yang mulia, karena membantu saudara yang meninggal, merawat, dan merias  jenazah sehingga pantas menghadap Tuhan.

Romo Aloysius Kriswinarko MSF

Spiritualitas Hadapi Kematian

Tim Pangruktilaya dari RS Brayat Minulya pada awal pelatihan mengajak peserta menyadari bahwa kematian dalam pandangan Gereja Katolik memiliki arti yang positif yakni:

  • Mendasarkan pada ungkapan iman :”Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp 1:21) dan “Benarlah perkataaan ini: Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia“ (2Tim 2:11)
  • Mendasarkan pada ungkapan keyakinan “Hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan, dan sesudah roboh rumah kami di dunia ini, akan tersedia bagi kami kediaman abadi di surga.”

Empat Faktor Penyebab Kematian

Mengutip pendapat ahli medis Tabrani Rab, Tim Pangruktilaya dari RS Brayat Minulya sebagai narasumber pelatihan  mengungkapkan bahwa kematian disebabkan empat faktor :

  • Berhentinya pernafasan
  • Matinya jaringan otak
  • Tidak berdenyutnya jantung
  • Adanya pembusukan pada jaringan tertentu oleh bakteri-bakteri

Deteksi Seseorang Mendekati Kematian

Lebih lanjut narasumber menyampaikan bahwa seseorang yang mendekati kematian secara medis dapat dideteksi dengan tanda tanda pupil membesar (dilatasi pupil), tidak mampu bergerak, refleks hilang, nadi naik kemudian turun dan napas terdengar kasar (cheynestokes ) serta tekanan darah menurun.

Sedangkan tanda dan perubahan tubuh setelah kematian terdiri dari dua hal yaitu:

  • Algor mortis (Penurunan suhu jenazah). Algor mortis merupakan salah satu tanda kematian yaitu terhentinya produksi panas, sedangkan pengeluaran berlangsung terus menerus, akibat adanya perbedaan panas antara mayat dan lingkungan.
  • Livor Mortis (Lebam mayat). Livor Mortis terjadi akibat peredaran darah terhenti dan mengakibatkan stagnasi, maka darah menempati daerah terbawah sehingga tampak bintik merah kebiruan.

Pedoman Pelayanan Perawat Jenazah

Tim pangruktilaya RS Brayat Minulya dalam pelatihan menyampaikan bahwa pelayan perawatan jenazah hendaknya mendasarkan pada beberapa pedoman dalam melaksanakan tugas pelayanan.

Pedoman tersebut di antaranya: menanyakan kepada keluarga tentang riwayat penyakit yang diderita, make up yang dikehendaki keluarga pada jenazah, pendampingan keluarga untuk menjaga privasi dan hubungan baik  keluarga dengan masyarakat sekitar agar tidak menjadi pergunjingan.

Selain itu menyiapkan box perawatan jenazah, baju bersih serta melaksanakan prosedur perawatan jenazah.

Jenazah perlu diajak komunikasi

Dalam pelatihan ini,  saat melaksanakan tugas pelayanan, pelayan perawat jenazah diingatkan untuk:

  • Mempersiapkan alat. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju dilipat sampai di atas siku.
  • Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang
  • Memakai sarung tangan , baju pelindung dan masker
  • Berdoa (dapat menggunakan buku “Tata Laksana Melepas Jenazah”)
  • Melakukan komunikasi saat merawat jenazah. Jenazah pun perlu diajak komunikasi. Contohnya “Mohon maaf Bapak / Ibu, Bapak/Ibu mau  menghadap Tuhan. Mandi dulu ya agar badan bersih dan wangi serta berpakaian pantas.”

Praktik Pelatihan

Peserta pelatihan setelah menerima pemaparan materi dibagi dalam empat kelompok dan  diajak melakukan praktik  pelatihan perawatan jenazah. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

PangruktilayaParoki Kleco
Comments (0)
Add Comment