Prancis Catat Rekor: 17.800 Katekumen Dibaptis pada Malam Paskah 2025

Lonjakan permintaan menjadi Katolik tidak terlepas dari konteks sosial dan spiritual global: pandemi COVID-19, perang, dan krisis eksistensial.

Roma, Katolikana.com – Gereja Katolik di Prancis mencatat sejarah baru. Sebanyak 17.800 katekumen dijadwalkan menerima Sakramen Baptis pada Malam Paskah (19/4/2025), sebuah angka yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan tahunan sejak 2002.

Data ini dirilis oleh Layanan Nasional untuk Katekumenat dari Konferensi para Uskup Prancis dan diberitakan secara luas oleh media Katolik internasional, termasuk OSV News dan Detroit Catholic.

Para katekumen ini terdiri dari dua kelompok besar: 10.384 orang dewasa berusia di atas 17 tahun, dan lebih dari 7.400 remaja berusia 11 hingga 17 tahun.

Jumlah ini mencerminkan kenaikan 45% dibandingkan tahun 2024, dan disebut sebagai “tanda dari Surga” oleh Uskup Agung Lyon, Mgr. Olivier de Germay, yang memimpin katekumenat secara nasional.

“Di luar angka yang signifikan ini, kita dipanggil untuk menafsirkan tanda dari Surga,” tulis Mgr. Olivier dalam pengantar laporan resmi tahunan tersebut.

Katekumen Prancis 2015-2025

Lonjakan Minat

Sejak satu dekade terakhir, tren pertumbuhan jumlah baptisan dewasa menunjukkan peningkatan yang konsisten: dari 3.900 orang dewasa pada tahun 2015, menjadi 7.135 orang pada tahun 2024, dan melonjak ke 10.384 orang pada 2025.

Cécile Eon, Delegasi Nasional untuk Katekumen Dewasa, menyebut lonjakan ini sebagai fenomena yang “sangat mengesankan.”

Ia mencatat bahwa kelompok usia 18 hingga 25 tahun kini menjadi yang paling dominan, mewakili 42% dari total katekumen dewasa, mengungguli kelompok usia 26–40 tahun yang sebelumnya merupakan kelompok utama.

“Permintaan untuk menjadi Katolik terus mengalir. Tim pendamping harus ditata ulang untuk menampung kebutuhan formasi ini,” kata Eon dalam konferensi pers di Paris (10 April 2025).

Salah satu kisah inspiratif datang dari Kenza, seorang perempuan muda yang berasal dari latar belakang Muslim. Ia memilih menjadi Katolik dan membagikan kisah imannya yang ditampilkan secara khusus oleh aleteia.org dalam artikel berjudul “Kenza, a former Muslim, wants to move forward with Christ.”

Kenza, sebelumnya Muslim akan dibaptis pada Malam Paskah 2025. Foto: aleteia.org

Dorongan Rohani

Menurut Catherine Chevalier, Kepala Kantor Pewartaan Iman dan Pendampingan Kehidupan Kristiani, lonjakan permintaan menjadi Katolik tidak terlepas dari konteks sosial dan spiritual global: pandemi COVID-19, perang, dan krisis eksistensial.

“Banyak orang mencari harapan dalam ketidakpastian. Mereka haus akan Tuhan dan ingin kembali menjadi bagian dari komunitas yang memberi makna,” ujar Chevalier.

Chevalier juga mencatat bahwa media sosial dan kehadiran influencer Katolik mungkin berperan, tetapi faktor utama tetaplah kerinduan personal akan Tuhan dan komunitas iman.

Catherine Lemoine, Delegasi Nasional Pelayanan Pastoral Kaum Muda, menambahkan bahwa lonjakan permintaan baptisan remaja berusia 11–17 tahun juga mencolok. Ia mencatat adanya kelompok-kelompok persiapan baptis yang kini bisa mencapai 20–50 anak per kelompok, jauh di atas rata-rata sebelumnya.

“Anak-anak muda ini mencari jawaban atas pengalaman hidup yang berat—perceraian orang tua, kehilangan orang tercinta, atau sakit. Mereka menemukan Injil sebagai terang dalam gelap,” jelas Lemoine.

Penguatan Iman

Di banyak paroki, jumlah orang yang dibaptis dewasa dan remaja terus bertambah. Di Katedral St. Louis Versailles, misalnya, Hubert Boüan, yang memimpin pendampingan katekumen, menyebut bahwa pada 2025 ada delapan orang dibaptis, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dan prediksi jumlah tahun depan bahkan lebih tinggi.

Boüan mengungkap bahwa 80% katekumen berasal dari keluarga “broken home” atau orang tua yang telah meninggalkan iman. Namun banyak dari mereka menyebut nenek mereka sebagai figur yang membawa benih iman.

“Mereka ingin terkoneksi kembali dengan iman yang pernah ada di keluarganya. Ini sangat mengharukan,” ucap Boüan.

Sebagian dari mereka bahkan pernah dibaptis sebagai bayi, namun tidak menerima pendidikan iman. Mereka kini kembali dan bersiap menerima Sakramen Penguatan.

Penerima Sakramen Penguatan

Jumlah penerima Sakramen Penguatan juga meningkat signifikan. Sebanyak 9.000 orang dewasa menerima Sakramen ini pada 2024, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2022. Di Keuskupan Versailles, upacara khusus bahkan direncanakan pada November 2025, karena satu kali perayaan pada hari Pentakosta tidak lagi mencukupi.

Untuk menopang pertumbuhan iman ini, Gereja Prancis mengandalkan kegiatan pastoral seperti FRAT, sebuah pertemuan dua tahunan kaum muda usia 15–18 tahun di tempat ziarah Bunda Maria di Lourdes. Pada tahun 2025, FRAT akan diikuti oleh 13.500 peserta, naik dari 9.000 tahun sebelumnya.

Selain itu, kaum muda usia 18–35 tahun juga diundang menghadiri Yubileum Kaum Muda di Roma, pada 28 Juli–2 Agustus 2025.

Tantangan dan Harapan

Tantangan utama yang dihadapi Gereja saat ini adalah kurangnya tenaga pendamping katekumenat. Pada 2025, jumlah koordinator naik 31% dibanding tahun lalu, namun masih jauh dari mencukupi.

“Kami membutuhkan lebih banyak pengawas dan pendamping formasi di semua keuskupan. Ini panggilan untuk umat Katolik agar terlibat,” seru Chevalier.

Mgr. Olivier de Germay menambahkan bahwa kesaksian katekumen justru memperkaya iman umat Katolik lama. Ia menilai bahwa Gereja diperkaya melalui perjumpaan yang saling membangun antara umat lama dan pendatang baru dalam iman.

“Kita semua menjadi diperbarui. Setiap orang—baik yang baru maupun yang lama—diperkaya oleh iman dan kesaksian satu sama lain,” pungkas Uskup Agung Lyon tersebut. (*)

Pastor Postinus Gulö, OSC adalah penulis buku: “Kasus-Kasus Aktual Perkawinan: Tinjauan Hukum dan Pastoral” (Penerbit Kanisius, tahun 2022). Kini, mahasiswa Doktoral Hukum Gereja di Pontificia Universitá Gregoriana, Roma, Italia.

BaptisPilihan EditorPrancis
Comments (0)
Add Comment