Yogyakarta, Katolikana.com—Dalam suasana duka yang menyelimuti Gereja Katolik sedunia atas wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025), keluarga besar SMP Stella Duce 1 Yogyakarta mengadakan ibadat arwah sederhana untuk mendoakan Sang Gembala Agung, Selasa (22/4/2025).
Ibadat yang berlangsung selama satu jam pelajaran (40 menit) ini diikuti oleh siswa-siswi kelas VII dan VIII, bersama para guru dan karyawan sekolah. Sementara itu, siswa kelas IX tidak mengikuti karena sedang menjalani Tes Pendalaman Materi (TPM) Kota tahap tiga.
Dalam homilinya, guru agama Katolik di SMP Stella Duce 1 Floribertus, mengangkat pesan penting dari kehidupan Paus Fransiskus: kesederhanaan yang membebaskan.
“Paus Fransiskus mengajarkan bahwa kesederhanaan bukan hanya soal tidak memiliki banyak harta, tetapi tentang bagaimana kita memandang hidup dan orang lain. Kesederhanaan membuat hati kita lebih peka terhadap penderitaan sesama, membebaskan dari keserakahan, dan membuka ruang bagi kasih serta persaudaraan,” ungkapnya di hadapan para siswa.
Paus Fransiskus, lanjut Floribertus, adalah teladan hidup yang melayani tanpa pamrih, tidak mencari pujian duniawi, dan tidak terjebak dalam simbol kemewahan. “Bukan sepatu atau jam tangan yang menentukan kepemimpinan seorang Paus, tapi sikap melayani dan kasih kepada semua orang,” tegasnya.
Ibadat pagi itu menjadi momen reflektif bagi para siswa. Dalam bagian renungan, mereka diajak untuk merenungkan tiga hal penting yang dapat diteladani dari Paus Fransiskus:
- Hidup sederhana, dengan bersyukur dan tidak terjebak dalam keinginan yang berlebihan.
- Peduli kepada sesama, dengan merasakan penderitaan orang lain dan membantu dengan kasih.
- Berdoa bagi semua orang, baik yang hidup maupun yang telah meninggal, agar tetap terhubung dalam kasih Tuhan.
Floribertus juga menekankan bahwa nilai compassion atau belas kasih—yang menjadi semangat utama pendidikan karakter di Stella Duce 1—sejalan dengan spiritualitas Paus Fransiskus. “Compassion berarti melihat dan merasakan penderitaan, lalu mengambil tindakan nyata agar kasih Tuhan makin hadir dalam dunia,” ujarnya.
Ibadat berlangsung dengan penuh kekhusyukan. Para siswa duduk rapi dan mengikuti setiap bagian dengan tenang. Doa umat disahut dengan suara lantang dan penuh iman, mencerminkan semangat doa dan kasih yang telah ditanamkan melalui teladan Paus Fransiskus.
Kunjungan Bapa Paus ke Indonesia pada tahun 2024 lalu meninggalkan kesan mendalam bagi umat Katolik di tanah air, termasuk para pelajar. Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin Gereja, tetapi juga teladan hidup sederhana dan berpihak pada kaum kecil. Warisan spiritual itulah yang hari ini dirayakan dalam doa dan tindakan nyata oleh generasi muda Katolik di Stella Duce 1 Yogyakarta. (*)
Kontributor: Imelda Wiwit, Guru SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.