Semarang, Katolikana.com – Dalam rangka peringatan pesta nama Santo Petrus Kanisius yang jatuh setiap 27 April, Yayasan Kanisius Keuskupan Agung Semarang (KAS) menggelar Misa Syukur sekaligus meresmikan Kanisius Eco Learning Camp dan membuka acara Temu Anak Kanisius, Senin (28/4/2025) di kompleks Sekolah Pertanian Kanisius (SPP) Ambarawa, Semarang.
Misa dipimpin oleh Ketua Pengurus Yayasan Kanisius, Pater Johanes Heru Hendarto SJ sebagai selebran utama, bersama konselebran Pater Joseph MMT Situmorang SJ, Kepala Kanisius Cabang Surakarta.
Misa dihadiri oleh siswa-siswi dari SD dan SMP Kanisius Cabang Semarang, guru dan karyawan, pengurus Kanisius dari berbagai cabang, serta tamu undangan dari yayasan pendidikan lain seperti Marsudirini, Pangudi Luhur, serta perangkat pemerintah daerah Ambarawa dan komunitas lintas agama.
Komunitas Pembelajar
Dalam pembukaan Misa, Pater Heru menekankan bahwa lingkungan telah mencintai kita terlebih dahulu, dan kini kita diajak mencintainya kembali, sebagaimana ditegaskan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Sì.
“Pada perayaan ini kita juga bersyukur atas penyertaan Tuhan dalam peziarahan Yayasan Kanisius sebagai komunitas pembelajar. Kanisius membuka harapan bagi masa depan anak-anak dengan semangat pembaruan dan cinta lingkungan,” tegasnya.
Kanisius Eco Learning Camp diresmikan sebagai sarana pendidikan alternatif berbasis alam untuk mendukung kegiatan pembinaan, outing class, dan outbond. Tempat ini terbuka tidak hanya untuk komunitas Kanisius tetapi juga untuk komunitas lain, termasuk umat Gereja dan masyarakat luas.
Inspirasi dari Tiga Tokoh
Dalam homilinya, Pater Heru mengajak komunitas Kanisius merefleksikan teladan tiga tokoh besar: Santo Petrus Kanisius, Pater Van Lith SJ, dan Paus Fransiskus.
- Santo Petrus Kanisius dikenal sebagai tokoh Gereja yang sejak muda menunjukkan semangat misioner dan kepeduliannya terhadap pendidikan kaum muda. Ia mendirikan lebih dari 40 kolese Katolik di Eropa pada abad ke-18.
- Pater Van Lith SJ, misionaris di Jawa, meletakkan dasar kuat bagi pendidikan Katolik di Indonesia. Ia meyakini bahwa Gereja harus serius dalam mendidik generasi muda melalui pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan.
- Paus Fransiskus, melalui dua ensiklik pentingnya, Fratelli Tutti dan Laudato Sì, mewariskan semangat persaudaraan universal dan kecintaan pada bumi. Fratelli Tutti menginspirasi Kanisius untuk membangun jejaring lintas iman dan komunitas. Sedangkan Laudato Sì menjadi landasan lahirnya Kanisius Eco Learning Camp sebagai upaya mencintai rumah bersama dan membina anak-anak dalam semangat cinta lingkungan.
Peresmian dan Temu Anak Kanisius
Usai Misa, prosesi peresmian Kanisius Eco Learning Camp dilakukan dengan pemotongan pita dan pemotongan tumpeng. Acara dilanjutkan dengan pemasangan cocard peserta Temu Anak Kanisius dan pertunjukan seni dari siswa-siswi SD dan SMP.
Kegiatan Temu Anak Kanisius sendiri akan berlangsung selama dua hari (28–29 April 2025) dengan tema: “Anak Kanisius, Bintang Masa Depan”.
Dalam semangat refleksi ini, warisan Santo Petrus Kanisius yang menyatakan “Jika ingin mengubah dunia, didiklah kaum mudanya” kembali ditegaskan sebagai arah gerak Yayasan Kanisius. Pendidikan menjadi jalan utama untuk menciptakan perubahan dan menghadirkan masa depan yang penuh harapan.
Yayasan Kanisius saat ini menaungi 176 sekolah (PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK) dengan lebih dari 18.000 siswa dan 1.600 guru di seluruh wilayah Keuskupan Agung Semarang.
Pendidikan di Kanisius berakar pada spiritualitas Ignasian yang memadukan iman, akal budi, kepedulian sosial, dan kepemimpinan dalam pelayanan. (*)
Katekis di Paroki Kleco, Surakarta