Labuan Bajo, Katolikana.com—Pembangunan Rumah Unio Keuskupan Labuan Bajo resmi dimulai pada Kamis (8/5/2025).
Upacara peletakan batu pertama ini bukan hanya menjadi simbol dimulainya sebuah bangunan fisik, tetapi juga mencerminkan semangat persaudaraan dan harapan bagi para imam projo di keuskupan tersebut.
Terletak di samping Rumah Keuskupan, rumah ini dirancang sebagai tempat tinggal yang penuh kasih, pusat doa, dan ruang persekutuan bagi para imam—baik yang masih aktif berkarya maupun yang memasuki masa pensiun.
Peristiwa ini diawali dengan Misa dan ibadat pemberkatan yang dipimpin oleh Romo Laurensius Sopang, Pr, pastor paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo.
Dalam homilinya, Romo Laurensius menegaskan bahwa peletakan batu pertama ini bukan semata tradisi atau formalitas rohani, melainkan sarat dengan makna spiritual dan sosial.
“Kita bersyukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya melalui para donatur dan orang-orang baik yang membantu pembangunan rumah ini, termasuk para tukang yang mengerjakannya,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut seluruh imam Keuskupan Labuan Bajo dan para tokoh masyarakat, antara lain Tua Golo Lancang Theodorus Urus, Tua Golo Nggorang Jamaludin Pahu, Haji Ramang Ishaka, dan Abu Bakar.
Upacara adat Teing Hang
Acara diawali dengan upacara adat Teing Hang, yakni ritual pemberian makanan kepada arwah leluhur sebagai bentuk penghormatan dan permohonan restu dari para pendahulu.
Romo Laurensius juga menggarisbawahi bahwa pembangunan Rumah Unio adalah bentuk penyerahan diri kepada Allah. Ia mengutip Kitab Ibrani yang menyatakan bahwa setiap rumah dibangun oleh seorang ahli, namun ahli dari segala sesuatu adalah Allah sendiri.
“Batu pertama ini bukan sekadar simbol fisik, melainkan pengakuan iman atas kedaulatan Allah,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa rumah ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat persekutuan, kehidupan doa, dan pelayanan para imam. Seperti rumah Kornelius dalam Kisah Para Rasul, rumah ini diharapkan menjadi tempat di mana Tuhan bekerja dan berkat-Nya mengalir bagi banyak orang.
Romo Laurens mengajak semua imam untuk selalu menyebut nama para donatur dan tukang dalam doa-doa mereka.
“Mereka telah menjadi perpanjangan tangan Allah dalam karya pembangunan ini. Kiranya mereka selalu diberi kesehatan dan kelimpahan berkat dalam hidup dan pekerjaan mereka,” katanya.
Buah Peziarahan
Dalam sambutannya, Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksimus Regus menyampaikan bahwa pembangunan Rumah Unio ini merupakan bagian dari cita-cita besar Keuskupan untuk menciptakan ruang perjumpaan, persaudaraan, serta pembinaan rohani dan pribadi para imam.
“Tempat ini adalah harapan kita bersama agar para imam dapat saling mendukung, berkembang secara pribadi dan membangun komunitas yang kuat,” ungkapnya.
Uskup Maksimus juga mengucapkan terima kasih khusus kepada para donatur, khususnya Pak Julian, serta para pendahulu yang telah menyediakan lahan ini. Ia berharap pembangunan bisa berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
Ia menyebut pembangunan rumah ini sebagai salah satu buah peziarahan bersama dalam Tahun Jubileum 2025 bertema Peziarah Harapan.
Peresmian Taman Doa
Acara peletakan batu pertama ini juga dirangkaikan dengan peresmian taman doa di depan Rumah Keuskupan Labuan Bajo. Taman doa ini kini terbuka bagi seluruh umat Keuskupan untuk menjadi tempat hening, berdoa, dan merasakan kehadiran Tuhan.
Semoga dengan pembangunan Rumah Unio ini, para imam di Keuskupan Labuan Bajo terus diteguhkan dalam panggilan dan perutusannya, menjadi terang dan garam di tengah umat yang mereka layani. (*)
Kontributor: Vinsentius Patno, dari Labuan Bajo.
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.