Mildred Martínez Prevost: Ibu Katolik Tangguh di Balik Lahirnya Paus Leo XIV

“Dia adalah orang yang benar-benar suci,” kenang Uskup Daniel Turley.

Katolikana.com—Ketika dunia menyambut pemilihan Paus Leo XIV, banyak yang mulai menelusuri akar kehidupan sang Paus baru—Robert Francis Prevost—yang berasal dari Amerika Serikat.

Namun di balik sosok pemimpin 1,4 miliar umat Katolik itu, berdirilah seorang ibu yang tidak banyak dikenal publik, tetapi memainkan peran krusial dalam membentuk fondasi iman dan karakter sang putra: Mildred Martínez Prevost.

Bagi keluarga dan teman-temannya, ia adalah “Millie”, seorang perempuan Katolik yang teguh dan penyayang. Bagi Robert, ia adalah “Ma”—sosok ibu yang bukan hanya membesarkan, tetapi juga membimbing dan menanamkan nilai-nilai hidup rohani yang kelak membawanya ke Takhta Santo Petrus.

Perempuan Progresif

Dilansir dari The New York Times, Mildred Agnes Martínez lahir dan tumbuh di Dolton, pinggiran kota Chicago. Ia adalah putri bungsu dalam keluarga Katolik yang taat, menempuh pendidikan di sekolah menengah Katolik Immaculata dan lulus pada tahun 1929.

Pada masa ketika pendidikan tinggi bagi perempuan masih dianggap langka, ia meraih gelar Sarjana Sains dalam bidang pendidikan pada tahun 1947 dan bahkan menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas DePaul—sebuah langkah luar biasa untuk seorang perempuan Katolik pada zamannya.

Tak hanya cerdas secara intelektual, Mildred juga aktif dalam kegiatan sosial dan seni. Ia tampil dalam berbagai drama dan penggalangan dana sekolah, serta dikenal sebagai penyanyi amatir yang fasih melantunkan “Ave Maria”—lagu yang kelak menjadi ciri khasnya di keluarga.

Penganut Iman yang Hidup

Pada usia sekitar 30 tahun, ia menikah dengan Louis Marius Prevost, dan dikaruniai tiga anak: Louis Martín, John Joseph, dan Robert Francis. Dalam kesaksian anak-anaknya, Mildred adalah pribadi yang hidup dalam iman Katolik secara utuh. Ia bukan hanya hadir di gereja, tetapi membangun rumah sebagai medan pewartaan yang konkret.

“Dia adalah orang yang benar-benar suci,” kenang Uskup Daniel Turley, teman lama keluarga Prevost. “Seseorang yang kehadirannya membuatmu merasakan Tuhan.”

Ia dikenal sebagai ibu yang penuh kasih namun disiplin. Ia mengajarkan anak-anaknya memasak, membersihkan rumah, menyetrika, dan menjadi pribadi yang mandiri—keterampilan hidup praktis yang menjadi bekal berharga saat mereka tumbuh dewasa.

Mildred Martínez Prevost dan ketiga anak di depan Holy Name Cathedral, Chicago, Amerika Serikat. Foto: The New York Times

Penabur Benih Panggilan Imamat

Sejak kecil, Robert sudah menunjukkan ketertarikan mendalam pada kehidupan imamat. Dan Mildred tidak hanya mendukung secara moral, tetapi membuka jalan bagi putranya untuk mengikuti suara panggilannya. Saat Robert menyampaikan keinginannya masuk seminari kecil di Michigan, Mildred dan suaminya langsung memberi restu. Keputusan itu menjadi tonggak awal dalam perjalanan panjang Robert menuju altar, menuju panggilan agung sebagai imam, uskup, dan kini Paus.

“Dukungan ibu kami membuat Robert percaya diri dalam menapaki panggilan imamat,” kata John Joseph, kakak Robert.

Dorongan spiritual ini semakin terlihat saat Mildred aktif sebagai sukarelawan di perpustakaan sekolah Katolik, ikut forum diskusi, dan bahkan menjadi pembicara dalam forum “Wanita Katolik Profesional di Dunia” pada awal 1950-an. Ia adalah sosok perempuan Katolik yang tidak hanya menghidupi imannya secara pribadi, tetapi juga membawa wacana religius ke ranah publik.

Louis Martín Prevost, John Joseph Prevost, dan Robert Francis Prevost.

Inspirasi dari Rahim yang Berdoa

Mildred Martínez Prevost meninggal pada tahun 1990 akibat kanker, sebelum sempat menyaksikan putra bungsunya menjadi pemimpin Gereja Katolik sedunia. Namun warisan spiritual dan kasih sayangnya tetap hidup dalam hati ketiga anaknya, yang berkumpul di Roma hanya beberapa hari setelah terpilihnya Paus Leo XIV—kebetulan bersamaan dengan perayaan Hari Ibu di berbagai belahan dunia.

“Mereka (orang tua kami) mungkin tidak pernah membayangkan bahwa putra mereka akan menjadi Paus. Tapi mereka pasti sangat bahagia,” ujar John Joseph dengan mata berkaca.

Kisah Mildred Martínez Prevost adalah kisah seorang ibu Katolik yang menunjukkan bahwa iman yang hidup bukanlah sesuatu yang hanya diumumkan di mimbar, tetapi dijalani di ruang-ruang rumah, di dapur, di ruang belajar, dan di dalam doa-doa malam hari yang sunyi.

Ia adalah simbol dari begitu banyak ibu Katolik di dunia—yang mungkin tidak dikenal sejarah, tidak menulis buku, tidak menjadi headline, tetapi menjadi akar dari para imam, biarawati, uskup, dan bahkan Paus. Di tangan mereka, panggilan ilahi pertama kali bergema; di pelukan mereka, benih iman pertama kali tumbuh.

Dan kini, dari pangkuan seorang ibu yang menghidupi imannya di pinggiran kota Chicago, Gereja menerima seorang Paus baru. Mildred mungkin telah tiada, tapi dalam Paus Leo XIV, kasih dan doanya terus hidup. Sebuah warisan yang tak tergantikan. Sebuah inspirasi yang tak lekang. (*)

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Comments (0)
Add Comment