Medan, Katolikana.com—Suasana syukur dan harapan memenuhi Kampus Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan (KAM), pada Jumat (9/5/2025), saat lembaga ini merayakan Dies Natalis ke-19 dan syukuran Paskah.
Rangkaian perayaan berlangsung dalam nuansa reflektif dan transformatif, dengan mengusung tema: “Berkat Kristus, Sang Roti Hidup, STP St. Bonaventura KAM Mewujudkan Harapan dan Misi di Tengah Dunia.”
Perayaan Ekaristi Kudus menjadi puncak perayaan, dipimpin oleh Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap, dan didampingi oleh para konselebran: RD. Petrus Simarmata, RD. Marihot Simanjuntak, RP. Paulus Halek Bere, OSC, dan RP. Maximilianus Kalef Sembiring, OFMConv (Minister Provinsial). Seluruh sivitas akademika STP turut hadir dalam perayaan ini, menyatu dalam semangat iman dan kebersamaan.
Jalan Menuju Damsyik
Dalam homilinya, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap mengajak seluruh sivitas STP merenungkan transformasi spiritual yang dialami Saulus menjadi Paulus, sebagaimana diceritakan dalam Kisah Para Rasul 9:1–20. Ia menyebut bahwa STP St. Bonaventura adalah “jalan menuju Damsyik,” yakni ruang pembentukan iman dan kepribadian, bukan sekadar tempat menimba ilmu.
“Kampus ini adalah tempat di mana Roh Kudus bekerja secara mendalam untuk mengubah hati dan menyiapkan pewarta-pewarta yang sejati,” ujar Uskup.
Hal ini sejalan dengan semangat Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium 12, yang menekankan bahwa seluruh umat—bukan hanya para imam—dipanggil untuk ambil bagian dalam kerasulan Gereja.
Paus Fransiskus pun dalam Evangelii Gaudium menegaskan bahwa setiap orang yang telah dibaptis adalah misionaris.
Perayaan liturgi berlangsung khusyuk dengan iringan lagu-lagu yang menggugah jiwa. Nyanyian mazmur “Pergilah ke seluruh dunia, wartakanlah Injil” hingga kidung penutup “Peziarah Pengharapan” — yang menjadi lagu tema Yubelium 2025 — menguatkan semangat rohani seluruh peserta misa.
Usai misa, sejumlah tokoh menyampaikan sambutan, di antaranya Silvana, S.Pd., M.Fil., Ermina Waruwu, S.Pd., M.Th., Ketua Yayasan Deli Murni Adil Barus, B.Sc., M.Si., serta Mgr. Sipayung sendiri.
Semua menegaskan arah strategis STP sebagai institusi Katolik yang unggul secara akademik dan teguh dalam spiritualitas Kristiani.
STP St. Bonaventura kini memiliki 22 dosen (3 bergelar doktor dan 3 lainnya tengah menempuh studi doktoral), dan Program Studi Pendidikan Agama Katolik telah meraih akreditasi A+ nasional.
Menjadi Peziarah Pengharapan
Setelah misa, dilaksanakan Seminar Yubelium 2025 yang menghadirkan RP. Gindo Gervatius Saragih, OFMConv sebagai narasumber, dengan moderator Abdi Guna Sitepu, M.Ag. Seminar ini mengangkat pesan utama bulla Paus Fransiskus Spes Non Confundit — “Pengharapan Tidak Mengecewakan” — dalam menyambut Tahun Yubelium 2025.
RP. Gindo Gervatius Saragih, OFMConv mengulas sejarah Yubelium dalam tradisi Yahudi (Imamat 25:10) hingga praksis Gereja modern, termasuk makna indulgensi penuh dalam konteks peziarahan batin. Ia menekankan pentingnya harapan sebagai fondasi dalam dunia yang penuh luka dan ketidakpastian.
“Iman dan pengharapan tak dapat dipisahkan dari kasih. Saat dunia kehilangan arah, Gereja harus menjadi tanda pengharapan, dan kita—umat Allah—dipanggil menjadi peziarah yang membagikan pengharapan itu,” ujar RP. Gindo.
Ia juga mengutip Lumen Gentium untuk menegaskan bahwa pembentukan STP merupakan bagian dari karya Roh Kudus yang membentuk Gereja. Civitas akademika STP, kata dia, dipanggil untuk membaca tanda-tanda zaman dan menjadi pewarta yang hidup.
Dari Seremonial ke Transformasi
Dies Natalis ke-19 STP St. Bonaventura dan syukuran Paskah ini menjadi momentum spiritual yang mendalam. Bukan hanya sebagai seremonial akademik, tetapi juga sebagai undangan bagi seluruh sivitas untuk bertransformasi secara rohani dan menjadi saksi Kristus yang hidup.
“Mari kita bertanya: Apakah aku siap bukan hanya untuk tahu, tapi juga untuk berbuah?” ujar Uskup dalam refleksi penutupnya.
Dengan semangat Tahun Yubelium, STP St. Bonaventura diharapkan terus menjadi “jalan menuju Damsyik” — tempat di mana para mahasiswa dibentuk tidak hanya dalam kecakapan intelektual, tetapi juga dalam kedalaman rohani, untuk menjadi Injil yang hidup di tengah dunia. (*)
Kontributor: Febriola Sitinjak, Mahasiswa STP St. Bonaventura KAM
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
Terimakasih banyak Pak/Buk karena telah memperbolehkan tulisan saya berkontribusi dalam situs web Bapak/ibu.
Izin bu, pada tulisan saya sebagai identitas kontributor bolehkah diganti menjadi “Mahasiswa” Pak/buk. karena saya laki-laki. sekian baoak/ibu atas perhatiannya sekali lagi saya ucapkan banyak terimakasih