Umat St. Lukas Paroki Matraman Memaknai Kebersamaan Peziarah untuk Rahmat Indulgensi

Umat Wilayah St Lukas Gereja St Yoseph Matraman baru saja menunaikan ziarah pengharapan pada 12 Mei 2025. Ada antusias yang tampak pada umat dalam berziarah pengharapan itu.

Para Peziarah pengharapan berbondong-bondong mencari rahmat indulgensi di tahun Yubileum ini. Di salah satu paroki di KAJ, peziarah wilayah St Lukas – Gereja St Yoseph, Paroki Matraman juga merasakan hal yang sama. Ada kekhusukan doa meminta pengampunan dan keriuhan kebersamaan yang ditunjukkan dalam proses peziarahan mereka. Pengampunan dan kebersamaan adalah intensi dari tahun Yubileum. Inilah cuplikan pengalaman yang menarik penulis dalam peziarahan pengharapan.

Para Peziarah dan Pengampunan 

Umat Wilayah St Lukas Gereja St Yoseph Matraman baru saja menunaikan ziarah pengharapan pada 12 Mei 2025. Ada antusias yang tampak pada umat dalam berziarah pengharapan itu. Wajah anak-anak, kaum muda, orang tua dan lansia sumringah datang pagi-pagi sekali untuk berziarah. Ada canda tawa, kegembiraan saat mereja menunggu peserta lain di gereja. Mereka adalah tanda-tanda harapan dalam peziarahan.

Kehadiran kaum muda dalam peziarahan adalah tanda-tanda harapan agar harapan atas masa mudanya diisi oleh kegiatan yang berguna, mungkin menjadi relawan kemanusiaan atau bekerja. Sementara lansia yang ikut peziarahan dengan dukungan anak-anaknya, juga bentuk tanda-tanda harapan. Sebuah tanda pengharapan (di samping tanda harapan lainnya) atas gereja terhadap mereka. Bapa Paus Fransiscus dalam Bulla Spes et Confundit menyatakan tanda harapan itu menjadi kewajiban komunitas Kristen dalam memperhatikan harapan anak, kaum muda dan lansia.

Beberapa umat yang ikut sebagai peserta dan panitia dari wilayah St Lukas mengaku pernah melakukan 2-3 kali melakukan ziarah porta sancta, saat penulis menelusuri singkat keinginan para peziarah. Beberapa dari mereka adalah panitia ziarah porta sancta, Jadi mereka terlibat karena menjalankan tugasnya. Sebagian dari peserta nya, ada yang baru pertama kali ikut, ingin tahu bagaimana prosesnya hingga ingin mendapat kartu pasport dan sertifikatnya.

Setiba di gereja, peziarah berdoa di pintu masuk Porta Sancta. Setiap doa yang dilantunkan mengarahkan diri pada harapan ke pintu surga. Seorang mantan ketua lingkungan yang memimpin Porta Sancta di waktu lain, pernah mengingatkan penulis bahwa ziarah Porta Sancta yang dijalankan dengan iman dan belas kasih sungguh membuka pintu ke surga dengan syarat kita sungguh mohon ampun atas dosa kita.”

Tentu harapan itu dimulai dari pengampunan. Penulis jadi teringat ucapan Nelson Mandela yang menggema saat konflik apartheid di Afrika Selatan, Tanpa pengampunan, tidak ada masa depan yang lebih baik. Paus Fransiscus dalam Bulla Spes et Confundit menegaskan pertobatan dalam peziarahan pengharapan. Pengampunan adalah indulgensi yang adalah belas kasihan Allah terhadap umatNya. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, namun melalui pengampunan, kita dapat membuka masa depan yang cerah.

Setelah intensi doa Bapa Paus dilantunkan, para peziarah diajak untuk doa tobat dan doa intensi pribadi. Di paroki Meruya, para peziarah mengungkapkan doa pada secarik kertas. Banyak para peziarah wilayah St Lukas sungguh-sungguh menorehkan pena di kertas itu. Kertas doa itu, kemudian dituangkan ke dalam bejana, dekat altar gereja. Di sini doa adalah ungkapan iman atas pertobatan dan harapan peziarah.

Penantian Bersama

Para peziarah tentu memilih berziarah di porta sancta gereja-gereja yang difavoritkan. Karena terlalu banyak umat berziarah, tak jarang, penantian cukup lama juga dialami peziarah, termasuk bagi peziarah wilayah St Lukas, Gereja St Yoseph, Paroki Matraman.

Di salah satu paroki alam sutera, Tangerang, antrian berdiri para peziarah cukup panjang, memakan waktu cukup lama menunggu. Namun, para peziarah terlihat masih setia menanti. Di paroki itu, panitia gereja setempat mendorong kaum lansia untuk menunggu di dalam gereja. Sementara peziarah yang lain bersabar menunggu di luar gereja. Menunggu bersama ratusan orang di pelataran tentu membuat kita lelah-berkeringat terlebih di siang hari yang panas terik.

Namun demikian, penantian itu dilalui dengan senyuman-canda tawa, karena ada kebersamaan di dalamnya. Di kantin paroki Meruya, para peziarah akhirnya melepas dahaga dan lapar sejenak. Di antara, peziarah bercengkerama di meja makan di kantin. Mengobrol dan berkenalan bagi mereka yang baru pertama ikut ziarah porta sancta.

Tiba di Paroki Petamburan, siang terik itu masih menemani para peziarah. Tampak para peziarah bosan menunggu di pelataran paroki karena menunggu cukup lama di sana. Ada yang menunggu sambil mampir ke minimarket di depannya, hanya untuk bercengkerama, mengobrol di antara sesama peziarah. Ada peziarah bercengkerama dengan canda dengan para peziarahan lain yang berbeda paroki di pelataran gereja.

Keriuhan tampak jelas saat nomor antrian bagi kelompok peziarah yang nomor antriannya dipanggil. Tak kalah riuhnya, saat para peziarah wilayah St Lukas dipanggil nomor antriannya, mereka menyanyikan yel-yel penyemangat. Sontak, semua peziarah bersorak gembira. Setelah di akhir peziarahan mereka, ada kelegaan dari raut wajah para peziarah, terlebih saat mereka didampingi oleh Pastor Kepala Paroki, Rm Benedictus Bere Mali, SVD. Kehadiran pastor menjadi pendorong energi positif bagi para peziarah wilayah St Lukas, sebagaimana yang dinyatakan koordinator wilayah St Lukas, Bosco Nambut.

Peziarahan pengharapan memang nikmat saat dilakukan secara bersama. Dengan berziarah secara komunal, para peziarah menjadi lebih dinamis, lebih dekat dan saling menguatkan. Itu sesuai dengan makna logo Yubileum, peziarahan yang komunal adalah tanda-tanda dinamis yang berkembang menuju salib (Tim Penggerak DKP KAJ, Yubileum 2025). Peziarahan bersama mencari rahmat indulgensi menguatkan kita. Semoga!

*) Alistair E W Steven SimbolonPeziarah Pengharapan Wilayah St Lukas Gereja St Yoseph, Paroki Matraman.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Comments (0)
Add Comment