Yogyakarta, Katolikana.com – Dalam rangka memperkuat nilai-nilai pendidikan karakter di kalangan pelajar, PT Kanisius Yogyakarta menggelar acara peluncuran buku berjudul “Selubung Didik Karakter”, sebuah kumpulan cerpen inspiratif karya Romo Odemus Bei Witono, SJ.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan diskusi bertajuk “Dimensi Tersembunyi dalam Proses Pendidikan Formal”, yang dilaksanakan pada Sabtu (17/5/2025) di Taman Komunikasi PT Kanisius, Deresan, Yogyakarta.
Acara ini dibuka dengan penampilan fragmen berjudul “Siapa yang Mengambil Buah Rambutan?” yang diperankan oleh empat siswa SMP Kanisius Muntilan.
Fragmen ini merupakan visualisasi dari salah satu cerpen dalam buku yang diluncurkan, “Buah Rambutan di Halaman Sekolah”, yang menggambarkan dinamika moral dan karakter dalam keseharian siswa.
Para siswa tampil apik membawakan cerita tentang pelanggaran aturan sekolah dan proses bertanggung jawab secara jujur, yang menggugah refleksi akan pentingnya integritas dan pertobatan.
Hadir sebagai narasumber utama dalam acara ini, Romo Odemus Bei Witono, SJ (Direktur Perkumpulan Strada Jakarta dan penulis buku), Romo Antonius Danang Bramasti, SJ (Kepala Yayasan Kanisius Cabang Magelang dan ilustrator buku), serta Alfelia Nungky Permatasari (Dosen dan penulis).
Bertindak sebagai moderator adalah praktisi pendidikan dan dosen, Nasarius Sudaryono. Acara ini dihadiri lebih dari 80 peserta secara luring dan lebih dari 100 peserta secara daring melalui Zoom.
Proses Pembentukan Karakter
Dalam sambutannya, Romo Odemus menegaskan bahwa cerpen-cerpen dalam buku ini tidak dimaksudkan sebagai ceramah moral, melainkan sebagai gambaran nyata dari dinamika batin dan keputusan-keputusan sederhana yang membentuk karakter seseorang.
“Karakter sejati terbentuk dari keteladanan, doa, dan pengorbanan sehari-hari,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa proses pendidikan karakter membutuhkan refleksi dan pendalaman, seperti yang digambarkan dalam cerpen-cerpennya yang menyentuh isu-isu kontemporer, seperti kecanduan gawai dan kesabaran dalam menghadapi kegagalan.
Romo Danang Bramasti menambahkan bahwa cerita-cerita dalam buku ini membuka ruang bagi imajinasi dan kreativitas pelajar.
“Imaginasi dapat dikreasikan, dan ketika para siswa memerankan cerita, mereka secara tidak langsung mengalami dan merefleksikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Fragmen “Buah Rambutan” menjadi contoh bagaimana cerita fiksi dapat dihidupkan menjadi aksi nyata yang sarat makna.
Sementara itu, Alfelia Nungky menilai buku ini sebagai jembatan dialog antar generasi. “Cerpen-cerpen ini mengajak kita berdiskusi dan menemukan nilai-nilai keutamaan. Setiap cerita menjadi sarana untuk mencari dan menghidupi pendidikan karakter di tengah realitas kehidupan,” tuturnya.
Sarana Mendaratkan Nilai
Direktur PT Kanisius, Romo Eustachius Azismurdopo Subroto, SJ turut hadir bersama pimpinan Perkumpulan Strada Jakarta.
Dari SMP Kanisius Muntilan, hadir pula 15 siswa dan 10 guru yang menjadi partisipan aktif dalam acara ini.
Moderator Nasarius Sudaryono mengajak peserta untuk merenungkan bagaimana ide-ide pendidikan karakter dalam buku ini bisa diterapkan secara nyata dalam kehidupan harian.
Romo Odemus pun menekankan pentingnya tindakan konkret dan refleksi harian sebagai sarana untuk “mendaratkan” nilai-nilai dalam buku menjadi bagian dari kebiasaan hidup.
Dengan peluncuran buku “Selubung Didik Karakter”, PT Kanisius menegaskan komitmennya untuk mendukung pendidikan karakter yang transformatif, melalui literasi, refleksi, dan aksi nyata dalam kehidupan pelajar dan pendidik di Indonesia. (*)
Katekis di Paroki Kleco, Surakarta