Keuskupan Labuan Bajo Terapkan Sistem BIDUK untuk Pendataan Umat Berbasis Web

Letakkan fondasi pelayanan pastoral berbasis data dan partisipasi umat.

Labuan Bajo, Katolikana.com – Keuskupan Labuan Bajo mencatat sejarah penting dengan mulai menerapkan sistem pendataan umat Katolik berbasis web melalui aplikasi BIDUK (Basis Integrasi Data Umat Keuskupan) Nusantara.

Sistem ini merupakan hasil pengembangan Keuskupan Agung Jakarta dan menjadi tonggak awal transformasi digital dalam tata kelola data umat di wilayah keuskupan baru ini.

Tim BIDUK dari Keuskupan Agung Jakarta yang terdiri dari Victor Korompis, Yohanes Yamin, Johan Septian, Ivan Sangkereng, Henry Iriawan, dan Djuanedi Sunjoto tiba di Labuan Bajo pada Kamis (28/5/2025).

Mereka disambut secara adat oleh Uskup Mgr. Maksimus Regus di rumah Keuskupan Labuan Bajo. Kehadiran mereka bertujuan untuk memberikan pelatihan teknis dan pendampingan kepada para sekretaris paroki dan staf pastoral dari seluruh paroki di keuskupan.

Pelatihan Dua Hari

Pelatihan resmi dilangsungkan pada 29–30 Mei 2025 di Hotel Larensia, Labuan Bajo. Sebanyak 26 paroki mengirimkan perwakilan, terdiri atas pastor paroki, sekretaris Dewan Pastoral Paroki (DPP), dan staf sekretariat paroki.

Kegiatan pelatihan mencakup sosialisasi program, pengenalan operasional sistem, simulasi input data, serta metode pengelolaan data secara offline.

RD Gotfridus S. Angkur, Pr, Sekretaris Pelaksana Pusat Keuskupan Labuan Bajo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Keuskupan Agung Jakarta.

Ia menekankan bahwa kehadiran sistem BIDUK menjadi langkah strategis dalam upaya membangun tata kelola pastoral yang partisipatif dan profesional.

“Ini merupakan momen strategis bagi Keuskupan Labuan Bajo dalam memulai pelayanan berbasis data sejak awal berdirinya sebagai keuskupan baru,” ungkapnya.

Romo Gotfridus juga mengapresiasi semangat pelayanan Tim BIDUK yang berasal dari latar belakang profesional yang berbeda namun meluangkan waktu secara sukarela demi pelayanan Gereja.

“Semangat seperti ini menjadi inspirasi dan pelajaran berharga bagi kami semua di Labuan Bajo,” tambahnya.

Sistem Terpadu Nasional

Victor Korompis, Ketua Tim BIDUK Nusantara, dalam presentasinya memaparkan bahwa aplikasi BIDUK lahir dari kebutuhan akan sistem pendataan umat yang terintegrasi di seluruh paroki.

Sebelum sistem ini diterapkan, setiap paroki memiliki cara pencatatan masing-masing, mulai dari manual hingga menggunakan aplikasi sendiri-sendiri, yang menyulitkan konsolidasi data di tingkat keuskupan.

Menurut Victor, sebelum implementasi BIDUK, sering kali terjadi pencatatan ganda atas umat yang berpindah paroki atau meninggal dunia tanpa pembaruan data di paroki asal. Selain itu, laporan tahunan ke Vatikan pun menjadi kurang akurat.

Dengan BIDUK, Keuskupan Agung Jakarta berhasil meningkatkan kualitas data, mengurangi kesalahan, dan memperkuat layanan pastoral yang berbasis kebutuhan nyata umat.

Saat ini, sistem BIDUK telah diadopsi oleh 18 keuskupan di Indonesia, dengan wilayah Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu yang paling aktif. Salah satu keunggulan sistem ini adalah fitur migrasi otomatis, yang memungkinkan data umat berpindah secara digital dari satu paroki ke paroki lain tanpa perlu input ulang.

Fitur Aplikasi BIDUK

Aplikasi BIDUK dirancang dengan fitur-fitur utama seperti:

  • Pembuatan kartu keluarga Katolik
  • Pencatatan profil umat (data demografi, sosial, ekonomi)
  • Dokumentasi sakramen (baptis, komuni, krisma, perkawinan)
  • Statistik keuskupan dan laporan tahunan
  • Fitur entri data offline

Aplikasi ini dikembangkan secara profesional oleh Universitas Bina Nusantara dengan biaya pengelolaan sepenuhnya ditanggung oleh Keuskupan Agung Jakarta. Setiap keuskupan yang bergabung akan mendapatkan akses sistem tanpa dikenakan biaya lisensi.

Komitmen Pelayanan Digital

Pelatihan BIDUK di Labuan Bajo menjadi langkah awal yang sangat penting untuk membangun basis data umat yang akurat dan dapat diandalkan.

Keuskupan Labuan Bajo menegaskan komitmennya untuk menjadi gereja lokal yang sinodal, solid, dan solider, dengan meletakkan fondasi pelayanan pastoral yang berbasis data dan partisipasi umat.

Dengan sistem ini, Keuskupan Labuan Bajo berharap dapat lebih efektif dalam mendampingi umat, mengelola pelayanan sakramental, dan menyusun program pastoral sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Langkah ini juga menunjukkan kesiapan Gereja untuk merespons perubahan zaman melalui transformasi digital yang menyentuh akar pelayanan komunitas. (*)

Kontributor: Vinsensius Patno, dari Labuan Bajo.

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Basis Integrasi Data Umat KeuskupanBIDUK
Comments (0)
Add Comment