Medan, Katolikana.com—Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Medan (MPK KAM) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan pendidikan Katolik yang relevan dan kontekstual dengan menggelar seminar bertajuk “Deep Learning dalam Bimbingan dan Konseling: Transformasi Menuju Pengembangan Diri Holistik”.
Melalui seminar ini, MPK KAM mendorong para pendidik untuk memperbarui pendekatan mereka dalam membimbing siswa, tidak hanya secara akademik tetapi juga secara personal dan spiritual.
Seminar ini diselenggarakan dalam dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung pada Senin (26/5/2025) di Aula SMK Bintang Timur, Pematang Siantar, dihadiri oleh 80 peserta dari berbagai sekolah dan yayasan pendidikan di kawasan Pematang Siantar dan sekitarnya.
Gelombang kedua digelar pada Jumat (30/5/2025) di Aula Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco, Medan, dengan 170 peserta dari institusi pendidikan Katolik di Medan dan sekitarnya.
Pendidikan Karakter dan Deep Learning
Dalam sambutannya, Ketua MPK KAM, RP Chrispinus Silalahi, OFM Cap, menegaskan pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan modern.
“Kita harus menanggapi tantangan zaman dengan memperkuat pendidikan yang bukan hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan pribadi. Deep learning menjadi kunci untuk itu,” ujarnya.
RP Chrispinus menyoroti bahwa para guru Bimbingan dan Konseling (BK), guru Agama, guru Pendidikan Karakter, serta para pembina OSIS memiliki peran strategis dalam menciptakan iklim pembelajaran yang mendalam dan transformatif.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yaitu Juster Donal Sinaga, M.Pd. dan Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si.
Dalam sesi pertama, Juster Donal Sinaga membuka wawasan peserta mengenai makna deep learning dalam konteks pengembangan diri siswa. Ia menekankan bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar teknik, tetapi pendekatan pendidikan holistik yang menyentuh dimensi kognitif, afektif, dan spiritual siswa.
“Deep learning bukan tentang menghafal materi, tetapi tentang pemahaman yang utuh, reflektif, dan membentuk karakter,” ujar Juster.
Konseling Mendalam dan Manajemen BK
Sesi kedua menggali implementasi konkret dari prinsip deep learning dalam layanan konseling dan bimbingan. Dr. M.M. Sri Hastuti memaparkan bagaimana konseling yang bersifat mendalam mampu menjadi ruang pemulihan dan pertumbuhan pribadi bagi siswa yang sedang mengalami tantangan.
“Konseling yang efektif membutuhkan kehadiran penuh dan pemahaman mendalam terhadap pengalaman batin siswa. Ini bukan hanya soal solusi, tetapi soal menemani proses bertumbuh,” jelasnya.
Sementara itu, Juster Donal menambahkan perspektif praktis mengenai manajemen layanan BK dan pengembangan program-program sekolah berbasis pengalaman. Ia menekankan pentingnya experiential learning sebagai wujud konkret dari deep learning.
“Dengan mengintegrasikan pengalaman langsung ke dalam program sekolah dan layanan bimbingan, siswa akan lebih mampu mengenali dirinya sendiri dan menemukan cara terbaik untuk bertumbuh,” ujarnya.
Ekosistem Pendidikan yang Menyembuhkan
Seminar ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga membuka ruang refleksi bagi para peserta. Rimpun Ambarita, Wakil Kepala Sekolah SMA Seminar Menengah Christus Sacerdos, Pematang Siantar, mewakili peserta gelombang pertama, menyampaikan kesan mendalam,
“Kami menyadari bahwa guru pun membutuhkan konselor dalam menjalankan perannya sebagai pendidik. Pendampingan bukan hanya untuk siswa, tapi juga untuk para guru agar tetap sehat secara psikis dan rohani.”
Seorang peserta dari Yayasan Perguruan Katolik Don Bosco, Medan, menyampaikan bahwa seminar ini membuka pemahaman baru tentang fungsi strategis guru BK.
“Kami kini melihat layanan BK bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai garda depan dalam pembentukan karakter dan pemulihan psikologis siswa,” ujarnya.
Dengan terselenggaranya seminar ini, MPK KAM berharap para tenaga pendidik di lingkungan Katolik semakin memahami dan mengadopsi pendekatan deep learning sebagai bagian dari strategi pembelajaran dan pembinaan karakter siswa.
Dalam dunia yang makin kompleks dan penuh tekanan, pendidikan Katolik ditantang untuk menghadirkan ruang belajar yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menyembuhkan. Deep learning—sebagai cara berpikir dan bertindak yang reflektif, mendalam, dan berbasis pengalaman—adalah salah satu jalan ke arah itu.
MPK KAM menegaskan bahwa pendidikan holistik bukan sekadar konsep, tetapi panggilan pastoral yang menuntut keterlibatan penuh para pendidik sebagai rekan seperjalanan dalam pertumbuhan iman, karakter, dan kemanusiaan para siswa. (*)
Kontributor: Juster Donal Sinaga, M.Pd., Konselor dan pengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.