Medan, Katolikana.com—Hari Raya Pentakosta tahun ini menjadi momen istimewa bagi 418 umat Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan, Medan.
Di tengah sukacita liturgis yang memperingati pencurahan Roh Kudus atas para rasul, ratusan umat menerima Sakramen Krisma—sebagai penguatan iman dan panggilan untuk menjadi saksi Kristus di dunia yang terus berubah.
Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Krisma ini digelar pada Minggu (8/6/2025) di Gereja Paroki St. Fransiskus Assisi, Padang Bulan, dan dipimpin langsung oleh Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung, OFMCap.
Perayaan agung ini juga didampingi oleh Pastor Paroki RP. Lucio Adrianus Engkar, OFMConv, Pastor Parokial RP. Fiktorium Natanael Ginting, OFMConv, serta tiga imam lainnya.
Sakramen Krisma merupakan salah satu dari tiga sakramen inisiasi dalam Gereja Katolik, bersama dengan Sakramen Baptis dan Ekaristi. Dalam krisma, umat Katolik diteguhkan oleh Roh Kudus untuk hidup dewasa dalam iman, terlibat secara aktif dalam kehidupan Gereja, dan mewartakan Injil melalui kesaksian hidup mereka.
“Penerimaan Sakramen Krisma ini adalah kelanjutan dari rahmat Baptis. Ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah perutusan,” kata Mgr. Kornelius dalam homilinya.
Ia menekankan bahwa krisma harus dipahami sebagai sakramen kesaksian dan misi: “Kita dipanggil untuk menjadi pewarta kasih dan kabar keselamatan Tuhan, di tengah dunia yang penuh luka, konflik, dan kebingungan.”
Mgr. Kornelius mengajak seluruh umat, terutama para Krismawan dan Krismawati, untuk menyadari bahwa Roh Kudus bukan hanya daya ilahi yang menguatkan, tetapi juga guru yang mengingatkan.
“Roh Kudus mengajarkan kita untuk hidup dalam kebenaran, mengingatkan kita akan sabda Yesus, dan mengutus kita menjadi terang dunia,” tandas Uskup Kornelius.
Pembaruan Spiritualitas
Mewakili para penerima Sakramen Krisma, Maria Calista Pasaribu dalam sambutannya menyampaikan bahwa momen ini adalah tonggak penting dalam perjalanan iman mereka.
“Kami mengalami pembaruan iman yang menguatkan kami untuk menghadapi masa depan dengan lebih dewasa secara rohani. Semoga kami semakin bijaksana, setia dalam iman, dan menjadi berkat di keluarga, masyarakat, negara, dan Gereja,” ujarnya.
Para peserta Sakramen Krisma ini berasal dari pusat paroki dan empat stasi di wilayah pelayanan Paroki Padang Bulan. Proses pendampingan dan pembinaan telah dilakukan berbulan-bulan sebelumnya, baik melalui kelas katekese maupun retret persiapan, dengan melibatkan para pendamping dan tim pembina dari paroki.
Ketua Panitia Sakramen Krisma, Robinson Viator Lingga, menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh tim yang telah terlibat sejak awal proses persiapan. Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan acara.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, baik secara doa, tenaga, maupun dana. Perayaan ini bukan hanya tanggung jawab panitia, tetapi buah kerja sama seluruh umat,” ujar Robinson.
Sementara itu, Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Padang Bulan, Gunana Barus, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya makna Hari Pentakosta sebagai hari kelahiran Gereja.
“Hari ini, Gereja tidak hanya mengenang peristiwa pencurahan Roh Kudus dua ribu tahun lalu, tetapi juga menyambut kelahiran kembali Gereja dalam diri setiap Krismawan dan Krismawati. Roh Kudus yang sama kini diutus atas mereka,” katanya.
Pastor Paroki, RP. Lucio Adrianus Engkar, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam kepada Uskup Agung Medan serta seluruh imam konselebran yang telah hadir dan memimpin Perayaan Ekaristi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para petugas liturgi, koor, tim dekorasi, dan semua umat yang terlibat.
“Kita bersyukur karena hari ini Tuhan mencurahkan Roh Kudus atas Gereja-Nya di Padang Bulan. Terima kasih kepada semua yang telah ambil bagian dalam menyukseskan perayaan ini. Kepada para Krismawan dan Krismawati, semoga kamu sungguh bertumbuh dalam Roh dan menjadi saksi Kristus di mana pun kamu berada,” ucap Pastor Lucio.
Kehadiran Roh Kudus
Perayaan Hari Raya Pentakosta selalu mengingatkan umat Katolik akan pentingnya kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan pribadi maupun komunitas.
Paus Fransiskus pernah berkata bahwa “Gereja tidak bisa hidup tanpa Roh Kudus, seperti tubuh yang tidak bisa hidup tanpa napas.” Maka, penerimaan Sakramen Krisma menjadi momen ketika umat secara sadar membuka diri terhadap napas kehidupan ilahi itu.
Dalam konteks zaman yang makin kompleks dan penuh tantangan, kehadiran umat Katolik yang diteguhkan oleh Roh Kudus menjadi sangat relevan. Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi komunitas yang hidup, yang di dalamnya setiap orang dipanggil menjadi saksi kasih dan kebenaran Injil.
Dengan semangat Pentakosta, 418 Krismawan dan Krismawati dari Paroki St. Fransiskus Assisi Padang Bulan kini dipanggil untuk menjadi “rasul-rasul baru” di tengah zaman.
Proficiat untuk semua yang telah menerima Sakramen Krisma. Semoga Roh Kudus selalu menyertai, membimbing, dan meneguhkan langkah-langkah mereka dalam perutusan di tengah Gereja dan masyarakat. (*)
Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.