Siapkan KYD Komisi Kepemudaan Kapal Adakan Muskada Orang Muda Katolik

Orang Muda Katolik butuh didengar, dipahami, dan dilibatkan.

Palembang, Katolikana.com – Menatap perhelatan KAPal Youth Day (KYD) yang direncanakan berlangsung pada Juli 2026, Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang (Komkep KAPal) mengadakan Musyawarah Kawula Muda (Muskada).

Kegiatan ini berlangsung pada Jumat–Minggu (6–8/6/2025) di Rumah Retret Giri Nugraha, Jalan H. Burlian Km 7, Palembang, dan melibatkan lebih dari 80 peserta Orang Muda Katolik (OMK) dari paroki-paroki se-Keuskupan Agung Palembang yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

Muskada digelar sebagai wadah diskusi dan pengambilan keputusan bersama terkait rancangan konsep, lokasi, dan waktu pelaksanaan KYD 2026. Lebih dari sekadar teknis acara, Muskada menjadi ruang reflektif yang mempertemukan para pendamping dan pengurus OMK lintas paroki untuk menyerap aspirasi dan membahas tantangan pastoral orang muda.

Suasana Muskada KaPal 2025 (Foto: Daris)

Berpijak pada Harapan, Bergerak dengan Semangat

Dalam sambutannya, RP Hieronymus Indra Sepriandika SCJ, Ketua Komisi Kepemudaan KAPal, menyampaikan bahwa Muskada bukan hanya soal agenda KAPal Youth Day, tetapi juga momen penting untuk berbagi cerita, pengalaman, dan kendala pastoral orang muda di masing-masing paroki.

“Kita ingin menyusun KYD bukan sekadar sebagai event, tetapi sebagai ruang temu iman dan pertumbuhan spiritual bagi orang muda, sekaligus merancang pelayanan pastoral yang lebih kontekstual dan menyentuh kebutuhan riil mereka,” ujar RP Indra.

Hal senada disampaikan RD Chanel Dorotheus Odjan Soge, pendamping OMK dari Bengkulu. Dalam salah satu sesi diskusi, ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali harapan di tengah tahun Yubelium 2025 yang masih menyisakan kegelisahan.

“Harapan tidak pernah mengecewakan, tapi banyak anak muda kehilangan arah. Maka kegiatan rohani mesti menjadi ruang pemulihan, tempat di mana orang muda bukan hanya berkumpul, tetapi dipanggil untuk percaya bahwa hidup harus terus berlanjut,” ungkapnya.

Pemaparan hasil diskusi Muskada KaPal 2025 (ft.daris)

OMK Butuh Ruang, Suara, dan Peran

Aryo Mahir Merdeka Putra, didampingi oleh Yohanes P. Effendy dari tim fasilitator, menjabarkan bahwa untuk menjawab kebutuhan orang muda Katolik secara utuh, Gereja perlu hadir melalui pendekatan yang menyeluruh: spiritual, emosional, dan praktis.

Beberapa poin penting yang disorot meliputi:

  • Pembinaan Iman yang Relevan dan Kontekstual
    Pendampingan rohani yang dekat dan dialogis, katekese kreatif yang mengaitkan iman dengan realitas sehari-hari (isu sosial, cinta, keluarga, media digital), serta kegiatan rohani seperti retret dan rekoleksi yang menyentuh hati.
  • Kesempatan Keterlibatan Nyata
    Orang muda ingin berkontribusi, bukan sekadar hadir. Perlu diberikan ruang dalam pelayanan paroki, liturgi, kegiatan sosial, seni, dan media—termasuk kepercayaan untuk memimpin.
  • Komunitas yang Hangat dan Aman
    Mereka mendambakan komunitas yang inklusif, suportif, dan tidak menghakimi. Tempat di mana mereka bisa menjadi diri sendiri dan tumbuh bersama dalam iman.
  • Koneksi dengan Dunia Nyata
    Pembinaan harus menyentuh isu-isu kontemporer seperti kesehatan mental, relasi, digitalisasi, dan krisis iklim. Gereja perlu aktif hadir di media sosial dan platform digital dengan pendekatan yang segar dan kontekstual.

Sementara itu, Yohanes Dwi Wantoro, pendamping OMK dari Gereja St. Yoseph Palembang, menegaskan pentingnya kehadiran role model yang menginspirasi.

“Orang muda butuh sosok pendamping yang otentik, membumi, dan mau berjalan bersama, bukan menggurui. Gereja juga perlu menyediakan ruang pengembangan diri melalui pelatihan kepemimpinan, public speaking, literasi digital, dan pelatihan manajemen acara yang kontekstual,” katanya.

Foto bersama Peserta Muskada selesai misa pembukaan

Menjadi Rumah Bagi Orang Muda

Keseluruhan rangkaian Muskada menegaskan satu hal: Orang Muda Katolik butuh didengar, dipahami, dan dilibatkan. Gereja dipanggil untuk tidak hanya mengajar, tetapi menjadi teman seperjalanan dalam peziarahan iman mereka.

Dengan pendampingan yang relevan dan relasional, orang muda bisa tumbuh menjadi pribadi utuh yang mampu menjadi pewarta Kristus yang penuh semangat.

Muskada 2025 ini bukanlah akhir, melainkan awal dari proses panjang penyelenggaraan KYD 2026 yang berakar pada aspirasi dan spiritualitas orang muda. Dan seperti benih yang ditabur di tanah subur, benih harapan yang ditanam dalam Muskada ini akan bertumbuh menjadi karya nyata yang membangun Gereja masa depan. (*)

Pensiunan pendidik di SD Xaverius 2 Palembang, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di universitas Bina Darma Palembang, dan Sekretaris ISKA Palembang

Comments (0)
Add Comment