Kaum Muda Katolik di Medan Turun Tangan Jaga Lingkungan

JPIC Fransiskan Wujudkan Laudato Si’ lewat Aksi Nyata

Medan, Katolikana.com — Dalam semangat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, sekitar 50 orang dari berbagai komunitas Katolik di Medan berkumpul pada Sabtu (14/06/2025) pagi untuk menggelar aksi nyata: membersihkan kanal air di Kelurahan Tegal Rejo, Medan.

Bertajuk “Bersama Kita Membersihkan Lingkungan Hidup”, kegiatan ini diprakarsai oleh Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) Fransiskan di wilayah Keuskupan Agung Medan (KAM), khususnya bagian Keutuhan Ciptaan, bekerja sama dengan berbagai komunitas muda Katolik.

Kegiatan ini melibatkan beragam elemen umat, mulai dari anggota JPIC dari sembilan ordo dan kongregasi Fransiskan di KAM, kelompok Movens Laudate Deum (MLD)—komunitas muda Katolik peduli lingkungan dari beberapa universitas di Medan—hingga Asrama Putri St. Theresia Unika St. Thomas dan AKIP Paroki Medan Timur.

Lokasi kegiatan berpusat di Gg. Tunggal, Jl. Durung, Tegal Rejo, yang selama ini kerap mengalami masalah sampah yang menumpuk di saluran air.

Aksi Nyata, Suara Kenabian

Menurut Sekretaris JPIC Fransiskan KAM, Sr. M. Huberta Tamba FSE, aksi ini merupakan bentuk panggilan iman untuk menghidupi tanggung jawab ekologis umat Katolik.

“Kami berharap, warga sekitar kanal dapat terinspirasi dan mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dimulai dari hal kecil: tidak membuang sampah sembarangan,” tegasnya. Ia juga menyayangkan sikap sebagian warga yang hanya peduli pada kebersihan rumah sendiri, tetapi mengabaikan lingkungan sekitar.

Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang bersih-bersih biasa. Di balik sekop dan karung sampah, terselip semangat mendalam akan teologi ekologis yang diperjuangkan Gereja melalui ensiklik Laudato Si’ dan Laudate Deum karya Paus Fransiskus.

Fr. Anthony Lim OFMCap, anggota JPIC yang juga aktif mendampingi MLD, menyatakan bahwa komunitas muda ini terbentuk sebagai tindak lanjut konkret atas seruan Paus Fransiskus.

“Anak muda Katolik perlu disadarkan bahwa mencintai bumi adalah bagian dari iman,” ujar Fr. Anthony. Ia menekankan pentingnya membangun spiritualitas ekologis sejak dini di kalangan generasi muda.

Mendidik Melalui Aksi

Ketua JPIC Fransiskan di KAM, Br. Sumitro Sihombing OFMCap, menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini telah menjadi bagian rutin program JPIC.

“Kami sadar bahwa satu hari bersih-bersih mungkin tak menyelesaikan masalah sampah, tapi melalui kegiatan seperti ini, kami menanamkan nilai kepedulian pada kaum muda. Dari kepedulian itulah gerakan lebih besar bisa lahir,” ujarnya.

JPIC Fransiskan tidak hanya berhenti pada kegiatan pembersihan kanal.

Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini juga aktif menanam pohon, menyelenggarakan edukasi lingkungan di sekolah-sekolah Katolik, serta membuat program aksi lingkungan bersama komunitas asrama dan paroki.

Semua itu dilakukan demi satu tujuan: menumbuhkan kesadaran ekologis sebagai bagian dari spiritualitas Katolik.

“Menjadi Katolik tidak hanya soal Misa dan doa-doa, tapi juga soal bagaimana kita bertindak atas krisis lingkungan yang nyata,” lanjut Br. Sumitro. Ia berharap JPIC menjadi wadah transformasi, tempat kaum muda diajak belajar hidup dalam harmoni dengan ciptaan.

Kembali ke Akar Fransiskan

Sebagai bagian dari spiritualitas Fransiskan, kepekaan terhadap alam dan lingkungan bukan hal baru. Santo Fransiskus dari Assisi, pelindung lingkungan hidup, menjadi inspirasi utama gerakan ini.

Dalam semangat tersebut, JPIC Fransiskan KAM berupaya menghidupkan kembali tradisi merawat bumi sebagai bagian integral dari misi pewartaan Injil.

“Kalau iman tidak menyentuh tanah, sungai, dan udara yang kita hirup, maka iman kita perlu dipertanyakan,” ujar salah satu peserta yang tergabung dalam MLD.

Bagi mereka, aksi membersihkan kanal bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi bagian dari ziarah ekologis umat Katolik modern.

Kegiatan ini menjadi pengingat penting bahwa krisis lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Dengan melibatkan berbagai kelompok lintas ordo, komunitas muda, dan warga setempat, JPIC Fransiskan menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari gotong royong, kepekaan sosial, dan semangat iman.

Di gang-gang sempit kota Medan, iman sedang diwujudkan dalam bentuk paling konkret: membersihkan kanal dan menjaga bumi. Karena Gereja tak hanya hadir di altar, tapi juga di selokan yang bersih dan udara yang layak dihirup semua makhluk. (*)

Kontributor Katolikana, tinggal di Paroki St. Maria Ratu Rosari Tanjung Selamat Medan, Keuskupan Agung Medan.

JPIC FransiskanMovens Laudate Deum
Comments (0)
Add Comment