Labuan Bajo, Katolikana.com — Di tengah geliat Labuan Bajo menuju panggung wisata religi internasional, Festival Golo Koe tampil sebagai wajah khas spiritualitas Katolik yang berpadu dengan budaya Manggarai.
Memasuki tahun keempat penyelenggaraannya pada 2025, festival ini bukan sekadar perayaan iman, melainkan juga bentuk konkret inkulturasi Gereja Katolik, promosi pariwisata holistik, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
Diselenggarakan setiap tahun pada 10–15 Agustus, Festival Golo Koe menjadi simbol keterlibatan Gereja Keuskupan Ruteng dalam pembangunan Labuan Bajo yang kini menjadi destinasi super prioritas nasional.
Festival ini berakar kuat pada devosi kepada Bunda Maria dan disemarakkan dengan parade budaya, misa inkulturatif, pameran UMKM, pentas seni, serta edukasi lingkungan.
Dari Pastoral Menuju Panggung Nasional
Festival ini pertama kali digelar pada 2022 dalam kerangka Tahun Pariwisata Holistik yang dicanangkan Keuskupan Ruteng sebagai bagian dari implementasi Sinode III.
Gereja lokal, pemerintah daerah, BPOLBF, dan lembaga-lembaga pendidikan seperti Politeknik Elbajo Commodus bersinergi dalam menyelenggarakannya.
Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan pasca pandemi. Ribuan umat dari paroki-paroki di seluruh Manggarai hadir di Labuan Bajo.
Mengusung tema “Pariwisata Holistik: Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan”, Festival Golo Koe tampil sebagai wajah iman yang hidup, inklusif, dan merakyat.
Setahun kemudian, Festival Golo Koe 2023 diadakan dalam konteks Tahun Ekonomi Berkelanjutan Keuskupan Ruteng.
Dengan tema “Sejahtera, Adil, dan Ekologis”, festival ini menampilkan UMKM binaan pastoral ekonomi paroki-paroki. Pameran produk lokal semakin variatif dan berkualitas.
Tahun 2024, saat Gereja menekankan Pastoral Ekologi Integral, Festival Golo Koe mengangkat tema “Harmoni, Pedagogi, dan Sejahtera”. Kegiatan festival menyertakan edukasi ekologi untuk kaum muda, penghijauan, hingga perekaman jejak karbon.
Top 10 Kharisma Event Nusantara
Pengakuan nasional pun tiba. Festival Golo Koe masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, dan awal 2025, festival ini menempati posisi 10 besar dalam daftar 110 event terbaik KEN.
Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, menyambut prestasi ini sebagai buah dari kerja kolaboratif lintas sektor. “Masuknya Festival Golo Koe dalam Top 10 KEN bukan hanya bentuk apresiasi, tapi sekaligus tanggung jawab untuk menjadikannya lebih bermakna dan meriah,” tegasnya.
Festival Golo Koe edisi keempat akan digelar dengan semangat pembaruan rohani dan sosial. Agenda tetap mencakup misa akbar, prosesi Maria Assumpta Nusantara, parade budaya, serta forum pemberdayaan kaum muda.
Dengan kolaborasi yang semakin solid antara Gereja, masyarakat, dan pemerintah, Festival Golo Koe bukan hanya wajah iman umat Katolik Manggarai, tetapi juga jembatan spiritual yang menyambut dunia.
Bersama 12 titik ziarah Katolik di Labuan Bajo dan peta travel pattern ziarah yang sedang disusun, Flores kini tak hanya menawarkan keindahan lanskap, tetapi juga kedalaman iman dan kekayaan budaya yang layak dikenang dan dijalani.
Labuan Bajo tidak lagi hanya dikenal karena Komodo, tetapi juga karena komitmennya menghadirkan harmoni antara iman, alam, dan budaya. Festival Golo Koe adalah pusat denyutnya. (**)
Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.