Dili, Katolikana.com—Pada medio tahun 2010, saya berkesempatan menemani Dr. Rizal Ramli dalam sebuah pertemuan penting dengan Bapak Xanana Gusmão.
Topik yang dibahas bukan hal ringan—penyusunan strategi pembangunan nasional Timor-Leste. Diskusi berlangsung intens, berjam-jam lamanya.
Di tengah suasana yang mulai tegang, Dr. Rizal tiba-tiba melemparkan sebuah pertanyaan ringan namun menggelitik:
“Bapak Xanana, saya heran sekali. Bapak merokok sangat banyak, tapi tetap terlihat sehat. Apa rahasianya?”
Pak Xanana tersenyum santai. Dengan gaya khasnya, ia menjawab:
“Begini bapak Doktor, saya pernah membaca artikel tentang pendapat seorang ahli yang bilang satu batang rokok bisa mengurangi satu menit usia manusia.”
“Tapi ada juga ahli lain yang bilang satu kali tertawa bisa menambah dua menit umur. Nah, setiap kali saya merokok, saya tertawa. Jadi saya malah untung satu menit.”
Ruangan yang tadinya serius sontak pecah oleh tawa. Jawaban jenaka namun cerdas itu langsung mencairkan ketegangan diskusi yang sudah berlangsung lebih dari delapan jam.
Masih di tahun yang sama, dalam pertemuan lain bersama Prof. Sri Edi Swasono, pertanyaan serupa kembali terlontar. Kali ini, Pak Xanana hanya mengangkat bungkus rokoknya sambil tertawa dan berkata:
“Profesor, lihat ini. Di sini tertulis: Smoking Kills You, bukan Kills Me.”
Kami pun tergelak. Lagi-lagi, candaan itu menunjukkan bagaimana Pak Xanana selalu mengelola jawaban kelakar yang mengena.
Tahun 2014, saat menjalani pengobatan di Jakarta, Pak Xanana dirawat di sebuah rumah sakit RSPAD. Meski sedang opname, ia tetap terlihat mencari tempat untuk merokok. Dalam salah satu kesempatan, ia bertanya kepada dr. Terawan:
“Dokter, bolehkah saya merokok di area rumah sakit ini?”
Seorang dokter muda yang ikut hadir langsung menyela:
“Yang Mulia, sudah waktunya berhenti merokok, ya.”
Dr. Terawan pun menimpali:
“Yang Mulia merokok sejak usia berapa?”
“Saya tidak ingat persisnya tapi Sejak remaja, Dokter.”
Dengan nada bercanda tapi penuh pengamatan, dr. Terawan menjawab:
“Paru-parunya yang Mulia sudah saya cek baik, jantungnya sehat. Lanjutkan saja merokoknya, Yang Mulia. Tapi kalau di rumah sakit, jangan sampai ketahuan dokter, ya.”
Asap dan Ruang Pikir
Bagi sebagian orang, merokok bukan hanya kebiasaan. Ia adalah jembatan menuju ide-ide besar. Rokok bukan sekadar benda, melainkan simbol dari proses pencarian.
Kepulan asap menjadi ruang tempat pikiran mengembara—membongkar ingatan, menyusuri intuisi, dan membuka pintu logika yang tersembunyi. Api kecil di ujung batang rokok menjadi nyala pemantik dalam kepala.
Bukan tentang nikotin, bukan pula soal ketergantungan. Melainkan soal momen hening yang tercipta. Sebuah jeda, saat waktu seolah melambat, dan ruang batin terbuka bagi gagasan untuk masuk.
Sejarah mencatat banyak tokoh besar dunia—seniman, filsuf, pemimpin revolusi—yang akrab dengan rokok. Bukan karena rokok membuat mereka jenius, tetapi karena waktu-waktu saat merokok menciptakan ruang kontemplatif yang langka di tengah hiruk-pikuk dunia.
Aktivitas merokok kerap menciptakan efek mikro-relaksasi, kondisi di mana otak memasuki mode default network—tempat kreativitas liar dan asosiasi bebas bermunculan. Di sinilah, sering kali, ide-ide orisinal dan berani lahir.
Kekuasaan dan Keikhlasan
Pak Xanana adalah sosok yang tidak menunjukkan ambisi kekuasaan yang membara. Tahun 2017, ketika posisinya sangat kuat, ia justru menyerahkan jabatan Perdana Menteri kepada Rui Araújo. Sebuah langkah yang lahir dari harapan agar generasi muda mengambil tongkat estafet kepemimpinan.
Sayangnya, di tengah jalan, pemerintahan baru tidak lagi sejalan dengan visi dan garis perjuangan Pak Xanana. Tahun berikutnya, 2018, beliau kembali memberikan posisi kekuasaan—kali ini kepada Taur Matan Ruak. Namun, lagi-lagi, jalan politik berseberangan memaksa Pak Xanana untuk berdiri sebagai oposisi.
Hingga akhirnya, pada Pemilu 2022, Pak Xanana kembali menjabat sebagai Perdana Menteri. Bukan karena ia haus kuasa, melainkan karena ia percaya: kekuasaan adalah alat, bukan tujuan. Alat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.
Pak Xanana ingin menunjukkan bahwa semua bisa diambil (bahkan kekuasaan sekalipun) tetapi tidak dengan sebatang rokok yang sedang dihisap.
SELAMAT ULANG TAHUN BAPAK YANG MULIA XANANA GUSMAO.
Semoga selalu sehat dan umur panjang berhasil memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan Timor Leste.
Bebonuk 20 Juni 2025
Entrepreneur dan Pegiat Media Sosial