Cantica Sacra: Ketika 92 Seminaris Menyanyikan Surga di Tengah Jakarta

Jay Wijayanto, Direktur Program dan pelatih utama konser: Ini bukan konser biasa. Ini pelajaran hidup!

Jakarta, Katolikana.com—Udara Jakarta mungkin masih gerah seperti biasa, tapi ada kesejukan yang merambat pelan saat deretan remaja bersutana putih dengan gambar salib warna merah tua di dada, melangkah memasuki Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta Pusat. Senin (23/6/2025) malam kemarin, suara-suara surgawi benar-benar membelah langit ibu kota.

Bukan konser biasa. “Cantica Sacra: Paduan Suara 3 Seminari” adalah perayaan iman, musik, dan semangat persaudaraan lintas daerah. Ini bukan soal siapa yang paling nyaring atau panggung mana yang paling megah, tapi tentang bagaimana 92 seminaris dari tiga seminari—Christus Sacerdos Pematangsiantar, Santo Paulus Palembang, dan Wacana Bhakti Jakarta—mengubah nyanyian liturgi menjadi doa kolektif yang menggugah hati.

Dan benar saja, begitu konser dimulai tepat pukul 19.30 WIB, aula yang penuh sesak itu seolah berubah menjadi kapel besar tempat langit turun perlahan.

Para seminaris bukan penyanyi profesional, tapi mereka tahu ke mana harus mengarahkan suara mereka: ke atas, ke dalam, dan ke hati umat.

Musik Liturgi yang Bukan Sekadar Nyanyian

“Ini bukan konser biasa. Ini pelajaran hidup,” kata Jay Wijayanto, Direktur Program dan pelatih utama konser ini, dalam pengantar yang disampaikan dengan tenang namun penuh intensitas.

Jay tidak hanya memimpin, tapi juga membakar semangat para seminaris selama 3 bulan pelatihan intensif, dengan metode bel canto yang selama ini jarang dipakai di ranah liturgi remaja.

Para seminaris bukan penyanyi profesional, tapi mereka tahu ke mana harus mengarahkan suara mereka: ke atas, ke dalam, dan ke hati umat. Lagu-lagu Gregorian dan motet polifonik yang dilantunkan, seperti Ave Verum Corpus dan Panis Angelicus, tak sekadar terdengar indah, tapi terasa mengendap di dada.

“Yang kami kejar bukan sekadar harmoni suara, tapi harmoni iman,” ujar salah satu seminaris, sambil merapikan lipatan sutana sebelum naik panggung.

Rangkaian Tak Sekadar Penampilan

Bukan hanya paduan suara yang tampil, konser ini dirancang interaktif dan edukatif. Ada sesi pelatihan vokal kilat untuk penonton. Bayangkan, para umat diajak menyanyikan dua nomor liturgi bersama, diiringi koreksi lembut dan petunjuk teknik dari Jay. Ini konser, tapi terasa seperti retret vokal bersama.

Diskusi kecil tentang perbedaan lagu liturgi dan lagu rohani pun diselipkan dengan cerdas. “Musik liturgi itu seperti roti tak beragi—sederhana, tapi suci. Bukan soal lagu mana yang populer, tapi mana yang pantas untuk liturgi,” ujar Jay yang disambut anggukan serius dari barisan biarawati dan imam yang hadir.

Seminari sebagai “Pusat Gema Iman”

Mengapa seminari? Karena di sanalah benih imam ditanam. Maka, memperkuat tradisi musik liturgi di seminari sama artinya dengan memelihara masa depan wajah liturgi Gereja.

Ini sejalan dengan semangat Sacrosanctum Concilium dan visi besar Komisi Seminari KWI yang mendukung penuh acara ini. Ketua Komisi, Mgr. Robertus Rubiyatmoko bahkan duduk sebagai Ketua Pengarah konser ini.

Dan inilah yang membedakan Cantica Sacra dari pentas lainnya: ia bukan proyek jangka pendek, melainkan awal dari ekosistem pembinaan musik liturgi yang ingin ditanamkan sejak dini.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Ketua Komisi Seminari.

Suara-Suara dari Langit—dan dari Hati

Saat ketiga paduan suara tampil bersama membawakan O Salutaris Hostia, auditorium mendadak hening. Tidak ada lampu sorot mencolok. Tidak ada gimmick. Hanya suara-suara bersahaja yang datang dari dada para seminaris, menyatu, menyatu, hingga tak ada lagi yang tersisa kecuali kehadiran yang tak terlihat namun terasa.

Di akhir acara, seorang ibu dari Paroki Cikini berdiri dan berkata lirih, “Baru kali ini saya merasa misa saya minggu depan sudah dimulai dari malam ini.”

Cantica Sacra bukan cuma konser. Ia adalah sebuah ziarah. Ziarah dalam suara, dalam niat, dan dalam semangat baru membangun Gereja yang menyanyi dengan benar, dengan hati, dan dengan kesucian. (*)

Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.

Cantica SacraJay WijayantoSeminari Christus Sacerdos PematangsiantarSeminari Santo Paulus Palembang
Comments (0)
Add Comment