Menjadi Terang di Tengah Dunia: Jejak Iman Anak Remaja Katolik Paroki Kabanjahe

Deli Serdang, Katolikana.com – Di tengah udara sejuk Bingkawan, Sibolangit, Sumatera Utara, seberkas cahaya terang menyala dari wajah-wajah remaja Katolik yang berkumpul selama tiga hari penuh sukacita dan refleksi.

Mereka datang dari berbagai stasi di Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Kabanjahe, untuk mengikuti Bible Camp Anak Remaja Katolik (AREKA) pada 7–9 Juli 2025.

Dengan mengusung tema “Bertumbuh dalam Iman, Bersatu dalam Kasih, Menjadi Saksi Kristus”, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan, pembentukan karakter, dan pengalaman rohani yang tak terlupakan.

Inspirasi tema diambil dari Injil Matius 5:14,16: “Kamu adalah terang dunia… demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di surga.”

Iman yang Ditanamkan, Kasih yang Dihidupi

Sebanyak 108 remaja Katolik hadir, didampingi oleh 11 pembina AREKA, para suster, dan mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Bonaventura yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata Pastoral (KKNP).

Kegiatan ini bukan hanya menjadi ruang formasi iman, tetapi juga menjadi ajang pembentukan karakter Kristiani: tangguh dalam iman, solider dalam kasih, dan misioner dalam tindakan.

Seluruh rangkaian dirancang dengan pendekatan yang menyentuh dimensi intelektual, emosional, dan spiritual:

• Experiential learning
• Refleksi pribadi dan kelompok
• Sharing iman
• Permainan dan outbound
• Liturgi dan devosi
• Workshop Kitab Suci

Dalam suasana yang hangat dan penuh keterbukaan, para remaja tidak hanya diajak belajar tetapi mengalami sendiri nilai-nilai yang membentuk mereka sebagai murid Kristus.

Terang Iman yang Dijelaskan dan Diteguhkan

Kehadiran RD. Daniel Manik, Pastor Paroki SPM Kabanjahe, memberi warna tersendiri dalam Bible Camp ini.

Selama dua hari pertama, beliau memimpin sesi utama yang menggali secara mendalam makna dari tema kegiatan: bagaimana menjadi terang di tengah dunia yang kerap gelap oleh egoisme, kekerasan, dan keputusasaan.

Penyampaian beliau yang reflektif dan membumi membantu peserta merenungkan iman dalam konteks keseharian mereka sebagai remaja.

Sementara itu, sesi penutup pada hari ketiga dibawakan oleh Suster Marciana SFD selaku Koordinator Umum kegiatan.

Suster Marciana SFD mengangkat tema tentang “Buah-Buah Roh” — kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemahlembutan, penguasaan diri, dan kesetiaan — sebagai dasar pertumbuhan karakter Injili dalam diri para remaja.

Peran mahasiswa KKNP menjadi vital dalam kegiatan ini. Mereka tidak hanya menjadi panitia, tetapi juga fasilitator dalam sesi ice breaking, outbound, dan pembinaan petugas liturgi.

Interaksi yang terjalin antara mahasiswa dan peserta menciptakan hubungan pastoral yang saling membangun. Para mahasiswa belajar dari dinamika remaja, sementara AREKA mendapatkan inspirasi pelayanan dari kakak-kakak pembina yang hadir dengan penuh semangat.

Terang Itu Kini Menyala

Satu per satu momen spiritual di malam hari — doa Rosario yang hening, api unggun yang membara hangat, hingga pentas seni yang mengalir dari hati — menjadi tempat di mana terang Kristus dinyalakan dalam jiwa anak-anak ini. Mereka menyadari bahwa iman bukan sekadar pengetahuan, tetapi pengalaman akan kasih Tuhan yang hidup dalam kebersamaan dan komunitas.

Melalui kegiatan ini, tiga nilai penting ditekankan dan dialami secara nyata:

• Pertumbuhan iman sebagai proses yang dialami bersama, bukan sekadar teori.
• Kasih sebagai dasar relasi dan kerja sama lintas generasi.
• Kesaksian hidup sebagai misi yang diemban dalam kehidupan sehari-hari.

Gereja yang Muda, Gereja yang Bergerak

Bible Camp ini mencerminkan wajah Gereja yang hidup: Gereja yang hadir bersama dan untuk generasi muda, bukan dengan instruksi satu arah, tetapi dengan perjumpaan dan pendampingan. Dari tawa yang pecah saat permainan, hingga air mata haru saat refleksi malam, semuanya menjadi bagian dari medan pewartaan Injil.

Di sinilah terang Kristus menyala — dalam keheningan doa, dalam dinamika kelompok, dan dalam hati remaja yang siap menjadi saksi kasih Tuhan di tengah dunia. (*)

Kontributor: Nasrita Limbong, mahasiswa STP Bonaventura Keuskupan Agung Medan