Peziarahan Porta Sancta di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran

Refleksi Kerendahan Hati

Bantul, Katolikana.com – Porta Sancta, atau Pintu Suci, bagi umat Katolik, merupakan simbol pintu pertobatan.

Peziarahan Porta Sancta sebaga perjalanan iman untuk memohon pengampunan, pertobatan  dan memohon rahmat kerahiman Tuhan.

Ziarah melalui Porta Sancta memerlukan kerendahan hati dan menjadi percik kecil refleksi.

Sikap kerendahan hati telah diteladankan Yesus Sang Guru.  Teladan membasuh kaki para murid, naik keledai dan dielu-elukan dengan menggunakan daun palma saat masuk gerbang Yerusalem.

Tangan menyembah, ujung jari meruncing ke atas simbol sikap menyembah Sang Pencipta (Foto Ist.)

Simbol Kerendahan Hati
Memasuki area Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,  peziarah diajak berjalan di depan bangunan gereja yang berbentuk joglo. Atap bangunan gereja mengingatkan bentuk gunung, tempat para Dewa bersemadi.

Gereja mengingatkan sebagai tempat doa dan tempat menyembah.

Bagi peziarah,  gereja  dengan air suci – yang diletakkan di dekat pintu gereja – dan tabernakel, mengingatkan Sakramen Babtis dan Sang Maha Kudus – Sakramen Ekaristi- yang bersemayam di tabernakel.

Membuat tanda salib,  melakukan penghormatan pada Sang Maha Kudus menjadi ritus yang dijalani banyak peziarah.

Selain itu para peziarah dengan kerendahan hati, menyembah Hati Kudus Tuhan Yesus di Gereja maupun di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus dengan sikap kedua belah tangan dikatubkan dan diletakkan di depan wajah (depan hidung) dan menghaturkan sembah.

Tuhan Yesus dipersonifikasikan dalam patung mengenakan busana dan mahkota Jawa. Yesus Sang Raja. Umat dengan kerendahan hati menghaturkan sembah. Umat menjadi abdi, hamba yang merendahkan diri di hadapan Yesus Kristus Sang Raja.

Seperti ungkapan sebagian  lirik lagu “Hati Sebagai Hamba”
“Inilah yang ku punya
Hati sbagai hamba
Yang mau taat dan setia
PadaMu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai slamanya”

Simbol kerendahan hati daun sawo kecik. Penampang atas hijau tua, penampang bawah abu-abu keperakan. “Tidak ingin menonjolkan diri,” rendah hati. (Foto Ist.)

Daun Pohon Sawo Kecik
Dalam konteks budaya Jawa di kompleks Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terdapat pohon sawo kecik yang tumbuh diantara berbagai pohon peneduh.

Pohon sawo kecik dalam budaya Jawa diyakini menjadi simbol harapan hidup “sarwo becik” atau berharap serba hidup baik.

Kerendahan hati disimbolkan pada bagian daun  pohon sawo kecik.

Penampang daun  pohon sawo kecik bagian  atas berwarna hijau tua. Penampang daun bawah berwarna abu-abu keperakan. Simbol ini melambangkan kerendahan hati, bahwa kebaikan yang dilakukan tidak untuk dipertontonkan.

(Sikap ini dalam tata sikap orang  Jawa juga di tampakkan ketika berdiri ngapurancang andhap yaitu berdiri dengan telapak tangan kiri menutup telapak tangan kanan didepan perut. Simbolik ini memiliki makna  “Pintere den alingi bodhone dinokok ngayun”. Artinya kepandaiannya ditutupi, menampakkan kerendahan hati, bersikap seperti orang yang tidak pandai).

Ziarah dan Mengenal Budaya

Melaui peziarahan Porta Sancta selain semakin menghayati dan meneguhkan iman, umat  bisa menimba makna budaya dari tempat ziarah yang dikunjungi dan merefleksikan sebagai pijar kecil yang bermakna.

Termasuk di antaranya di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Katekis di Paroki Kleco, Surakarta

Gereja GanjuranPorta Sancta
Comments (0)
Add Comment