Intan Jaya, Katolikana.com– Suasana penuh khidmat dan sukacita mewarnai Misa Minggu Biasa XVII di Paroki St. Misael Bilogai, Sugapa, Dekenat Teluk Moni, Keuskupan Timika, Minggu (27/7/2025).
Ratusan umat dari Wilayah I memenuhi gereja untuk mengikuti perayaan istimewa yang menyatukan empat perayaan dalam satu misa: pentabisan akolit, penerimaan Sakramen Baptis, penerimaan Komuni Pertama, serta pelantikan pengurus Komunitas Basis (KOMBAS) dan Badan Pengurus Gereja Setempat (BPGS).
Seusai misa, umat melanjutkan kebersamaan dengan ramah tamah dan makan bersama di halaman gereja.
Doa dan Harapan di Tengah Konflik
Dalam homilinya, Pastor Yanuarius Yogi, Pr mengajak umat untuk terus berdoa dan mengucap syukur dalam segala situasi, termasuk dalam realitas konflik bersenjata yang masih membayangi wilayah Intan Jaya.
“Kita ada di daerah konflik bersenjata antara TPNPB dan TNI, POLRI maka yang akan menerima sakramen baptis mulai sejak dini membina anak-anak dengan baik melalui pendidikan moral maupun pembinaan lain yang bisa membawa anak-anak ke arah yang baik,” ujar Pastor Yanuarius Yogi, Pr.
Yanuarius Yogi, Pr mengungkapkan kita semua diajak dan dituntut untuk selalu dekat dengan Tuhan Allah melalui berkomunikasi langsung secara pribadi-pribadi untuk dapat perlindungan langsung lagi pula untuk perdamaian konflik di tanah ini.
Harapan, keinginan, cita-cita kita belum dikabulkan doanya, itu bukan sebuah ujian supaya kita menjauh dari komunitas basis atau pelayanan di gereja.
Keteladan serta kepercayaan iman kita itu diuji melalui kesabaran untuk terus memohon belas kasihan dari Yesus Kristus untuk campur tangan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, kita percaya Yesus maka doa kita di kabulkan-Nya.
“Kita harus mendidik anak-anak sejak dini dengan nilai moral dan iman yang kokoh. Jangan biarkan situasi sulit membuat kita menjauh dari komunitas dan pelayanan gereja. Doa kita adalah jalan memohon bela skasihan Yesus Kristus agar campur tangan-Nya membawa perdamaian bagi tanah ini,” tegas Pastor Yance, sapaan akrabnya.
Pentabisan Akolit dan Pesan untuk Komuni Pertama
Pada kesempatan itu, Pastor Yance juga menahbiskan dua akolit baru, Paulus Sani dan Maria Belau, yang akan melayani di Paroki Bilogai. Kepada para penerima Komuni Pertama, ia menekankan pentingnya kesetiaan dalam hidup menggereja.
“Tubuh dan Darah Kristus yang kamu terima adalah tanda kehadiran Yesus yang nyata. Jangan menjauh dari gereja. Mari terlibat dalam pelayanan, khususnya anak-anak yang bisa mulai dengan menjadi misdinar,” ujarnya.
Katakis Sebagai Pagar Umat
Pastor Yance juga melantik pengurus BPGS dan Ketua KOMBAS dari empat stasi di Wilayah I. Ia menegaskan agar para pengurus menjadi pagar iman yang menjaga umat, khususnya dalam situasi konflik.
“Tinggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang merugikan. Jika ada yang masih terlibat judi atau perilaku tidak pantas, laporkan agar dibina. Kalian ditugaskan bukan sekadar mengurus gereja, tetapi melindungi umat dari bahaya dan meneguhkan iman mereka,” pesannya.
Seruan Damai untuk Semua Pihak
Dengan nada tegas namun penuh kepedulian, Pastor Yance menyampaikan seruan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata, baik TPNPB-OPM maupun TNI dan Polri.
“Jangan mengorbankan warga sipil, baik orang asli Papua maupun pendatang. Kita harus mencari jalan damai, bukan saling melukai. Dialog adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri rentetan konflik ini,” ujarnya.
Kebersamaan di Tengah Tantangan
Acara ditutup dengan ramah tamah di halaman gereja, di mana umat dari empat stasi berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempererat persaudaraan.
Meski hidup di tanah konflik, umat Paroki St. Misael Bilogai tetap berpegang teguh pada harapan akan damai sejahtera, dengan iman dan pelayanan sebagai pijakan. (*)
Kontributor Katolikana.com di Paniai, Papua. Lahir di Ibumaida, Paniai, tahun 1989. Penulis bekerja di Komisi Keadilan dan Perdamaian Keutuhan Ciptaan Paroki Kristus Sang Gembala (KSG) Wedaumamo, Keuskupan Timika. Ia juga aktif di organisasi Pemuda Katolik Komisariat Cabang di Kabupaten Paniai.