Yasukmabar Mulai Tahun Ajaran Baru dengan Misa dan Rekoleksi Guru
Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu, Pr: HP bisa menghantar orang ke surga, tapi juga bisa menghantar orang ke neraka.

Labuan Bajo, Katolikana.com — Yayasan Sukma Manggarai Barat (Yasukmabar) Keuskupan Labuan Bajo mengawali tahun ajaran baru dengan sebuah perayaan istimewa: Misa Pembukaan Tahun Ajaran Baru, yang digelar di Gereja Santo Petrus Sernaru, Sabtu (26/07/2025).

Misa ini dihadiri para kepala sekolah, guru, serta ratusan siswa-siswi dari tiga sekolah di bawah naungan Yasukmabar: SMKS Stella Maris Labuan Bajo, SMPK Santo Ignatius Loyola, dan SDK Wae Medu.

Perayaan dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu, Pr, dan didahului oleh kegiatan rekoleksi rohani khusus bagi para guru.

Tradisi Membangun Kebersamaan

Ketua Yayasan Sukma Manggarai Barat, Romo Yohanes Fakundo Selman (Romo Ivan), menegaskan bahwa misa pembukaan tahun ajaran baru telah menjadi tradisi tahunan Yasukmabar.

“Tujuan misa ini adalah memohon berkat dan bimbingan dari Tuhan agar seluruh kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar. Sekaligus membangun kebersamaan, mempererat hubungan antaranggota sekolah, serta memperkuat landasan spiritual bagi guru dan peserta didik,” ujar Romo Ivan.

Dunia Pendidikan, Dunia Melihat dan Mendengar

Dalam homilinya, Romo Richard menggarisbawahi pesan Injil hari itu yang berbicara tentang mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.

“Yesus berkata: berbahagialah kalian yang melihat apa yang orang lain tidak lihat, mendengar apa yang orang lain tidak dengar. Dunia pendidikan adalah dunia melihat, mendengar, dan bertanya,” katanya.

Ia menekankan bahwa sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk merenung, mendengarkan suara hati, serta belajar menjadi pribadi yang berani mengambil peran.

“Paus Fransiskus sering mengingatkan, jangan hanya jadi penonton dalam hidup ini. Jadilah pemain utama. Dengarkan Tuhan dengan hati, gunakan waktu untuk merenung, karena di situlah kita berjalan bersama-Nya,” tegas Romo Richard.

Tantangan Teknologi dan Tugas Guru

Romo Richard juga mengingatkan tentang tantangan besar media sosial dan teknologi digital yang sering kali disalahgunakan.

“HP bisa menghantar orang ke surga, tapi juga bisa menghantar orang ke neraka. Tantangan kita adalah menggunakan teknologi secara tepat—memilih aplikasi yang mendukung pendidikan, bukan merusaknya,” ujarnya.

Kepada para guru, ia menekankan pentingnya melihat profesi guru bukan sekadar sebagai proyek dengan target jangka pendek, melainkan sebagai panggilan yang berkelanjutan.

“Guru dipanggil untuk menjadi murid Kristus yang setia mendengarkan Tuhan, menjadi wajah-Nya, hati-Nya, dan berjalan bersama anak-anak menuju masa depan mereka,” kata Romo Richard.

Sinodalitas dan Solidaritas

Romo Richard juga menegaskan semangat sinodalitas: berjalan bersama tanpa meninggalkan siapa pun.

“Dalam sinodalitas, tidak boleh ada yang tertinggal. Kita dituntut menjaga soliditas, kekompakan, serta menghadirkan Gereja yang selalu solider dan berbela rasa, terutama bagi yang paling lemah,” tandasnya.

Semangat Baru, Harapan Baru

Melalui misa pembukaan ini, seluruh komunitas pendidikan Yasukmabar diharapkan memulai tahun ajaran baru dengan semangat, motivasi, dan tekad yang diperbarui.

Momen ini bukan hanya untuk memohon berkat, tetapi juga untuk mempererat relasi antar siswa, guru, dan seluruh komponen sekolah, serta memperteguh panggilan mereka dalam karya pendidikan Katolik di Manggarai Barat.  (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.

YasukmabarYayasan Sukma Manggarai Barat
Comments (0)
Add Comment