Orientasi dan Penguatan Kader JPIC Keuskupan Labuan Bajo
Membangun Gereja yang Sinodal, Solid, dan Solider

Labuan Bajo, Katolikana.com—Sebagai langkah awal menguatkan gerakan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (JPIC), Paroki-paroki se-Keuskupan Labuan Bajo menggelar kegiatan Orientasi dan Penguatan Kader JPIC pada Jumat–Sabtu, 1–2 Agustus 2025 di Rumah SVD Ketentang.

Kegiatan ini menghadirkan Ketua dan Wakil Seksi JPIC dari setiap paroki, bertujuan mempererat kolaborasi sekaligus meneguhkan visi Gereja yang sinodal, solid, dan solider.

Meneguhkan Visi Sinodalitas

Dalam sesi pembukaan, RD. Fransiskus Nala K. Udu, Ketua JPIC Keuskupan Labuan Bajo, menegaskan arah pastoral keuskupan yang baru dibentuk.

“Visi utama kita adalah membangun Gereja yang sinodal, solid, dan solider. Nilai-nilai JPIC harus diwujudkan dengan mata yang peka, hati yang terbuka, dan tangan yang siap beramal kasih,” ujarnya.

Ia menggarisbawahi dasar biblis-teologis JPIC, merujuk pada Kitab Kejadian 1 yang menegaskan bahwa seluruh ciptaan merupakan karya kasih Allah. RD. Fransiskus juga mengutip ajaran Bapa Gereja, Santo Irenius, yang menyatakan bahwa Allah sendiri menuntun ciptaan menuju kesempurnaan dalam diri-Nya.

Memperjuangkan Martabat Korban Kekerasan

Materi berikutnya disampaikan oleh Sr. Frederika, SSpS, Ketua Komisi Gender Keuskupan Labuan Bajo. Ia menekankan pentingnya pendampingan korban kekerasan, terutama dalam konteks perdagangan orang (TPPO).

“Kita harus memperluas lingkaran upaya pemberantasan TPPO. Edukasi tentang migrasi aman, terutama bagi perempuan dan penyintas, mutlak dilakukan,” katanya.

Sr. Frederika menguraikan langkah penanganan mulai dari identifikasi kasus, proses hukum, hingga pemberdayaan korban agar kembali bangkit sebagai pribadi yang mandiri.

Advokasi Sosial-Yuridis untuk Warga Lokal

Romo Silvianus M. Mongko menambahkan perspektif advokasi hukum dan sosial. Ia mengajak peserta agar aktif memahami hak-hak warga lokal, terutama di tengah dinamika pembangunan.
“Kesadaran hukum harus ditumbuhkan lewat diskusi bersama dan penggalian norma sosial. Kolaborasi antara pastoral JPIC dan lembaga hukum adalah kunci menyelesaikan permasalahan sosial-yuridis,” tegasnya.

Skema Pastoral JPIC di Paroki

Sesi terakhir diisi oleh Romo Marten Jenarut yang menjelaskan ruang lingkup program Seksi JPIC-MP di paroki. Ia menekankan pentingnya mekanisme rujukan dan pengaduan, serta kriteria pelayanan pastoral yang jelas.

“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan sinergi seluruh pelayan pastoral. Kita harus memastikan keadilan dan perdamaian bukan hanya slogan, tetapi nyata di tengah umat,” jelasnya.

Tekad Bersama Menghidupi JPIC

Kegiatan dua hari ini ditutup dengan tekad bersama para kader JPIC untuk menghidupkan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan di paroki masing-masing. Semangat baru ini diharapkan memperkuat solidaritas dan menghadirkan wajah Gereja yang benar-benar berpihak pada martabat manusia dan kelestarian ciptaan.

Dengan orientasi ini, JPIC Keuskupan Labuan Bajo meneguhkan langkahnya: bukan sekadar struktur, melainkan gerakan iman yang hidup, menjawab tantangan zaman dengan kasih, keadilan, dan keberanian. (*)

Penulis adalah kontributor Katolikana.com di Labuan Bajo.

JPICKeuskupan Labuan Bajo
Comments (0)
Add Comment