Palembang, Katolikana.com – Kegiatan Implementasi Kampung Moderasi Beragama di Kelurahan 20 Ilir Satu, Palembang, bertujuan untuk memperkuat kerukunan antarumat beragama.
Acara ini dihadiri oleh puluhan perwakilan dari berbagai agama, seperti Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan Katolik. Kegiatan ini berlangsung di Balai Kelurahan Dua Puluh Ilir Satu Palembang.
Dalam kegiatan implementasi kampung moderasi beragama perwakilan dari umat Katolik terdiri dari anggota Wanita Katolik RI, anggota DPP Santo Yoseph Palembang dan dua orang Suster FCh.
Kegiatan dibuka oleh Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama, Drs. H. Abu Bakar, Msi.
Program Strategis Kementerian Agama
Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis Kementerian Agama Kota Palembang.
Menurut Sekretaris Pokja KMB, H. Kiagus Ahmad Ridwan, program ini telah berjalan sejak tahun 2023 dengan pembentukan kampung moderasi, lalu dilanjutkan dengan penguatan pada tahun 2024, dan kini memasuki tahap implementasi pada tahun 2025.
Kelurahan 20 Ilir dan Sukarami terpilih sebagai lokasi implementasi tahun ini.
Tujuan dan Dasar Hukum
Kasubbag TU Kantor Kementerian Agama, Drs. H. Abu Bakar, M.Si., menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mempererat persatuan, meningkatkan toleransi, serta menjaga kedamaian antarumat beragama di seluruh Indonesia.
Dasar hukumnya sangat kuat, antara lain: Pancasila, khususnya Sila Pertama. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2022. Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 2024.
Peraturan Bersama No. 9 dan No. 8 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah. Instruksi Dirjen Dimas Islam No. 137 Tahun 2023 tentang Pedoman Pembentukan Kampung Moderasi Beragama.
Komitmen Bersama dan Peran Tokoh Agama
Dalam acara tersebut, para tokoh lintas agama membacakan Komitmen Bersama untuk mengimplementasikan moderasi beragama, toleransi, keadilan, anti-kekerasan, dan nilai-nilai budaya lokal.
Drs. H. Imron Rosidi, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), memberikan materi tentang peran tokoh agama dalam menciptakan kerukunan.
Imron menekankan pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air, menjaga keutuhan NKRI, dan berpartisipasi aktif dalam menjaga persatuan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing berita hoaks yang dapat memecah belah bangsa, terutama di era media sosial saat ini.
Di akhir sambutannya, Drs. H. Abu Bakar mengapresiasi kolaborasi antara Kementerian Agama, Kecamatan Ilir Timur Satu, dan Kelurahan 20 Ilir Satu. Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat.
Menurut Ketua Forum Pembauran Kebangsaan, Drs. Said Marhadan, penanaman nilai-nilai kebangsaan dan penjagaan NKRI sangatlah penting.
Ia berharap masyarakat semakin sadar akan nilai-nilai ini, sehingga persatuan dan kesatuan dapat terwujud, serta NKRI tetap kokoh menghadapi berbagai tantangan.
Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan yaitu :
- Pendidikan: Nilai-nilai kebangsaan dapat diajarkan melalui jalur pendidikan formal (sekolah) maupun non-formal (pelatihan dan diskusi warga).
- Kampanye media: Menggunakan berbagai media seperti poster, video, dan influencer untuk menyebarkan pesan kebangsaan.
- Kegiatan kebangsaan: Mengadakan acara seperti upacara, lomba, seminar, dan peringatan hari besar nasional untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
- Kolaborasi: Menjalin kerja sama antara pemerintah, masyarakat, serta tokoh agama dan budaya dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan.(*)
Setelah purna bakti guru di SD Xaverius 2 Palembang saat ini sebagai pendidik di SMA Xaverius 2 Palembang dan SMP Kusuma Bangsa. Sekretaris DPP Santo Yoseph Palembang Palembang, jurnalis di media lokal dan nasional dan aktif di beberapa organisas.