Tanah Jawa, Katolikana.com – Aula Paroki Kristus Raja Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (9/8/2025) sore, dipenuhi suasana penuh semangat. Sebanyak 68 putra-putri altar dari berbagai stasi berkumpul dalam Pelatihan Misdinar yang diinisiasi Jaringan Pelayanan Altar (JALA PAKRA).
Kegiatan ini menghadirkan Frater Advent Pinem sebagai pembicara utama, yang membagikan wawasan, pengalaman, dan dorongan rohani bagi para pelayan altar.
Acara dibuka pukul 15.00 WIB dengan doa, dilanjutkan sambutan hangat dan pemaparan tujuan kegiatan. Antusiasme peserta tampak dari awal hingga akhir sesi.
Menghayati Panggilan Pelayanan Altar
Dalam materi bertema “Kesadaran akan Peran Misdinar dalam Perayaan Ekaristi”, Frater Advent mengingatkan bahwa menjadi misdinar bukan sekadar berdiri di samping imam. Dibutuhkan sikap hormat, pengetahuan liturgi, dan kesiapan hati.
Ia menelusuri sejarah pelayanan altar sejak Abad Pertengahan, ketika tugas ini dipegang calon imam atau biarawan untuk membantu Misa berbahasa Latin. Seiring waktu, anak-anak dan remaja juga diikutsertakan, bahkan sejak Konsili Vatikan II, banyak keuskupan membuka kesempatan bagi anak perempuan menjadi misdinar.
Meski bentuknya berkembang, makna pelayanannya tetap sama: menjaga kekhidmatan liturgi, membantu imam, dan memperdalam iman. Frater Advent menegaskan bahwa tugas misdinar adalah panggilan, bukan sekadar tugas teknis.
Kisah St. Tarsisius, pelindung misdinar sedunia, turut diangkat sebagai teladan kesetiaan pada Ekaristi, bahkan hingga rela mengorbankan nyawa.
Komitmen yang Menghidupi Panggilan
Frater Advent memaparkan syarat menjadi misdinar, mulai dari sudah dibaptis dan menerima Komuni Pertama, minimal duduk di kelas 4 SD, sehat jasmani-rohani, hingga bersedia melayani di seluruh gereja wilayah paroki.
“Setiap kali mengenakan jubah, misdinar memegang janji untuk melayani dengan hati dan tanpa pamrih,” tegasnya.
Ia juga memaparkan tujuh alasan pentingnya peran misdinar: mendukung imam, menjaga kekhidmatan liturgi, menjadi teladan bagi umat, melatih disiplin dan tanggung jawab, memperdalam relasi dengan Tuhan, menanggapi panggilan melayani, dan membangun persaudaraan dalam Gereja.
Suara dari Para Misdinar
Sesi berbagi pengalaman menjadi momen yang menginspirasi. Agnes Sinaga dari Stasi Rintis V mengatakan, “Saya menjadi misdinar karena merasa Tuhan yang memanggil saya.” Peserta lain mengungkapkan motivasi serupa, meski tak menutup mata pada tantangan seperti rasa bosan atau sulit membagi waktu.
Frater Advent menegaskan, setia di altar berarti setia pada Kristus yang dilayani.
Inspirasi dan Pembelajaran Liturgi
Peserta juga menyaksikan film Mukjizat Ekaristi yang menggambarkan tanda-tanda nyata kehadiran Tuhan dalam Sakramen Mahakudus. Film ini mengajak mereka menyadari bahwa altar adalah pusat misteri iman.
Sesi terakhir diisi pengenalan perlengkapan liturgi — mulai dari Piala, Patena, Palla, Korporale, hingga Lavabo — beserta fungsi dan tata letaknya. Latihan langsung dilakukan agar rasa hormat pada benda-benda suci semakin tertanam.
Pulang dengan Semangat Baru
Pelatihan JALA PAKRA ini menjadi momen pembaruan panggilan. Para misdinar kembali ke stasi masing-masing dengan pengetahuan, keterampilan, dan semangat melayani yang diperbarui.
Terinspirasi teladan St. Tarsisius dan pesan Paus Fransiskus bahwa “pelayanan sejati selalu membawa sukacita”, para misdinar Paroki Kristus Raja Tanah Jawa diutus untuk melayani altar dengan kesetiaan, keberanian, dan cinta yang tulus — baik di Gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari. (*)
Kontributor: Febriola Sitinjak, mahasiswa STP St. Bonaventura, KAM
Katolikana.com adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.